PEKANBARU – Roda nasib tak pernah ada yang tahu. Seperti yang dialami Slamet, mantan sopir bus yang kini sudah menjadi “Raja Cireng Frozen Food” di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Slamet membuat cireng dengan merek Mbah Bejo itu di rumah produksi, Jalan Melur, Kelurahan Mentangor, Kecamatan Tenayan Raya. Dari rumah ini bisnis cireng Mbah Bejo sukses di dunia frozen food bahkan distribusinya sudah mencakup provinsi tetangga seperti Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar). Cireng Mbah Bejo juga sudah memiliki izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dulu tahun 1992, Slamet hanyalah seorang sopir bus. Namun, perusahaan tempatnya bekerja mulai merosot. Tahun 2000-an setiap karyawan diberikan pilihan untuk mencari nafkah di tempat lain. Tidak menyerah pada keadaan, berbekal hobi memasaknya, Slamet memutuskan untuk berpindah profesi dan terjun ke usaha nasi uduk.

“Teman saya yang lain banyak yang pindah ke tempat lain sebagai sopir. Kalau saya enggak mau, karena ya juga suka masak, nasi uduk jadi pilihan untuk mencari sesuap nasi,” sebut Slamet ke halloriau.com belum lama ini.

Penjualan nasi uduknya kemudian berkembang. Lalu pada tahun 2011, ia memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya dengan mencoba peruntungan dalam pembuatan cireng.

“Mbah Bejo saja jadikan nama merek karena waktu saya masih sopir, mobil stiker bertuliskan Mbah Bejo yang selalu saya bejo,” ceritanya.

Cireng buatannya, yang pada awalnya hanya dijajakan di warung sekitar, menjadi populer dan diminati banyak orang. Melihat prospek yang cerah, Slamet pun berpikir untuk mengembangkan cirengnya menjadi produk frozen food, biar tahan lama.

Usahanya mendapat dukungan dari Bank BRI yang memberikan pinjaman sebesar Rp20 juta dengan rumah sebagai agunan. Seiring usahanya berkembang, Slamet kemudian menambahkan suplai bahan baku, freezer, hingga mesin produksi.

Nasabah BRI Bukit Barisan ini yang mulainya mendapat pinjaman KUR BRI Rp20 juta, terus naik bertahap Rp75 juta dan Rp200 juta sampai sekarang.

Tapi kesuksesan ini tak didapat secara instan. Awal-awal usaha ia juga pernah merasakan cireng buatannya tak laku bahkan diejek. Namun ia tak memasukkan ke dalam hati dan terus berusaha untuk membuktikan bahwa pilihannya berwirausaha sudah tepat.

“Dihina orang pernah. Tapi kita dihina tidak sakit hati, kita kembali ke diri, apa yang kurang apa yang bisa membuat dia begitu. Itu jadi cambuk buat saya lebih bagus ke depannya. Bahkan orang yang dulu pernah meremehkan saya, sekarang dia jadi distributor (Cireng Mbah Bejo) kita,” sebutnya.

Dari awalnya hanya satu rasa original, kini Cireng Mbah Bejo sudah ada sembilan varian. Harga juga bervariasi tergantung isi. Seperti cireng isi 30 tusuk dijual Rp13 ribu sebungkus, sedangkan isi 28 tusuk Rp12 ribu.

Bantu Tingkatkan Perekonomian IRT

Setelah hampir 13 tahun berkiprah, cireng Mbah Bejo sudah ada sekitar 40 karyawan, mulai dari produksi, packing, hingga distribusi. Sebagian besar karyawan merupakan ibu-ibu rumah tangga.

“Karyawan saya kebanyakan ibu-ibu hampir 60 persennya. Pertimbangan saya, seperti mereka yang janda dan sudah berumur kalau untuk mencari tempat kerja baru di kota tentu sulit, toko mana yang mau menerima. Pasti dipilih yang muda-muda. Bagi saya yang penting dia mau bekerja, ulet, dan jujur,” sebutnya.

Selain itu cireng Mbah Bejo juga membuka peluang ibu-ibu rumah tangga yang lain untuk memulai usaha kecil-kecilan seperti jajanan anak-anak. Dengan begitu secara tidak langsung juga berdampak dengan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Slamet berterima kasih atas dukungan Bank BRI selama ini. Baginya UMKM memang perlu didampingi untuk bisa terus maju dan berkembang.

“Kami berharap BRI terus maju dan lebih banyak lagi membantu UMKM yang ada di Pekanbaru,” ujarnya.

BRI Komit Dukung UMKM Pekanbaru

Sementara itu, Pimpinan BRI KC Pekanbaru Lancang Kuning, I Wayan Mestera menyebut, usaha frozen food cireng Mbah Bejo yang dirintis Slamet dengan merek Mbah Bejo selama pembiayaan yang diberikan berjalan sangat baik.

BRI turut senang cireng Mbah Bejo yang lokal kini sudah merambah hingga ke Provinsi Sumbar dan Sumut. Pihaknya juga siap memberikan kredit yang lebih besar agar usaha ini dapat terus dikembangkan.

“Tak kalah penting juga, nasabah harus menjaga track record usahanya yang baik. Untuk kerja sama dengan perbankan, khususnya BRI dalam jangka waktu yang lama. Apalagi kalau KUR selesai, nasabah juga berpeluang mendapatkan Kupedes BRI, pembiayaan yang bisa diberikan sampai Rp500 juta,” ujarnya.

Penulis: Riki Ariyanto

Editor: Riki

BERITA LAINNYA
BRK Syariah Silaturahmi dan Beri Bimbingan untuk Nasabah JCH Hasil Survei Pilgubri 2024: Ustaz Abdul Somad 'Singkirkan' Para Kandidat Hingga Petahana Hadiri Pengukuhan DPP Orahua Nias Nusantara Periode 2023-2027, Ini Harapan Pj Gubri		KONI Riau Optimis Venue PON XII 2024 di Aceh-Sumut Siap Tepat Waktu BI Launching Riau Sharia Week 2024: Perkuat Ekonomi Syariah dengan Sinergi Bupati Pelalawan Dorong Keberadaan NU di Tengah-tengah Masyarakat