PEKANBARU - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memberikan sosialisasi, edukasi, dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menyampaikan pemahaman berani jujur.  Roadshow Bus KPK menjadi suatu langkah sebagai tindakan mencegah korupsi di Indonesia.

Membangun budaya untuk antikorupsi harus dilakukan ke semua elemen masyarakat. Sehingga, sudah seharusnya pemahaman antikorupsi semakin digencarkan.

Oleh karna itu, Mahasiswa UIN Suska Riau, Winda mengapresiasi KPK yang telah menjalankan tugas secara maksimal. Ia mengakatan, pembekalan ilmu dari pihak KPK merupakan upaya mendasar yang harus di terapkan.

“Roadshow Bus KPK ini sangat memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung yang datang. Ilmu diberikan oleh pihak KPK juga menarik, tugas mereka sudah secara maksimal bagus. Menurut saya ini upaya dasar yang baik untuk diterapkan di kehidupan,” katanya di Pekanbaru, Selasa (26/09/2023).

Dijelaskan, sebagai pendidik edukasi seperti ini perlu sekali. Terlebih, saat ini KPK bersama Pemerintah Provinsi Riau telah meluncurkan aplikasi Whistleblowing System (WBS) yang merupakan sistem pengaduan masyarakat terintegrasi dan berbasis elektronik di Pemprov Riau.

“Dari sosialisasi KPK kita dapat belajar menjadi pemikir yang jujur dan netral. Apalagi kemarin itukan sudah ada aplikasi yang di luncurkan oleh KPK bersama Pemprov Riau terkait sistem pengaduan berbasis elektronik. Semoga kegiatan seperti ini terus ada lagi, dan tindakan korupsi di daerah kita dapat di cegah,” jelasnya.

Sementara itu, Mahasiswa Universitas Islam RIau jurusan Ilmu Komunikasi, Defri Gunawan berharap sosialisasi KPK ini dilakukan secara efektif. Ia menambahkan, pentingnya pendidikan antikorupsi bukan hanya dilakukan sekedar event atau agenda tahunan saja. Tetapi, harus dilihat bagaimana pengaruh atau perubahan dari setelah penyelenggaraan.

“Kegiatan ini bagus. Tetapi alangkah lebih baik jika setelah suksesnya penyelenggaraan pihak KPK dapat melihat kembali bagaimana perubahan yang ada. Karena tujuan utama dari kegiatan ini tentu saja memberantas korupsi, untuk itu jangan hanya sekedar acara seremoni saja tetapi lakukanlah sosialisi secara efektif,” harapnya.

Defri yang merupakan mantan Ketua BEM Fikom UIR ini menuturkan, persoalan korupsi memang suatu masalah yang paling krusial di negara Indonesia. Menurutnya, setiap tahun ada saja kasus pidana yang terjadi mulai tindakan penyuapan hingga korupsi besar-besaran. Dengan begitu, sudah menjadi hal penting untuk bersama-sama memerangi budaya korupsi.

“Kita bisa melihat di media, seberapa banyak kasus tindak pidana korupsi ini. Mulai dari penyuapan dan korupsi yang besar-besaran hampir setiap tahun ada di negera kita. Coba bayangkan, kalau ini dibiarkan begitu saja, mau jadi apa ke depannya. Untuk itu, mari kita bersama-sama makin mempertegas dan lawan korupsi ini di dalam kehidupan masyarakat Indonesia," pungkasnya, seperti yang dilansir dari mcr. (*)

BERITA LAINNYA
Penutupan Festival Budaya Merajut Tahun 2023 di Danau Raja, Ini Kesan Bupati Inhu 4 Pendaki Gunung Marapi Asal Riau Belum Ditemukan, 2 Lainnya Meninggal Dunia, Ini Daftarnya BPBD Pekanbaru: Waspada Kondisi Cuaca Ekstrem Yamaha Mio M3 Ada Penyegaran di Warna RSAM Bukittinggi Terima Tujuh Korban Erupsi Marapi, Tiga Meninggal Dunia		Pendaki Korban Erupsi Marapi Sumbar Asal Pekanbaru Diberangkatkan ke Pemakaman Penjual Bensin Eceran Ditangkap Polisi karena Beli BBM Pakai Uang Palsu di SPBU Batam Dua Pendaki Gunung Marapi Asal Riau Dilaporkan Meninggal Dunia 26 Pendaki Gunung Marapi Masih Terjebak, Mahyeldi Minta Segera Dievakuasi Bank Nagari Raih Tiga Penghargaan Top Digital Awards 2023