ROHIL-Pada bulan suci Ramadan tahun 2020 atau 1441 Hijriah merupakan ujian yang berat bagi rakyat Indonesia, khususnya bagi rakyat dengan tingkat pendapatan rendah atau ekonomi lemah.
Dengan situasi yang serba salah ini rakyat dihadapkan pada situasi yang amat memilukan, dengan pelarangan berkegiatan di luar rumah, banyaknya Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK), sepinya pembeli para pedagang kecil, berkurangnya pendapatan para buruh, tidak adanya pekerjaan bagi pekerja harian lepas dan pekerjaan lainnya yang bersamaan dengan itu menjadi hal yang sangat memilukan.
Azuan Helmi, aktivis muda asal Kabupaten Rokan Hilir yang juga merupakan tokoh muda, menyampaikan harapan kepada Pemerintah, agar pemerintah diberi kelapangan dalam bertindak agar segala kebijakan yang dikeluarkan tidak begitu mencekik rakyat kalangan bawah.
"Kami yakin saat ini pemerintah tengan berusaha maksimal dengan seluruh potensi dan tenaga yang ada secara bersama-sama berjuang untuk menangani penyebaran pandemi Covid-19 ini. Kami sebagai rakyat mendoakan agar kiranya pemerintah diberi kesehatan dan kelapangan berpikir agar mengambil kebijakan yang berpihak kepada rakyat yang saat ini tengah berduka, padahal akan menghadapi bulan suci Ramadan," kata Azuan saat memberikan keterangan kepada wartawan.
Katanya lagi, kegelisahan masyarakat akan wabah ini bukan hanya menyerang perekonomiannya dan nyawanya saja tapi seperti hidup dengan penuh serba salah, banyak sekali masyarakat yang duduk di rumah di jalanan sebagai tuna wisma atau di lorong-lorong perkotaan termenung memikirkan nasib di saat-saat mau menghadapi bulan yang suci dan berhari raya.
Pertikaian batin pun tidak lepas dari persoalan ini, mulai dari larangan beribadah di rumah ibadah, dilarang berkerumun, pelarangan tempat-tempat usaha khusus sampai pada pelarangan mudik pun menjadi kegalauan banyak masyarakat. Bagi mereka-mereka yang saat ini tinggal di perkotaan misalnya, dengan kondisi yang saat ini sudah tidak punya pekerjaan, mereka-mereka yang masih sekolah di kota atau mahasiswa yang sedang berkuliah mungkin bingung dengan keadaan ini.
"Misalnya mereka tidak pulang kampung, mereka juga tidak bisa memastikan kelangsungan hidup mereka di kota, karena sudah kehilangan pekerjaan. Ini situasi yang amat sulit," terang Azuan.
Termasuk pada beberapa daerah dalam pembagian bantuan sembako, tentu terjadi gesekan atau dampak sosial di tengah masyarakat. "Bagi masyarakat yang mendapatkan mungkin sedikit terbantu namun bagi mereka yang belum atau tidak mendapatkan bantuan tersebut mungkin akan berkecil hati, itulah tadi mengapa saya katakan ini berat bagi rakyat, dan begitupun bagi pemerintah juga cukup berat karena harus menghadirkan solusinya di tengah keterbatasan," kata Azuan.
"Kita, termasuk saya berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa agar kiranya ini adalah ujian yang Tuhan berikan agar kita dapat menjadi insan yang bersyukur, menjadi muhasabah diri dari segala dosa-dosa masalalu yang pernah kita lakukan, menjadi renungan suci betapa lemahnya kita hanya menghadapi sosok sangat kecil sekali seperti Covid-19 ini. Mudah-mudahan pada akhirnya nanti ada kemuliaan dan kemakmuran bagi kita rakyat Indonesia," tutup Azuan.
Penulis: Andri
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :