PEKANBARU - Universitas Muhammadiyah (UMRI) memproduksi hand sanitizer spray. Cairan antiseptik berlabel 'UMRI Sanitizer' ini diproduksi guna mengatasi kelangkaan dipasaran seiring merebaknya wabah Virus Corona (Covid-19).
Hal ini dikatakan Rektor UMRI, Dr Mubarak MSi, didampingi para wakil rektor, para dekan, di Kampus UMRI, Jalan Tuanku Tambusai ujung, Pekanbaru, Senin (16/3/2020).
"Permintaan hand sanitizer melonjak drastis, seiring masuk dan merebaknya virus Corona di Indonesia. Sehingga berakibat pada kelangkaan stok dan mahalnya produk cairan pencuci tangan tersebut di Indonesia, termasuk Pekanbaru," ujar Mubarak.
Menurut Rektor, produksi hand sanitizer yang dilakukan oleh dosen Program Studi (Prodi) Kimia, Fakultas MIPA, Rahmadini Syafri BSc MSc bersama sejumlah mahasiswa prodi kimia, yang penggunaannya masih ditingkat internal dan tidak diperjual belikan, mengingat tingkat produksinya masih berskala laboratorium. Meski begitu, pembuatannya sudah sesuai dengan standar WHO (World Health Organization).
"Tahap awal, hand sanitizer yang kita produksi baru 500 botol dengan ukuran 60 ml. Sementara civitas UMRI saat ini berjumlah sekitar 9 ribuan. Makanya, kita akan melakukan produksi kembali yang memang sementara ini kita pergunakan buat civitas UMRI," papar Mubarak lagi.
Selain untuk internal, terang Mubarak, pihaknya juga berencana membagikan kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian UMRI terhadap masyrakat. "Kita berharap produksi 'UMRI Sanitizer' ini dapat membantu kelangkaan hand sanitizer ditengah masyarakat akibat merebaknya wabah corona," ucapnya.
Sementara itu, dosen Program Studi (Prodi) Kimia, Fakultas MIPA, Rahmadini Syafri BSc MSc, mengatakan, 'UMRI Sanitizer' ini dibuat dengan menggunakan bahan ethanol 96 persen sesuai dengan standar WHO, gliserin, hidrogen peroksida, dan minyak esensial.
"Tahap awal, kita memproduksi sebanyak lima varian, yakni aroma lavender, lemon, stroberi, tea-tree dan jasmine," kata Rahmadini.
Pembelajaran Jarak Jauh Menurut Mubarak, selama dua pekan terhitung Selasa (17/3/2020) hingga Selasa (31/3/2020) mendatang, UMRI mengganti pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh. Ini dilakukan sebagai upaya lockdown sementara lingkungan kampus sesuai dengan anjuran WHO.
"Kita pastikan sistem perkuliahan di UMRI tidak akan terkendala. Kitatidak libur, hanya mengganti metode perkuliahannya saja. Dari yang biasanya tatap muka, kita ganti menjadi perkuliahan online. Intinya memindahkan aktifitas perkuliahan ke rumah masing-masing," jelas Rektor.
Mubarak memastikan, seluruh aktifitas perkuliahan online dikontrol dan diawasi oleh penjaminan mutu UMRI. Sehingga mahasiswa/i bandel yang tidak kuliah akan tetap ketahuan.
Untuk menunjang kegiatan akademik maupun non akademik, UMRI meluncurkan empat sistem layanan, yakni Sipatu (Sistem Layanan Akademik Terpadu) online, Sijamu (Sistem Penjamin Mutu) online, Siratu(Sistem Seminar Terpadu) online serta Silat (Sistem Layanan Terpadu) online.
Penulis : Vivi Elyati
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :