Aktivitas Nelayan "Pukat Dorong" Bisa Picu Konflik
Selasa, 11 Oktober 2016 - 16:59:25 WIB
SELATPANJANG - Aktivitas puluhan nelayan Selat Akar, Kecamatan Tasik Putripuyu, Kabupaten Kepulauan Meranti yang menggunakan pukat dorong saat beroperasi di perairan Tanjung Sekodi, Bengkalis, tidak hanya melawan Undang-Undang. Kegiatan tersebut juga berpotensi menimbulkan konflik antar-nelayan seperti yang terjadi sebelumnya di perairan Bantan.
"Jangan sampai luka lama berdarah kembali. Kami hanya khawatir kegiatan nelayan pukat dorong ini dapat mengundang kemarahan warga," kata Riswandi, tokoh muda Bengkalis yang berhasil dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (11/10/2016).
Pria bertubuh tegap ini mengaku bahwa telah banyak nelayan Bengkalis (Tg. Sekodi dan sekitarnya) yang resah dengan aktivitas nelayan pukat dorong tersebut. Bahkan beberapa kali mereka berkumpul dan bersepakat untuk mengusir nelayan Meranti yang beroperasi di sana. Namun, emosi warga tetap berhasil diredam.
"Masyarakat menilai bahwa nelayan Meranti telah melanggar perjanjian yang dibuat beberapa tahun silam, saat terjadinya bentrok dengan nelayan Bantan," pungkas Andi.
Karenanya, dia berharap pada instansi terkait, baik di Meranti maupun Bengkalis agar segera menindak nelayan pukat dorong tersebut. "Sebab, kalau kegiatan seperti itu terus berlangsung sulit bagi kami untuk memberikan pengertian ke kawan-kawan nelayan di sini. Sedangkan jaring batu saja bisa bentrok, apalagi pukat dorong," pungkas dia.
Penulis : Ali
Editor : Unik Susanti
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :