www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Tol Padang-Pekanbaru Seksi Padang-Sicincin Beroperasi Gratis Juli 2024
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Inovasi Sistem Kultur Tanaman Sawit Lahan Gambut Ramah Industri
Rabu, 10 April 2019 - 15:31:37 WIB
Professor Emeritus dari Universitas Hokkaido Jepang dan Presiden Japan Peatland Society Mitsuru OSAKI saat menyampaikan temuannya.
Professor Emeritus dari Universitas Hokkaido Jepang dan Presiden Japan Peatland Society Mitsuru OSAKI saat menyampaikan temuannya.

Baca juga:

Jelang Rakerwil I Apeksi, Satpol PP Pekanbaru Tertibkan Pak Ogah
Harga Sawit Plasma di Riau Turun Jadi Rp2.860 per Kg
Prediksi Cuaca Saat May Day di Riau: Ada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

PEKANBARU  - Professor Emeritus dari Universitas Hokkaido Jepang dan Presiden Japan Peatland Society (JPS), Mitsuru Osaki, menyampaikan penemuannya tentang inovasi sistem kultur tanaman terbaru bernama AeroHydro Culture. 

Sistem ini untuk pengelolaan ekosistem gambut yang lebih ramah bagi industri. Teknologi ini digadang sebagai solusi berkelanjutan bagi upaya restorasi gambut, terutama di wilayah konsesi yang digunakan untuk bidang pertanian dan perkebunan.

Osaki yang sudah meneliti lahan gambut sepanjang karir professionalnya mengatakan bahwa pengelolaan ekosistem gambut terbilang kompleks. Selain keunikan karakteristik alami ekosistem gambut juga karena banyaknya kepentingan kalangan masyarakat yang terlibat.

Ada beberapa elemen yang harus dipertimbangkan dalam mengelola ekosistem gambut, yakni tinggi muka air, status nutrisi tanah dan air gambut serta ketersediaan oksigen. Alasan utama terhambatnya pertumbuhan tanaman apabila tinggi muka air dinaikkan levelnya (mendekati permukaan ekosistem gambut) atau dijaga tetap tinggi adalah kurangnya pasokan oksigen, dan kurangnya ketersediaan nutrisi untuk tanaman. 

Oleh karena itu, penting untuk dilakukan terobosan baru yang dapat menjadi solusi atas tantangan ekosistem ini.

Lahan gambut biasanya kaya air tetapi minim nutrisi. Teknologi AeroHydro Culture ini dirancang agar sebagian akar akan berada di atas dan sebagian lainnya akan berada di air. 

Dengan cara ini, tanaman tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Diharapkan produktivitas tanaman pertanian dan perkebunan tetap tinggi meskipun level tinggi muka air dinaikkan ke level kurang dari 40 cm di bawah permukaan gambut mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. 

Bakteri-bakteri berguna juga ditanam pada tanah sehingga tanaman menyerap nutrisi secara maksimal.

"Teknologi ini bertujuan agar tanaman bisa dijaga untuk tetap produktif tanpa perlu membakar atau mengeringkan ekosistem gambut untuk memasok nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh tanaman. Untuk sementara ini, bekerjasama dengan BRG kami melakukan eksperimen di Siak dan Palangkaraya. Program ini baru akan dijalankan pada Juni nanti dan mungkin baru setahun lagi kita bisa melihat hasilnya, tapi saya optimis," ujar Osaki, Rabu (10/4/2019).

Dukung praktek penanaman kelapa sawit berkelanjutan, Osaki sendiri menyatakan dukungannya terhadap Pemerintah Indonesia untuk menunda pemberian izin baru pembukaan ekosistem gambut untuk kepentingan lahan perkebunan. 

Menurutnya dengan menggunakan teknologi AeroHydro Culture ini meningkatkan produktifitas kelapa sawit dan tanaman-tanaman kering lain sehingga tidak perlu untuk mengkonversikan lahan gambut lainnya menjadi lahan pertanian. 

"Lahan gambut menghadapi pengrusakan luar biasa karena deforestasi, konversi dan drainase untuk pertanian, dan pembangunan infrastruktur. Namun, restorasi lahan gambut tidak cukup hanya dengan menyuruh orang tidak membakar hutan dan lahan. Maka dari itu upaya berkelanjutan dari berbagai pihak perlu dilakukan untuk menjaga agar ekosistem gambut di Indonesia terawat dengan baik," kata Osaki.

Menjaga lahan gambut bagi kelangsungan hidup manusia
lahan gambut sangat penting untuk memerangi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas. 

Karena itu, perlindungan dan pemulihan lahan gambut sangat penting dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon dan sirkuler. Gambut yang sehat akan menyerap dan menyimpan karbon, tetapi saat terdegradasi, karbon dilepaskan, berakhir di atmosfer sebagai karbon dioksida. 

Secara historis, lahan gambut dipandang sebagai tanah terlantar yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi pertanian. Di Indonesia, lahan gambut banyak dikeringkan untuk memberikan ruang bagi perkebunan kelapa sawit atau pulp dan kertas. 

Namun, lahan gambut yang dikeringkan dengan cara dibakar bisa memicu kebaran masif. Pada 2015, lahan gambut Indonesia terbakar secara massal setelah bertahun-tahun mengalami pengeringan dan penggundulan hutan. 

Krisis tersebut membuat Indonesia menelan biaya lebih dari US$ 16 miliar, menurut Bank Dunia; melepaskan lebih dari 800 juta metrik ton CO2; dan, menurut sebuah penelitian, menyebabkan kematian dini 100.000 orang di Indonesia, Malaysia dan Singapura.

"Lahan gambut memang merupakan ekosistem yang berbeda dari sudut pandang fungsional, pemrosesan bahan kimia hingga nutrisi. Gambut bisa dibilang adalah salah satu lingkungan paling keras di planet ini tetapi juga merupakan salah satu yang terpenting. Hal yang paling penting dalam menyelamatkan lahan gambut adalah, kita perlu melihatnya secara berbeda," tutup Osaki. 

Penulis : Helmi 
Editor : Fauzia

   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah.Tol Padang-Pekanbaru Seksi Padang-Sicincin Beroperasi Gratis Juli 2024
Timnas Indonesia U23.Prediksi Skor Indonesia vs Irak U23, 2 Mei: Susunan Pemain, H2H, Preview
Dortmund Vs PSG.Dortmund Vs PSG: Die Borussen Menangi Leg Pertama 1-0
Ribuan pelajar dan wali murid mendatangi stand pameran Hardiknas di Pelalawan (foto/Andi)Ribuan Siswa Serbu Pameran Hardiknas Pelalawan
PR Astra Agro, Asung, didampingi Asisten CSR, Hanafi Febriancahya bersama kelima guru yang mendapat insentif di SMPN 1 Pangkalan Lesung (foto/Andy)Dukung Program Pendidikan, PT SLS Beri Bantuan Insentif Guru Honorer
  ilustrasi 5G Telkomsel.5G Telkomsel Hadir di 53 Kota Kuartal I/2024, Kawasan Industri-Wisata Prioritas
ilustrasi: Pizza.10 Makanan yang Perlu Dihindari Sebelum Seks, Bisa Bikin Stamina Lesu
Peringatan Hari Buruh Sedunia di Pangkalan Kerinci, Pelalawan berlangsung kondusif (foto/andi)Peringatan Hari Buruh Sedunia di Pelalawan Berjalan Aman dan Kondusif
Bahana Mahasiswa Unri berhasil meraih peringkat Majalah Bahana Mahasiswa Unri Raih Gold Winner SPS Award 2024
Kasatpol PP Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian (foto/int)Jelang Rakerwil I Apeksi, Satpol PP Pekanbaru Tertibkan Pak Ogah
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Kajati Riau Ditabalkan Gelar Adat di Balai Adat LAMR
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved