Dapat Reward DBA Asian Agri, Sekdes Bagan Limau: Bukti Perusahaan Peduli Lingkungan
Jumat, 10 Juni 2022 - 13:59:25 WIB
 |
Sekdes Desa Bagan Limau dan Perwakilan Desa Segati penerima reward DBA Asian Agri. |
PEKANBARU - Dua desa di Kabupaten Pelalawan mendapatkan reward Desa Bebas Api (DBA) dari Asian Agri atas keberhasilan mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dua desa yang mendapatkan reward DBA itu yakni Desa Bagan Limau dan Desa Segati. Desa Bagan Limau di tahun 2022 ini berhasil menciptakan 0 persen karhutla, sementara Desa Segati berhasil mencegah karhutla di bawah 1 hektare.
Terhadap kedua desa tersebut, Asian Agri memberikan penghargaan berupa uang sebesar Rp100juta kepada Desa Bagan Limau dan Rp50juta kepada Desa Segati.
Atas reward yang diberikan oleh perusahaan sawit terkemuka di Indonesia itu, Sekretaris Desa Bagan Limau Lahmudin Harahap, sangat bersyukur atas reward yang diberikan Asian Agri.
Menurutnya, program yang dicanangkan perusahaan sangat membantu masyarakat desa. Selain masyarakat, dengan adanya program tersebut juga membantu pemerintah dalam mencegah terjadinya karhutla.
"Ini programnya bagus sekali, artinya ada kepedulian dari perusahaan kepada lingkungannya. Kita pun bersyukur bisa melebarkan anggaran untuk MPA (masyarakat peduli api), cuma dana desa itu tidak bisa leluasa karena diatur dengan peraturan bupati," ujar Lahmudin, Jumat (10/6/2022).
Dikatakannya, selama ini MPA hanya diberikan uang minyak saja. "Kita kasihan juga, namanya menanggulangi bencana itu kan harus betul-betul peduli," katanya.
Pihaknya mengaku sangat bersyukur sekali terhadap program dari perusahaan Asian Agri. Dengan program tersebut pihak perusahaan dapat memberikan motivasi kepada masyarakat.
Ia juga mengungkapkan, Desa Bagan Limau sebelumnya juga sudah pernah mendapatkan penghargaan. Namun, dengan reward Rp50 juta.
"Kita sudah dapat sebelumnya Rp50juta. Karena kita tidak bisa mencapai 0 persen karhutla. Kita dapat itu karena terjadi karhutla di bawah 1 hektare," pungkasnya.
Di sisi lain, Crew Leader dari Desa Segati Ronal, mengaku mengalami masa-masa sulit dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat. Edukasi yang diberikan kepada masyarakat dianggap sepele.
"Saat memberi pengarahan kepada masyarakat, sebagian masyarakat menolak, karena dulunya di desa kami membuka lahan dengan cara membakar. Karena dengan cara membakar lebih cepat, lebih mudah dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak," ungkapnya.
Kemudian pihaknya juga mengalami kesulitan karena luasnya wilayah untuk memberikan edukasi. Tak hanya itu, untuk mencapai titik tujuan, dirinya bersama tim harus melewati jalan yang ekstrim. "Kadang kami melewati sungai untuk mencapai titik yang sulit dijangkau," sebutnya.
Meski begitu, pihaknya tetap menjadi crew leader dalam mencegah karhutla. "Dengan dukungan tim, kepala desa, TNI-Polri dan seluruh elemen masyarakat, kita tetap bertahan menjadi crew leader dalam mencegah karhutla," pungkasnya.
Penulis: Rahmat Hidayat
Editor: Barkah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :