Oleh: Khairul Amri*
Sejenak, berhenti saling menyalahkan adalah upaya terbaik bagi proses penyejukan tensi politik bangsa kita hari ini. Pemerintah harus sibuk berupaya menjadi pemimpin yang baik, seperti menciptakan kedamaian bagi seluruh umat beragama, keadilan hukum, meningkatkan ekonomi, menjamin kebebasan berpendapat di muka umum termasuk mendengarkan kegundahan-kegundahan yang di suarakan oleh rakyat di parlemen jalanan.
Sebab Presiden Jokowi bukan hanya presiden 01, tetapi adalah presiden seluruh rakyat Indonesia. Memang tidak mudah membuat kebijakan agar seluruh rakyat Indonesia merasa puas, tetapi pemerintah harus mampu memformulasikan banyak perbedaan dan kepentingan Rakyat Indonesia "bukan hanya bisik-bisik oleh seseorang atau sekelompok orang", yang output-nya diharapkan berupa kebijakan yang bijaksana demi kelangsungan demokrasi sehat yang kita dambakan, inilah tugas berat pemerintah ke depannya.
Begitupun sebaliknya kita sebagai rakyat mari belajar menjadi rakyat yang baik. Sebab, bahkan tidak sedikit manusia yang pintar menjadi awam, karena menjadi awam kita juga harus pintar, sehingga tidak segala urusan di komentari tanpa dasar/pikiran yang jernih, mulai dari agama, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Maka tak heran di sosial media kita saksikan banyak informasi-informasi yang sifatnya hanya membenturkan. Pernyataan dalam politik memang cenderung berlari dengan sangat cepat, bahkan tanpa sadar ternyata telah jauh meninggalkan pikiran.
Hal ini yang mesti kita sadari supaya kita tetap sadar akan pentingnya menjaga persatuan dan tidak selalu bergumam dalam gesekan dan perbedaan menyikapi politik, sehingga kita mampu menjadi pendukung capres dan cawapres yang rasional.
Jangan sampai kita hanya menjadi korban dalam kepentingan politik seseorang atau sekelompok orang. Bagi yang kalah/oposisi jadilah oposisi yang baik, bantu rakyat mengawal pemerintah, lakukan konsolidasi bangun kekuatan sesuai aturan tentunya, lima tahun ke depan naik ke gelanggang kembali, inilah bentuk kedewasaan kita dalam berpolitik.
Kemudian upaya pasangan Prabowo sandi untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah konstitusi adalah langkah paling Arif dan mampu menunjukkan kenegarawanan mereka sehingga harus kita hormati, bagi yang tidak mendukung mereka sebaiknya jangan mencaci. Setelah nya, mari sama-sama kita hormati keputusan apapun nantinya.
Persoalan beda pandangan dan pilihan politik hal itu adalah ruh dari sistem negara kita yang demokrasi dan tidak bisa kita hindari. Yang menjadi hal fundamental adalah bagaimana kita mampu menjalankan sistem demokrasi yang konstitusional sesuai undang-undang.
Bagi kita siapapun yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, jauh lebih penting upaya kita menyelamatkan masa depan bangsa dan anak cucu kita kedepannya. Sebab jika ketegangan seperti ini tidak mampu kita redakan maka tidak tertutup kemungkinan negara kita akan bernasib sama dengan Venezuela yang hari ini kita tahu kondisinya.
Seburuk-buruk kita punya negara jauh lebih buruk jika kita tanpa negara. Sebab tidak ada lagi wadah untuk mengatur kehidupan sosial yang sangat kompleks. Bagaimana pun semangat kita dalam mendukung capres dan cawapres tidak ada dalil untuk kita membenci yang berseberangan. Sebab dengan adanya merekalah kita di katakan demokrasi.
Demokrasi memang bukan sebuah sistem yang sempurna, tetapi tidak ada sistem yang paling baik untuk Indonesia saat selain demokrasi. Tugas kita adalah terus memperbaiki dan mengevaluasi demokrasi kita hari ini, pemilu serentak yang lalu adalah pemilu serentak pertama yang kita lakukan, dan ternyata lebih 500 orang petugas yang meninggal. Dalam pelaksanaan pemilu, efisiensi nyawa manusia jauh lebih penting daripada efisiensi anggaran.
Pemilu serentak baru bisa dilaksanakan dengan baik jika kita sudah mampu melaksanakan E-vote atau memilih dengan elektronik, jika masih menggunakan sistem manual seperti yang lalu maka harus kita pisahkan menjadi dua, pemilu nasional dan pemilu lokal. Jika tidak maka sama saja kita dengan sengaja membunuh banyak jiwa penyelenggara di masa depan. Ini penting kita perhatikan dan evaluasi bersama.
Akhir kata, mari kita jernihkan pikiran, kuatkan persatuan, singkirkan makian, bagaimana pun kita adalah saudara sebangsa, mari bersama membangun Indonesia demi kelangsungan anak cucu kita ke depannya. Jayalah Indonesiaku, Indonesia mu, Indonesia kita. (*)
*)Pemerhati sosial tinggal di Pekanbaru
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :