Konser Lintas Seni 7 Masyarakat Adat Riau Meriahkan Penutupan Bele Kampung di Buluh Cina
PEKANBARU - Acara malam puncak event Bele Kampung yang digelar oleh Yayasan Begawai Riau Independen di Desa Wisata Buluh Cina, Siak Hulu, Kampar, Rabu malam (3/4/2024) dimeriahkan dengan Konser Lintas Seni.
Di acara penutupan tersebut, tujuh komunitas Adat Riau yang terlibat dalam acara Bele Kampung turut memberikan penampilan terbaiknya. Bahkan penampilan mereka memukau para penonton yang hadir di acara itu.
Adapun tujuh komunitas adat yang menyuguhkan penampilan terbaik mereka yakni Komunitas Asli Anak Rawa, Pangeran Malau, Linayung (Tanjung Beringin), Tim Kesenian Joged Sonde, Grup Senandung Kampung Mengkapan, Suku Sakai dan Komunitas Adat Buluh Cina.
Selain itu, performa yang memukau juga ditampilkan oleh D'Sakai, Geliga, Rino Dezapaty & The Syndicate, Belacan Aromatic Ethnic Project dan Dayang Telani.
Musik bersenandung dengan mantra, menciptakan nuansa tradisional yang kental, sudah terasa saat penampilan perdana yang disuguhkan oleh Dayang Kelani "Bomo". Lirik yang digunakan adalah bagian dari salah satu mantra dari Suku Talang Mamak yang penuh makna dan bercerita. Karya ini diadaptasi dari Belian Besar yang diremix oleh Rino Rezapaty.
Sekretaris Yayasan Begawai Riau Independen, Fachrozi Amri mengucapkan rasa terimakasih tak terhingga atas antusiasme luar biasa dari masyarakat terhadap terselenggaranya acara ini.
"Yayasan Begawai Riau Independen telah meraih Dana Indonesiana dari Kemendikbud Ristek RI tahun 2023, untuk pelaksanaan kegiatan di tahun 2024. Dan alhamdulillah, respon masyarakat terhadap kegiatan ini juga sangat positif," ungkap Fachrozi.
Acara telah berlangsung selama tiga hari dengan serangkaian kegiatan, sambungnya, termasuk permainan rakyat yang memberikan sentuhan budaya yang kental, sesuai dengan konsep yang diusulkan kepada program dana Indonesia tentang pendayagunaan ruang publik.
"Selain itu kita juga memberikan apresiasi kepada para tetua adat yang hadir, termasuk masyarakat adat seperti Anak Rawa Siak, Suku Sakai, Pangeran Malau, Linayung Tanjung Beringin, Joget Sonde, Senandung Kampung Mengkapan, dan Komunitas Eseni Buluh Cina," ucapnya.
"Kami harap, ke depan Desa Wisata Buluh Cina memperkaya dan mempromosikan kekayaan budaya lokal yang dimiliki, serta mempererat hubungan antar warga dalam semangat kebersamaan. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk memperkuat identitas budaya daerah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Buluh Cina, Azrianto mengucapkan rasa terima kasih kepada Yayasan Begawai Riau Independen atas penghargaan yang diberikan dengan menjadikan Desa Buluh Cina sebagai tempat acara Bele Kampung.
Ini dianggap sebagai kehormatan bagi masyarakat setempat karena mengangkat seni, kebudayaan, dan kearifan lokal yang dimiliki oleh Desa Buluh Cina.
"Dengan diadakannya acara Bele Kampung di Desa Buluh Cina, kami merasa sangat dihargai. Ini bukan hanya suatu kegiatan biasa, tetapi juga merupakan promosi bagi desa kami dan harapan kami untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan," sebutnya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Desa Buluh Cina untuk tetap bersatu dalam menjaga kebersihan dan keindahan desa, serta melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal sebagai modal utama untuk menarik minat wisatawan.
"Terlebih ini merupakan acara pertama kali yang begitu meriah di Desa Buluh Cina. Semoga ini bukanlah yang terakhir, tetapi menjadi awal dari acara yang lebih besar di masa depan," tutur Azrianto berharap.
Penulis: Rivo
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :