PEKANBARU - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Republik Indonesia, dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) berkunjung ke Kota Pekanbaru, Rabu (6/11/2019).
Dalam kunjungannya itu Hasto memberi pengarahan kepada ASN BKKBN Provinsi Riau serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau (UR).
Sebelum memberi kuliah umum di PKM UR Gobah, Jalan Patimura, Ia terlebih dahulu memberikan pengarahan di Kantor BKKBN Provinsi Riau.
Ia berpesan kepada jajaran pegawai BKKBN untuk mulai melakukan reformasi birokrasi dari diri sendiri. Hasto menyebut masih ada pegawai yang kurang disiplin. Namun ada juga yang siap bertugas dengan sepenuh hati.
"Jadi tuhan maha adil, ada yang kurang disiplin. Tapi ada juga yang siap bertugas sepenuh hati," jelas Hasto.
Ia menegaskan, pegawai di jajaran BKKBN harus mulai berbenah mulai dari diri sendiri. Mereka harus bisa saling bekerjasama dengan rekan-rekannya. Jangan sampai yang membesar-besarkan diri.
"Hilangkan juga sifat menceritakan keburukan rekannya. Semua harus dihilangkan untuk menuju reformasi birokrasi," tegasnya.
Ia juga berpesan jangan merasa paling benar. Jajaran pegawai harus membiasakan diri mendengarkan pendapat orang lain. Hasto menyampaikan bahwa harus ada visi bersama. Seluruh jajaran BKKBN di Riau harus bersatu dalam tim untuk terus bergerak maju.
"Tapi kalau berjalan sendiri-sendiri nantinya tidak akan tercapai. Bangun visi bersama, karena bersama akan lebih hebat daripada sendiri-sendiri, reformasi birokrasi bakal terwujud," jelasnya.
Para pegawai juga harus menjalankan tugasnya dengan baik. Terutama dalam meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Jajaran BKKBN di Riau juga harus meningkatkan indikator pelayanan. Penyuluh KB juga harus meningkatkan kemampuannya dengan banyak membaca.
"Kita juga harus berinovasi, misal menggagas program quick win dalam berbagai program," kata dia.
Usai dari Kantor BKKBN Provinsi Riau, Hasto didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Agus Putro Proklamasi bersilaturahmi dengan Gubernur Riau Syamsuar. Selanjutnya Ia memberi kuliah umum di Unri.
Hasto menyampaikan bahwa KB tidak hanya seputar tentang alat kontrasepsi, namun juga tentang cara untuk merencanakan kehamilan. Pria yang sempat menjabat sebagai Bupati Kulon Progo ini memaparkan seputar kesehatan reproduksi dan keluarga berencana. Program KB digagas untuk mengendalikan jumlah penduduk.
Hasto memaparkan bahwa program KB mengendalikan jarak kehamilan. Pendeknya jarak kehamilan menimbulkan sejumlah resiko. Maka jarak kehamilan pun harus diatur dengan baik. Caranya dengan menggunakan alat kontrasepsi.
"Ada resiko seperti kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah hingga kematian ibu," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Proses penandatangan disaksikan langsung oleh dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) (Kepala BKKBN) dan Prof. Dr. Ir. H. Aras Mulyadi, M.Sc. (Rektor UR).
Hasto berharap dengan adanya kerjasama ini pada dokter lulusan UR bisa melayani cabut atau pasang IUD dan implan.
Rektor Universitas Riau, Prof. Dr. Ir. H. Aras Mulyadi, M.Sc menyebut bahwa penandatangan nota kesepahaman ini adalah bentuk kerjasama dengan BKKBN Perwakilan Riau. Aras menyebut kerjasama dengan BKKBN perwakilan Riau terus berlanjut.
Mahasiswa KKN tematik pun terlibat dalam kegiatan BKKBN di daerah. "Jadi mereka bisa ikut dalam kegiatan BKKBN yang berlangsung di daerah," jelasnya.
Kuliah umum bertajuk pelayanan keluarga berencaba berkualitas juga bentuk bekerjasama Universitas Riau dan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Drs. Agus Putro Proklamasi, MM menyebut bahwa program KB di Riau dalam kondisi on the track. Ia juga menyinggung Kerjasama yang dijalin dalam bentuk memasukkan Pre Service Training ke dalam kurikulum Fakultas Kedokteran.
Program ini dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran Pre-Service Training pada instansi pendidikan khususnya bagi mahasiswa yang akan lulus Fakultas Kedokteran UR
"Pre-Service Training ini memiliki manfaat bagi mahasiswa kedokteran untuk meningkatkan kompetensinya dalam memberikan pelayanan KB dan KR yang berkualitas," kata Agus.
Kegiatan semacam ini, kata dia, sudah dilakukan sejak tahun 2017 di seluruh Indonesia. Namun untuk provinsi Riau baru punya kesempatan tahun ini. Program ini bertujuan memberikan keterampilan kepada dokter-dokter muda.
"Jadi mereka diberikan ketrampilan memasang IUD Implan, workshop, seminar, dan lain-lain," jelasnya.
Penulis : Delvi Adri
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :