PEKANBARU - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat per tanggal 9 Juni 2023, serangan siber di Riau mencapai 54.313.225 kali di tahun 2023.
Data ini jauh lebih tinggi dibanding Jakarta yang hanya diserang sebanyak 22.675.621. Sedangkan Jawa Tengah hanya diserang 14.493.173 di tahun 2023 ini.
Menanggapi data BSSN ini, Kadiskominfotik Riau, Erisman Yahya mengakui banyak dapat serangan siber. Namun semua sudah mendapat perlindungan sebelum serangan siber masuk.
"Kita antisipasi ada, kita beri perlindungan terhadap sistem kita. Kalaupun kita tetap diserang, ya pasti ada celah. Tetapi posisi teman-teman langsung cepat turun," kata Erisman dilansir detikcom, Rabu (21/6/2023).
Erisman mencontohkan adanya situs pemerintah kena serangan siber seperti milik Sekretariat DPRD Riau. Namun, serangan bisa cepat diatasi tidak lebih dari dua jam.
"Salah satunya situs Sekwan kemarin juga tidak sampai 2 jam. Tentu kami juga fokus penanganan untuk cepat, ditangani kalau terjadi serangan siber," ungkapnya.
Terkait banyaknya serangan siber masuk, Erisman melalui persandian juga tercatat berulang kali melakukan pelatihan setiap instansi pemerintah. Termasuk di tingkat kabupaten/kota di Riau.
"Kita juga rutin pelatihan untuk agen-agen tingkat kabupaten/kota. Bertahap BSSN mulai launching, termasuk salah satunya kita dan menyusul Pemko pekanbaru dan kabupaten Inhu sudah transisi semua," terangnya.
Hasil penelusuran, banyak serangan siber dilakukan karena iseng. Pelaku menyerang, lalu memberi peringatan, website tersebut mudah diakses pelaku siber dan minta dilakukan assesment.
"Honyenet kita juga sudah dipasang BSSN. Kami sudah koordinasi dan motif banyak iseng, ada juga yang masuk kemudian dia kasih warning 'eh ini situs kamu perlu dan harus diassesment karena rawan dibobol'," sebut Erisman.
Sementara situs yang banyak mendapat serangan siber tak lain adalah situs-situs pemerintah. Sebab banyak situs dibuat tanpa dilakukan update atau assesment ulang penggunaannya.
Selain itu, beberapa aplikasi yang dibuat dinas terkait juga tidak dilaporkan pada Diskominfotik untuk diverifikasi. Termasuk assesment terkait keamanan data di situs tersebut.
"OPD kalau paling banyak di website, di aplikasi yang buat sendiri. Makanya saran kita kalau buat aplikasi itu kita assesment, ini rawan diserang atau tidak, ini aman atau tidak. Ya kita sarankan koordinasi. Sejauh ini yang kita antisipasi adalah data bocor," pungkasnya.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :