www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Meski Diguyur Hujan, Pj Gubri Tak Beranjak dari Lokasi Gernas BBI-BBWI
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Soal Puisi 'Doa yang Ditukar', Fadli Zon Klarifikasi
Minggu, 17 Februari 2019 - 11:27:59 WIB

JAKARTA - Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengeluarkan klarifikasi soal puisi "Doa yang Ditukar". Menurut Fadli, puisi tersebut bukan untuk menyerang seseorang bahkan ulama tertentu hingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Fadli mengakui tidak ingin puisinya membuat perpecahan antara suatu golongan.

"Puisi saya, "Doa yang Ditukar", hingga hari ini terus digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan memanipulasi informasi. Saya difitnah sebagai telah menyerang K.H. Maimoen Zubair (Mbah Moen) melalui puisi tersebut. Tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal, mengingat saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair dan keluarganya," tulis Fadli Zon melalui akun Twitter @fadlizon yang ia tulis pada Minggu (17/2).

Dilansir dari cnnindonesia.com, menurut Fadli puisi yang ia buat bukan untuk menimbulkan fitnah mengingat ia sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair. 

"Untuk menghindari agar fitnah tersebut tak dianggap sebagai kenyataan, saya merasa perlu untuk menyampaikan klarifikasi tertulis," ucap Fadli.

Berikut klarifikasi lengkap Fadli Zon soal puisi 'Doa yang Ditukar':

Puisi saya, "Doa yang Ditukar", hingga hari ini terus digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan memanipulasi informasi. Saya difitnah sebagai telah menyerang K.H. Maimoen Zubair melalui puisi tersebut. Tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal, mengingat saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair dan keluarganya.

Untuk menghindari agar fitnah tersebut tak dianggap sebagai kenyataan, saya merasa perlu untuk menyampaikan klarifikasi tertulis sebagai berikut:

1. Saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, baik sebagai ulama, maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. Beberapa kali saya bertemu dengan beliau. Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di Rusaifah.

2. Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di tanah air, saya selalu berpandangan agar penilaian kita terhadap para ulama sebaiknya tidak dipengaruhi oleh penilaian atas preferensi politik mereka. Hormati para ulama sama seperti halnya kita menghormati para guru atau orang tua kita.

3. Justru karena saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, saya tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang. Inilah yang telah mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak rela ada ulama kita dibegal dan dipermalukan semacam itu.

4. Secara bahasa, puisi yang saya tulis tidaklah rumit. Bahasanya sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Hanya ada tiga kata ganti dalam puisi tersebut, yaitu "kau", "kami" dan "-Mu". Tak perlu punya keterampilan bahasa yang tinggi untuk mengetahui siapa "kau", "kami" dan "-Mu" di situ. Apalagi, dalam bait ketiga, saya memberikan atribut yang jelas mengenai siapa "kau" yang dimaksud oleh puisi tersebut.

5. Pemelintiran seolah kata ganti "kau" dalam puisi tersebut ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah. Tuduhan tersebut bukan hanya telah membuat saya tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga K.H. Maimoen Zubair. Kami dipaksa seolah saling berhadapan, padahal di antara kami tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa.

6. Keluarga K.H. Maimoen Zubair, melalui puteranya, K.H. Muhammad Najih Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau menerima klarifikasi saya bahwa kata ganti "kau" memang tidak ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair. Tanpa klarifikasi dari sayapun, beliau sendiri berpandangan jika kata ganti "kau" memang ditujukan kepada orang lain, bukan Mbah Moen. Beliau juga menjelaskan jika aksi massa yang telah menggoreng isu ini bukan berasal dari kalangan santrinya, melainkan digoreng oleh pihak luar. 

7. Sekali lagi saya sampaikan bahwa puisi itu sama sekali tidak pernah ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair. Penjelasan ini sejak dini juga telah saya sampaikan kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat ia tabayun melalui akun media sosialnya. Sudah saya jawab dengan tegas dalam tabayun bahwa kata ganti "kau" pada puisi itu adalah "penguasa", bukan K.H. Maimoen Zubair.

8. Guru-guru saya banyak berasal dari ulama dan kyai NU, termasuk almarhum K.H. Yusuf Hasyim, putra Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy'ari. Saya juga bersahabat karib dengan K.H. Irfan Yusuf dan keluarganya, yang merupakan cucu Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy'ari. Begitu juga halnya dengan putera pendiri NU yang lain. K.H. Hasib Wahab Abdullah, yang merupakan putera K.H. Wahab Hasbullah, adalah sahabat saya sejak puluhan tahun silam. Saya bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU Pagar Nusa. Itu sebabnya saya juga sangat menghormati NU.

9. Itu sebabnya saya tidak pernah mendudukan para ulama dan kyai berdasarkan preferensi politiknya. Politik mudah sekali berubah, sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim seharusnya selalu ajeg. 

10. Dalam waktu dekat Insya Allah saya mungkin akan bersilaturahim ke K.H. Maimoen Zubair. Meskipun puisi saya-sekali lagi-tidak pernah ditujukan untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf karena kontestasi politik yang terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang yang tak bertanggung jawab. (*)
   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Pj Gubri SF Hariyanto beserta istri tak per dari lokasi Gernas BBI-BBWI meski diguyur hujan (foto/Yuni)Meski Diguyur Hujan, Pj Gubri Tak Beranjak dari Lokasi Gernas BBI-BBWI
Maliki kembalikan formulir pendaftaran Balon Bupati Rohil di NasDem-PKB (foto/ist)Siap Bersaing Pilkada Rohil, Maliki Mendaftar Sebagai Balon Bupati Rohil di NasDem-PKB
Bupati Zukri terima penghargaan Terbaik I Pembangunan Daerah Provinsi Riau Tahun 2024 (foto/Andi)Bupati Pelalawan Terima Penghargaan Terbaik Pembangunan Daerah Riau 2024
Pj Bupati Kampar, Hambali meraih penghargaan terbaik untuk penurunan angka stunting (foto/int)Kampar Raih Penghargaan Terbaik untuk Penurunan Stunting
Tari Rentak Melayu massal 10.000 penari di Lancang Kuning Carnival pecahkan rekor MURI.(foto: sri/halloriau.com)Pecahkan Rekor MURI, Tari Rentak Melayu Masal 10 Ribu Penari Diapresiasi Kemenhub
  Honda Soekarno Hatta tawarkan promo di pameran Mall SKA Pekanbaru (foto/Mimi)Ada Promo Menarik Nih, Punya Rp10 Juta Warga Pekanbaru Sudah Bisa Bawa Mobil Honda
Sel Mantan Bupati Kuansing, Sukarmis bergabung dengan 12 tahanan lainnya (foto/Ultra)Gabung Bersama 12 Tahanan, Segini Ukuran Kamar Eks Bupati Kuansing Sukarmis di Lapas Teluk Kuantan
Annisa Maha Rani, siswi dari SMK Negeri 4 Pekanbaru berpartisipasi dalam 10 ribu penari di Gernas BBI-BBWI dan Lancang Kuning Carnival (foto/Yuni)Annisa Bangga Terlibat dalam 10 Ribu Penari Pecahkan Rekor MURI
Ilustrasi harga emas Antam di Kota Pekanbaru terus turun (foto/int)Turun Lagi, Harga Emas Antam 1 Gram di Pekanbaru Jadi Rp1,313 Juta
Promo SaaPaket Umrah 11 Hari Cuma Rp21,9 Juta? Yuk Gercep Booking di Saa'via Tour & Travel
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Kajati Riau Ditabalkan Gelar Adat di Balai Adat LAMR
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved