PEKANBARU - Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru musim hujan akan melanda Riau hingga Januari 2020. Untuk itu diminta masyarakat waspadai potensi terjadinya banjir.
"Cuaca kedepannya sudah memasuki musim hujan hingga bulan Januari 2020, untuk musim kering sendiri sudah berakhir berbarengan dengan sudah dicabutnya status siaga darurat Karhutla," ujar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sukisno Jumat (1/11/2019) dikutip dari Tribunpekanbaru.
Menurut Sukisno, dengan demikian yang mesti diwaspadai diawal musim hujan ini adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan petir.
"BMKG memantau kondisi cuaca dan akan memberikan serta menginformasikan peringatan dini cuaca bila akan terjadi cuaca ekstrim," jelas Sukisno.
Namun setelah musim hujan hingga Januari 2020, Riau akan kembali dilanda musim kemarau untuk itu, prakiraan perubahan kondisi cuaca ini akan terjadi berbeda dengan tahun sebelumnya.
"Untuk awal tahun atau tepatnya di awal Januari-Februari hujan mulai menurun. Saat itu merupakan awal musim kemarau 2020," jelasnya.
Untuk itu Sukisno mewanti-wanti kepada masyarakat dan satgas baik darat dan udara pada awal tahun mendatang untuk siaga agar kondisi karhutla menahun di Riau tidak lagi terjadi.
"Kami akan tetap memberikan informasi kepada masyarakat, yang jelas saat ini masih dalam kondisi cuaca hujan dan angin kencang," jelas Sukisno.
BMKG Prediksi Januari - Februari Curah Hujan Mulai Minim di Riau
Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger meminta kepada pemerintah daerah yang diwilayahnya yang sudah ada sekat kanal, agar dibenahi.
Tujuanya agar saat musim penghujan ini sekat kanal yang ada bisa terisi oleh air, sehingga saat masuk musim kemarau nanti, sekat kanal ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan pencegahan kebakaran lahan.
"Kita harus sedini mungkin melakukan antisipasi. Apalagi prediksi dari BMKG, Januari, Februari tahun depan itu kan curah hujan di Riau sudah mulai berkurang. Makanya sekarang saat musim hujan ini, agar sekat kanal yang sudah rusak itu dibenahi, sehingga dengan hujan yang ada ini, sekat-sekat kanal ini bisa terisi oleh air," katanya pada Jumat (1/11/2019).
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar.
Selaun itu, pihaknya juga meminta kepada aparat kelurahan dan desa untuk bersama-sama mengingatkan warganya di wilayah masing-masing agar tidak membakar lahan.
" Melakukan sosialsi dan koordinasi dengan kelurahan dan desa untuk sama-sama melakukan pencegahan," ujarnya.
Edwar menyebutkan, bahwa total luas karhutla di Riau selama Januari hingga akhir Oktober 2019 mencapai 9.713,80 hektar (Ha).
Rincianya Rohul : 89,25 Ha, Rohil : 1.941,45 Ha, Dumai : 351,75 Ha, Bengkalis : 1.911,34 Ha, Meranti : 388,5 Ha, Siak : 891,19 Ha, Pekanbaru : 333,81 Ha, Kampar : 385,55 Ha, Pelalawan : 561,2 Ha, Inhu : 1.693,3 Ha, Inhil : 1.138,35 Ha serta Kuansing : 28.1 Ha
"Luas lahan yang terbakar ini memang ada sedikit peningkatan tahun ini. Ini tentunya menjadi catatan kami supaya dapat diantisipasi di tahun yang akan datang," katanya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)