PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengatakan, sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah, Provinsi Riau merupakan daerah penyumbang terbesar terhadap perekonomian nasional.
Maka, sudah sepantasnya, Riau mendapatkan Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) lebih banyak untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
''Riau merupakan penyumbang terbesar terhadap perekonomian nasional, seharusnya Riau mendapatkan APBN lebih banyak untuk pembangunan infrastruktur,'' kata Gubri, dalam sambutannya saat membuka Webinar ''Merayu APBN untuk Infrastruktur Riau yang Lebih Baik'', yang ditaja Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Riau, di ruang Riau Command Center, di lantai dasar Menara Lancang Kuning, gedung 9 lantai, Kompleks Perkantoran Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Selasa (11/8/2020).
Webinar yang diikuti 100 peserta itu menghadirkan tiga narasumber, yakni anggota Komisi V DPR RI asal Riau Syahrul Aidi, Kepala Dinas PUPRKPP Riau M Taufik Oesman Hamid dan Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Riau Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Ichwanul Ihsan. Diskusi dipandu Ketua AMSI Riau Ahmad S Udi.
Dijelaskan Syamsuar, SDA Riau yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional adalah minyak bumi, komoditas perkebunan dan kehutanan.
Saat ini, tutur Syamsuar, meskipun terjadi penurunan jumlah produksi, namun hasil pertambangan minyak bumi di Riau tetap berkontribusi besar terhadap produksi minyak bumi nasional.
Sementara itu, luas lahan kelapa sawit di Riau, lanjut Syamsuar, saat ini ada sekitar 2,8 juta hektare, dengan produksi lebih 9,2 juta ton.
''Kontribusi Riau terhadap ekspor CPO (crude palm oil) secara nasional mencapai 40 persen,'' ungkap mantan Bupati Siak itu.
Sedangkan luas perkebunan kelapa di Riau, ucap Syamsuar, saat ini ada sekitar 422 ribu hektare, dengan total produksi mencapai 391 ribu ton per tahun.
''Sekitar 13,85 persen dari total produksi kelapa di tanah air, yakni 2,83 juta ton per tahun,'' sebutnya.
Perkebunan karet di Riau juga cukup luas, kata Gubri, yakni 486 ribu hektare, dengan produksi 331 ribu ton atau sekitar 9,6 persen dari produksi karet nasional. Riau merupakan penghasil karet terbesar ke-5 di Indonesia, setelah Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat dan Jambi.
''Dari tiga komoditas di sektor perkebunan ini saja, sudah terbukti sumbangsih Riau terhadap nasional cukup memadai. Karena itu, pantas Riau mendapatkan APBN lebih besar untuk membangunan infrastruktur yang lebih baik ke depannya,'' ujarnya.
Syamsuar berharap, Syahrul Aidi yang duduk di Komisi V DPR RI bisa menyuarakan kepentingan lebih keras lagi di Komisi V, sehingga Riau mendapatkan APBN lebih besar untuk pembangunan infrastruktur.
''Kita beruntung karena sekarang di Komisi V DPR ada Pak Syahrul Aidi, sehingga ada yang memperjuangkan kepentingan Riau di komisi tersebut,'' ujarnya.
Sementara Syahrul Aidi mengakui, selama ini aspirasi Riau di Komisi V DPR tidak terakomodir karena memang tidak ada anggota DPR asal Riau yang duduk di Komisi tersebut.
''Karena tak ada anggota DPR asal Riau yang duduk di Komisi V, sehingga tak ada yang menyuarakan kepentingan Riau di komisi itu. Makanya Riau hanya dapat ujung-ujungnya,'' ungkap anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR tersebut.
Syahrul berjanji akan mengupayakan agara Riau bisa mendapatkan APBN lebih besar lagi untuk pembangunan infrastruktur.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :