TANDUN - Saat dinas resmi Bupati Rokan Hulu (Rohul) H Sukiman ke Desa Tampung Jaya, Kecamatan Tandun, dirinya berjanji akan memperjuangkan harga Tandan Buah Segar (TBS) serta pengaspalan 600 meter jalan desa.
Hal itu disampaikan Bupati Sukiman, menyikapi adanya beberapa aspirasi masyarakat Tapung Jaya, Selasa (4/7/2020), yang sebagian besar mereka sebagai petani kelapa sawit. Masyarakat berharap, harga jual TBS di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rohul untuk sawit industri disamakan tanpa ada perbedaan dengan sawit warga.
"Warga juga meminta ke saya, agar melanjutkan pembangunan pengaspalan jalan poros desa, dengan estimasi 600 meter sebagai akses pertanian warga dan pendidikan," kata Bupati.
Di kegiatan itu, juga hadir Ketua TP PKK Rohul Hj Peni Herawati, Kadis Kominfo Rohul Drs Yusmar MSi, Kadis DKPP Rohul Barikun SP, Kadiskes Rohul dr Bambang Triono, Kadis DPMPD Rohul Margono SSos MSi, Camat Tandun, Pj Kades Tapung Jaya Imam Wahyudi dan masyarakat.
Dijelaskan Syarif Kadis, Desa Tapung Jaya yang dikenal dengan Desa Satu merupakan Pilar Program Kemitraan dengan perusahaan di lahan perkebunan transmigrasi. Tahun 1997 petani sudah mendapatkan sertifikasi lahan.
Namun di tahun 2012, kata Syarif, masyarakat Tapung Jaya sebagai petani Plasma mengawali krisis karena sawit masyarakat dalam pelaksanaan Replanting, yang tentunya berdampak pada perekonomian warga.
Di tahun 2020 tambah Sukiman, jumlah penduduk Desa Tapung Jaya 2.815 orang, sekitar 85 persen mayoritas sebagai petani, Ia berharap Plasma tersebut mendapat harga TBS sesuai standar harga yang dikeluarkan oleh pemerintah.
"Bertambah sedihnya kami, harga TBS Desa Tapung Jaya masih di bawah harga TBS tempat lainnya. Kami warga tempatan bertetangga dengan PKS Rohul Sawit Industri memberlakukan perbedaan harga dengan warga daerah lainnya yang menjual TBS di PKS, tentu hal ini tidak menguntungkan petani," kata Syarif.
Selain harga TBS ucap Syarif, masyarakat Tapung Jaya juga berharap ke Bupati Sukiman untuk melanjutkan pengaspalan jalan poros desa sekitar 600 meter lagi, karena jalan poros tersebut juga sebagai akses pertanian dan pendidikan.
"Bagaimanapun juga kami berterima kasih kepada Pemkab Rohul yang teleh mengaspal jalan desa sepanjang 1,4 Km dari total panjang jalan 2 K m, sekitar 600 meter lagi belum diaspal, kami harapkan pengaspalan jalan tersebut bisa terealisasi, karena jalan ini menghubungkan sekolah, rumah belajar dan hasil pertanian warga," sebut Syarif.
Sikapi aspirasi warga Tapung Jaya, Bupati Rohul H Sukiman mengatakan terkait pengapalan jalan poros desa, Diakui Bupati Sukiman, memang di tahun 2020 ini sudah direncanakan melanjutkan pengaspalan jalan poros desa ini, namun karena di tengah pandemi COVID-19 seluruh pembangunan ditunda.
"Jalan sudah kita rencanakan, karena adanya pandemi ini menganggu pembangunan ia sudah kita rencanakan, karena sumber anggaran dari Pemerintah Pusat untuk daerah distop, baik DBH dan DAK distop sesuai PMK tanggal 17 April 2020 lalu, sehingga uang yang seyogyanya digunakan untuk melanjutkan pembangunan ditunda," kata Sukiman.
Namun demikian, dikatakan Sukiman akan diupayakan pembangunan infrastruktur jalan poros desa Tapung Jaya pada tahun 2021, dengan menyesuaikan kemampuan keuangan daerah.
Ia berharap ke masyarakat untuk menjaga dan merawat jalan yang sudah dibangun. Ia meminta kepada Pemerintah Desa dan masyarakat untuk membuat portal agar kendaraan yang melebihi tonase yang tinggi tidak bisa melintasi jalan tersebut.
Terkait perbedaan harga TBS masyarakat, Bupati H Sukiman mengaku sudah berkomunikasi dengan Plantation Advisor PKS Rohul Sawit Industri TM Nababan, Bupati meminta kepada PKS untuk menyamakan harga jual TBS tanpa ada perbedaan, sesuai standar harga yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
"Tadi saya sudah berbicara dengan pak TM Nababan, meminta harga jual TBS masyatakat Tapung Jaya disamakan, agar masyarakat kita sejahtera. Jadi kalau tidak terealisasi itu laporkan sama saya, akan saya cek itu kebenarannya," harap Bupati Sukiman.
Sementara itu, Plantation Advisor PKS Rohul Sawit Industri TM Nababan mengatakan, bahwa perbedaan harga jual TBS dengan warga lain karena ada subsidi transport.
"Orang jauh jual di PKS, kita berikan subsidi transport agar bisa memasukkan buahnya sama kita. Jadi kita tidak membeda-bedakan harga orang disini dengan orang lain, kalau orang jauh kita kasih subsidi transport antara Rp 50 ribu san Rp 100 ribu," ucap TM Nababan. (Adv/ Pemkab Rokan Hulu)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)