PEKANBARU - Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau menyatakan akan mengintensifkan pelacakan kasus COVID-19 di daerah tersebut dengan cara melakukan tes usap (swab) kepada ribuan Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Juru Bicara COVID-19 Riau dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Jumat (12/6/2020), mengatakan rencana ini bisa dilakukan karena kapasitas laboratorium Biomolekuler di RSUD Arifin Achmad Pekanbarukini sudah bisa memeriksa 15.000 spesimen dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) per bulan.
“Semua ODP akan dilakukan PCR. Artinya, masih ada sekitar 3.694 orang yang harus dilakukan pemeriksaan PCR,” katanya dikutip dari antarariau.
Ia menjelaskan ketersediaan reagen di RSUD Arifin Achmad mencukupi untuk tes PCR, yakni mencapai 22 ribu reagen. Ditambah lagi tenaga medis di lab tersebut siap untuk bekerja sepekan penuh dengan dibagi tiga shift untuk memeriksa 450 hingga 500 spesimen per harinya.
“Selain pemeriksaan usap ke ODP, semua tenaga kesehatan yang berkaitan langsung dengan penanganan COVID-19 akan ikut tes usap. Ini berlaku seluruhnya di provinsi, tidak hanya di rumah sakit pemerintah, melainkan juga rumah sakit swasta, Puskesmas, hingga ke tenaga pengambil sampel akan ikut,” katanya.
Menurut dia, selama ini penanggulangan COVID-19 di Riau bersifat defensif, yaitu pengambilan spesimen usap untuk pemeriksaan PCR hanya dilakukan pada Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien yang positif COVID-19.
Namun, dengan peningkatan kapasitas lab biomolekuler dan jumlah kasus positif terus menurun, maka perlu dilakukan kebijakan agresif untuk menemukan kasus positif dari orang tanpa gejala (OTG).
Apalagi, setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Riau berakhir pada 28 Mei lalu, masyarakat mulai beraktivitas dan berkumpul tanpa mengindahkan protokol kesehatan COVID-19.
Mengenai teknis pelaksanaannya, pengambilan spesimen ODP akan dilakukan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan di setiap daerah. Setiap ODP sudah didata dan akan dihubungi untuk melakukan tes usap.
“Dari 12 kabupaten dan kota rata-rata harus mengirimkan 50 sampel per hari ke lab biomolekuler. Sehingga kita bisa mendapatkan gambaran yang riil kondisi COVID-19 di Riau,” ujarnya.
Kemudian, tes usap direncanakan juga akan dilakukan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, namun secara selektif. Tes usap di Bandara akan ditargetkan pada penumpang yang sudah berumur 60 tahun ke atas, mereka yang berisiko karena punya riwayat sakit jantung, hipertensi dan diabetes.
“Tapi kalau penumpang sudah ada surat kesehatan hasil usap negatif, dan belum sampai tujuh hari, maka status ODP gugur. Tidak perlu tes usap lagi,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, total kasus positif COVID-19 kini 120 kasus. Rinciannya, tinggal enam orang yang dirawat, 108 sudah sembuh dan enam orang meninggal dunia. Jumlah PDP yang dirawat tinggal 58 orang, dan jumlah ODP 3.694 orang. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
BERITA LAINNYA |
|
|
Pemkab Gelar Pembinaan Khafilah MTQ Inhu, Ini Targetnya Mau Beli Toyota Fortuner, Segini Bayar Pajak Tahunannya Tak Sekadar Budaya Leluhur, Ayi Ayo Onam Menjadi Wisata Religi di Riau Nyetir Mabuk, Anggota Polres Pelalawan, Dinas Peternakan Riau Bayern Vs Arsenal: Die Roten Menang Tipis 1-0, Melaju ke Semifinal
|
|
Titik Api di Riau Nihil, Hotspot Sumatera Terdeteksi di 3 Provinsi Pagi Ini Tahapan Pilkada Serentak 2024: Pendaftaran 27 Agustus, Coblosan 27 November XL Axiata Catat Trafik Data Naik 16% pada Momen Lebaran Man City Vs Real Madrid: Menang Adu Penalti, El Real ke Semifinal Banyak Kejanggalan Dalam Dokumen LKPJ Pemko 2023, Pansus DPRD Pekanbaru: Tak Boleh Ada Nama Pj Wako
|
Komentar Anda :