SELATPANJANG - Tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau (UR) melaksanakan kegiatan program riset keilmuan perguruan tinggi akademik
dengan program hibah riset desa tahun 2022.
Penelitian yang diberi nama "Strategi Pengembangan Desa Wisata: Faktor Masyarakat Pesisir di Desa Anak Setatah Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau" itu diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjalin kerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UR.
Adapun kerjasama tersebut bertujuan untuk mensinergikan pengembangan riset pada delapan area Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yaitu Riset Keilmuan. Program ini juga merupakan hibah riset dosen untuk mengakselerasi pelaksanaan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa dalam aktivitas risetnya.
Ketua tim riset Dr. Dessy Yoswaty, SPi, MSi bersama anggota peneliti Dr. Trisla Warningsih, SPi, MSi dan Ummi Mardhiah Batubara, SSi, MSi telah melaksanakan kegiatan diskusi dan wawancara semi terstruktur (Focus Group Discussion) bersama anggota kelompok pelestarian masyarakat pesisir 'Tegas' dan masyarakat Desa Anak Setatah Kabupaten Kepulauan Meranti pada akhir bulan Januari 2022 lalu, sementara itu kegiatan penelitian sedang berlangsung dari bulan Maret hingga Juli mendatang.
Adapun yang menjadi fokus penelitiannya adalah potensi wisata Desa Anak Setatah serta uji organoleptik dan proksimat olahan buah Pedada (Sonneratia caseolaris) yang diolah menjadi sirup dan dodol yang dibuat oleh kelompok Tegas.
Adapun inovasi tersebut berawal dari perhatian salah seorang masyarakat di Desa Anak Setatah bernama Kadarsiono yang menaruh perhatian terhadap permasalahan kerusakan hutan mangrove.
Kadarsiono yang merupakan ketua kelompok Tegas menyatakan bahwa selain membuat inovasi tersebut, berbagai upaya konservasi hutan mangrove telah dilakukan masyarakat seperti pembibitan dan penanaman mangrove, selain itu juga dilakukan pelatihan terhadap peran dan fungsi hutan mangrove.
Sementara itu, Dr. Dessy Yoswaty mengatakan ekosistem hutan mangrove di Desa Anak Setatah dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Disebutkan, desa wisata bertujuan untuk menjadikan desa sebagai destinasi pariwisata dan meningkatkan peran serta masyarakat secara mandiri sesuai dengan potensi dan daya tarik wisata.
Kepala Desa Anak Setatah, Zulhaidi
menyatakan bahwa Desa Anak Setatah merupakan kawasan hutan mangrove yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna mangrove. Di sana juga telah dibangun kawasan ekowisata dengan Jembatan Cinta Mangrove.
Zulhaidi menyambut baik dan mengapresiasi program riset ini, dimana masyarakat pesisir diharapkan dapat ikut serta dalam membangun desa wisata.
"Saya menyambut baik dengan adanya kegiatan riset yang dilakukan di desa kami, mudah-mudahan ada manfaat bagi masyarakat kami," ungkapnya.
Adapun mahasiswa yang terlibat dalam program riset terdiri dari beberapa jurusan, mereka diantaranya dari Jurusan Ilmu Kelautan yakni Zuwinta Romida M, Alqoriffah Hasanah, Rezky Kurniawan dan dari jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan, UR yakni Cici Y.P. Siregar dan Nur Arma Ditha.
Kegiatan riset ini juga dibantu oleh Inka Wahyuni, SPi yang merupakan masyarakat Desa Anak Setatah dan alumni Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :