www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Makin Silau Nih, Harga Emas Antam 1 Gram di Pekanbaru Naik Tipis Jadi Rp1.347.000
 
Di Jepang, Uang Hilang Rp1000 Pun akan Kembali, Ternyata Ini Penyebabnya...
Sabtu, 25 Januari 2020 - 10:20:26 WIB

TOKYO - Salah satu hal yang terkenal di Jepang adalah kalau barang ketinggalan, pasti akan kembali lagi. Ya, orang Jepang memang 'hobi' melakukan itu.

Norma budaya dan petugas kepolisian membuat barang-barang turis yang ketinggalan di Jepang bukan masalah besar. Ini juga yang membuat turis begitu nyaman dan aman saat liburan ke Negeri Sakura.

Dilansir dari BBC News, Jumat (24/1/2020) pada tahun 2018 kemarin, lebih dari 545.000 kartu identitas dikembalikan kepada pemiliknya oleh Polisi Metropolitan Tokyo. Presentasinya, 73% dari jumlah total kartu yang hilang.

Lalu ada 130.000 ponsel (83%) dan 240.000 dompet (65%) yang ditemukan. Barang-barang tersebut seringkali dikembalikan pada hari yang sama.

Tokyo merupakan kota metropolitan yang besar dengan 14 juta penduduk. Namun jika ada barang yang ketinggalan, pasti kembali ke pemiliknya lewat pos-pos polisi di sana.

Norma budaya dan petugas kepolisian, itulah kuncinya. Bicara soal petugas kepolisian, tahukah kamu kalau Jepang punya banyak pos polisi di tiap kotanya.

Ambil contoh di Tokyo, ada 97 per 100 kilometer persegi. Angka itu berkali-kali lipat dibandingkan dengan 11 kantor polisi per 100 kilometer persegi di London, Inggris. Untuk pos polisi di Jepang yang kecil ukurannya dan ada di mana-mana, disebut Koban.

Para polisi di Jepang pun begitu ramah. Tugas mereka biasanya dua hal, memarahi remaja yang nakal dan membantu orang tua menyeberang jalan. Satu lagi, menjadi tempat dikembalikannya barang-barang yang ketinggalan.

Usut punya usut, anak-anak kecil di Jepang sudah dikenalkan kepada polisi. Mereka diajarkan bagaimana menjadi orang baik, termasuk soal mengembalikan barang orang lain yang ketinggalan.

"Menyerahkan barang yang hilang atau ketinggalan adalah sesuatu yang diajarkan pada usia muda," ujar Masahiro Tamura, seorang pengacara dan profesor hukum di Universitas Kyoto Sangyo.

Tamura menjelaskan, anak-anak kecil di Jepang diajarkan sedini mungkin untuk menyerahkan barang yang ditemui di jalan kepada polisi. Bahkan, walau cuma koin 10 Yen (sekitar seribuan rupiah)!

"Jika seorang anak mengembalikan koin ini ke pos polisi, petugas akan memperlakukannya secara resmi sebagai barang yang hilang. Laporan dibuat, dan koin itu diambil oleh polisi," terang Tamura.

"Tapi tentu, sedikit sekali ada orang yang mengaku kehilangan uang 10 Yen ke pos polisi. Nah, uang itu akan diberikan polisi kepada ke si anak yang menemukan dan menyerahkannya sebagai hadiah. Jadi mereka tahu, hadiah adalah yang diberikan dari polisi bukan barang yang ditemui di jalanan," tambahnya.

Makanya, sedari kecil anak-anak di Jepang sudah tahu mana barang yang dimilikinya dan mana yang bukan. Kalau menemukan seperti dompet, ponsel, atau barang-barang lain yang bukan miliknya di jalanan atau tergeletak di kursi, maka artinya serahkan ke polisi.

Dalam sebuah riset yang membandingkan praktik pengembalian barang di New York dan Tokyo, 88% ponsel yang hilang dikembalikan ke polisi di Tokyo. Sementara, hanya 6% ponsel yang hilang di New York yang dikembalikan.

Penelitian itu juga menunjukkan, sebanyak 80% dompet yang hilang di Tokyo juga dikembalikan. Sementara di New York, angkanya hanya 10%. 

Soal norma budaya, tahukah kamu orang-orang Jepang punya filosofi hidup yang bernama 'hito no me' yang artinya mata masyarakat. Sehingga, orang-orang Jepang takut akan berbuat jahat ya salah satunya mengambil barang orang lain yang tertinggal.

"Tanpa kehadiran polisi, pencurian tidak akan terjadi karena adanya hito no me," jelas Tamura, dilansir detik.

Masyarakat Jepang yang juga menganut kepercayaan Shinto, mempercayai bahwa segala benda mati memiliki roh. Alhasil, mereka tidak berani macam-macam termasuk barang yang bukan miliknya.

Terakhir, orang-orang Jepang pun memiliki harga diri yang tinggi. Mereka tak mau, namanya menjadi jelek karena cuma mengambil barang ketinggalan orang lain.

"Ada keindahan yang ditanamkan dalam diri kita untuk melakukan sesuatu untuk orang lain. Ketika seseorang menyerahkan sesuatu kepada polisi, mereka tidak berusaha mendapatkan sesuatu kembali," tutup Tamura.(*)



Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Ilustrasi harga emas di Pekanbaru naik lagi di akhir pekan (foto/int)Makin Silau Nih, Harga Emas Antam 1 Gram di Pekanbaru Naik Tipis Jadi Rp1.347.000
Normalisasi drainase dilakukan PUPR Pekanbaru (foto/int)Banyak Drainase Alami Pendangkalan dan Tersumbat Sampah, Ini Tindakan PUPR Pekanbaru
Pj Walikota Pekanbaru Muflihun.Pj Wako Pekanbaru Beri Peringatan Agar Jangan Ada Pungli Dalam PPDB
  Ilustrasi proses water bombing titik Karhutla di Riau (foto/int)BMKG: Akhir Pekan Riau Nihil Titik Api
Bupati Siak Alfedri dan Wakil Bupati Siak Husni MerzaAlfedri Kembali Jadi Bakal Calon Bupati Siak, Tetap Berpasangan dengan Husni di Pilkada Siak 2024
Indra Gunawan Eet.Indra Gunawan Eet Disiapkan Maju di Pilkada Bengkalis 2024, Kembali Bertarung dengan Kasmarni
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved