www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Launching Model SUV Baru, NETA Auto Indonesia Bakal Ramaikan PERIKLINDO Vehicle Show 2024
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Ditengah Pandemi Covid-19, Wartawan Bertaruh Nyawa untuk Sebuah Pemberitaan
Sabtu, 30 Januari 2021 - 11:07:05 WIB
Salah seorang wartawan di Kepulauan Meranti tetap melakukan penerapan protokol kesehatan saat akan meliput,mencuci tangan dan memakai masker
Salah seorang wartawan di Kepulauan Meranti tetap melakukan penerapan protokol kesehatan saat akan meliput,mencuci tangan dan memakai masker

Baca juga:

Ditengah Pandemi Covid-19, Wartawan Bertaruh Nyawa untuk Sebuah Pemberitaan

DITENGAH seruan untuk bekerja dari rumah, sejumlah profesi masih menjalankan pekerjaannya di luar rumah namun tidak untuk jurnalistik.

Pada kondisi semacam ini sungguh sangat berat dan menantang. Sebab di tengah gencetan Pandemi Covid-19, seorang wartawan tetap dituntut untuk menjalankan tugasnya menyampaikan informasi di garda terdepan.

Sebab saat menjalankan tugas mulia ini, untuk mendapatkan data yang faktual dan valid, wartawan sangat rentan tertular virus Covid-19 dari siapapun.

Corona virus Disease (Covid- 19) merupakan virus yang mematikan ini tak kenal kalangan mulai dari pejabat hingga masyarakat. Sementara awak media atau jurnalis terus berusaha meliput dan menyajikan berita untuk pembaca.

Tenaga kesehatan menjadi garda terdepan untuk memberikan pertolongan kepada pasien. Saat itu pula wartawan juga selalu menyuarakan perkembangan informasi. Termasuk pemberitaan mengenai persebaran Covid-19.

Bukan bermaksud tidak mengindahkan imbauan untuk tidak keluar rumah di tengah mewabahnya virus corona, namun rasa tanggungjawab dan panggilan jiwa memaksa insan pers untuk tetap menjalankan tugas seperti biasa.

Tak bisa hanya mendengar informasi sepihak, insan pers harus turun ke lapangan, berjibaku bersama instansi terkait untuk mendapatkan informasi akurat tentang perkembangan virus corona, termasuk penanganan yang dilakukan.

Sesuai pesan Dewan Pers, media tetap bekerja sesuai porsinya. Para jurnalis tetap di depan, meliput dan memberikan informasi secara, cepat, tepat, benar dan akurat tanpa meninggalkan etika jurnalistik, objektivitas yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan, begitulah tugas jurnalis.

Kerja keras wartawan di tengah pandemi sungguh tak bisa dianggap enteng. Mereka rela mempertaruhkan nyawa demi kepentingan mencari berita. Pandemi datang membawa sejuta kecemasan. Banyak orang yang merasa takut terhadap penularannya. Namun, wartawan tetap menjadi sosok di garda terdepan demi memberikan informasi yang edukatif kepada masyarakat.

Saat bekerja diluar, tentu jurnalis juga harus taat protokol kesehatan. Namun stigma buruk kadang kerap diterima wartawan,terutama dari keluarga sendiri. Mereka khawatir akan risiko penularan yang lebih besar karena sering diluar mencari berita dan sering berhadapan dengan orang.

Walaupun masih banyak wartawan yang nyaman dengan kondisi seperti saat ini yakni membuat berita dari rumah dan menghubungi narasumber hanya melalui telepon seluler. Namun beberapa wartawan masih ditugaskan untuk meliput ke lokasi oleh kantor masing-masing.

Agar keakuratan berita dan kualitas informasi tetap terjaga, metode jurnalis yang paling jitu untuk keakuratan informasi adalah wawancara langsung. Namun karena situasi pandemi tidak mungkin semua narasumber bisa diwawancarai tatap muka.

Salah satunya Gunawan, wartawan Goriau.com untuk liputan Kabupaten Kepulauan Meranti. Reporter media online ini mengaku tetap bekerja di lapangan untuk mencari berita. Bagi dia, itu sudah menjadi salah satu tanggung jawab pekerjaan.

Di tengah pandemi Covid-19, Gun sapaan akrabnya tetap melaksanakan tanggung jawab profesinya untuk mengabarkan informasi akurat dan berimbang kepada masyarakat. Dengan standar protokol peliputan untuk jurnalis, dia tetap berjibaku di lapangan untuk mendapatkan untuk menuliskan perkembangan berita terkini.

"Membuat berita merupakan tanggung jawab sehari-hari, namun ditengah pandemi ini kita juga dituntut untuk update setiap informasi. Untuk itu macam mana pun caranya kita harus keluar dari rumah untuk mencari informasi itu," kata Gunawan.

Bagi dia, cukup sulit mencari berita dari dalam rumah. Hanya mengandalkan telepon untuk menghubungi narasumber menjadi salah satu hal menghambatnya.

"Kalau ke lapangan selain kita dapat data akurat, bukan berarti bekerja di rumah tidak akurat, tapi kita bisa gunakan mata dan telinga bisa kita pakai untuk membuat berita," kata Gunawan.

Dalam hati kecilnya tetap saja merasakan kekhawatiran jika harus terus ke lapangan. Dia khawatir jika nantinya akan jadi pasien Covid-19 selanjutnya.

"Sangat risau memang, tak lucu rasanya kalau kita yang sering memberitakan pasien Covid-19 setiap hari malah kita pula yang jadi pasien selanjutnya," kata Gunawan sambil bercanda.

Dikatakan, walaupun setiap harinya membekali diri dengan masker, hand sanitizer, dan vitamin C, Gunawan merasa hal itu kurang.

Cerita lainnya meliput ditengah pandemi Covid-19 juga dialami oleh penulis yang saat ini bertugas untuk media Harian Pagi Metro Riau sekaligus kontributor untuk media Halloriau.com.

Penulis lebih memilih keluar rumah untuk bekerja mencari dan membuat berita. Karena dia tulang punggung keluarga bagi isteri dan satu orang anaknya. Keluar dari rumah di masa pandemi tentu berisiko penularan virus Covid-19. Namun jika tetap di rumah saja juga berdampak lebih besar.

Menurut penulis, rezeki dan maut merupakan hal yang sama, yakni sama-sama ditentukan oleh sang pencipta dan tentunya sebagai manusia hanya bias berusaha.

Dalam suatu kesempatan, waktu itu penulis sedang melakukan tugas peliputan di rumah Dinas Bupati Kepulauan Meranti, namun waktu itu ada isu yang berhembus bahwa tidak berapa lama sebelum kedatangan penulis, ada santri yang baru pulang dari jawa yang menjadi suspect klaster Magetan yang juga berkunjung kesana dan duduk dikursi yang sama. Setelah isu itu berhembus, penulis dijauhi rekan jurnalis lainnya karena mereka juga tidak mau terjangkit. Setelah mendapatkan tekanan untuk segera dilakukan Rapid test, penulis bersama dua rekan lainnya langsung meminta untuk dilakukan test rapid oleh Dinas Kesehatan setempat.

Setelah menunggu beberapa menit, dan setelah diambil sampel darah kami bertiga. Waktu itu agak deg degan juga menunggu hasilnya keluar,karena jika positif kami akan langsung dibawa ke tempat isolasi. Dan Alhamdulillah hasil ketiganya negatif dan kami pun terbebas dari paparan virus asal China itu dan tentunya juga terbebas dari ocehan teman.

Media massa jelas memiliki peran besar dan beragam dengan kondisi masyarakat yang tengah berada di situasi seperti ini. Apa yang disampaikan media massa sudah pasti berpedoman pada kaidah jurnalistik yang berlaku juga sesuai dengan prinsip jurnalisme.

Profesi jurnalis merupakan salah satu yang rentan terpapar Covid-19 pada masa pandemi saat ini.

Wartawan atau Jurnalis, merupakan salah satu profesi yang memiliki potensi tinggi terpapar covid-19, lantaran tuntutan tinggi dari redaksi.

Oleh karena itu PWI Kepulauan Meranti memberikan dukungan terhadap kinerja insan pers ini. Ketua PWI Kepulauan Meranti, Syamsidir Atan mengatakan wartawan adalah profesi yang tidak bisa berhenti di saat pandemi Covid-19 sedang melanda.

Sebab, pada saat masa-masa di tengah pandemi Covid-19 ini kebutuhan akan informasi makin besar dan hal itu hanya dapat dilakukan oleh wartawan.

Dengan kondisi mobilitas jurnalis dalam menjalankan tugasnya mencari dan menggali informasi, khususnya terkait dengan agenda dan isu Covid-19, di antaranya berhubungan dengan narasumber di berbagai tempat, agaknya risiko tertular tidak bisa dihindari sama-sekali.

Terlebih dengan fenomena orang tanpa gejala (OTG), yang sama sekali dalam amatan kasat mata memang tidak diketahui sedang terinfeksi  sehingga bisa menularkan ke orang lain di dekatnya maka di situlah risiko sedang mengintai jurnalis yang bertugas.

Memang serba salah, karena tugas media adalah meliput dan mencari informasi dari narasumber berita, sehingga miliki risiko dalam menjalankan tugasnya.

Pada akhirnya, risiko yang melekat pada jurnalis dalam menjalankan tugasnya sepanjang pandemi Covid-19 itu, dengan mengindahkan protokol, panduan dan parameter keselamatan lainnya, bisa menjadi pelindung dari potensi tertular.

Kondisi ini juga direspons organisasi profesi wartawan Indonesia. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menerbitkan panduan peliputan wabah Covid-19. Panduan itu diterbitkan dengan nomor 826/PWI/-P/LXIIV/2020.

Panduan ini ditandatangani oleh Atal S. Depari selaku ketua umum dan Mirza Zulhadi sebagai sekretaris jenderal. Banyak poin yang disampaikan dalam edaran tersebut untuk dijadikan panduan. Secara garis besar itu untuk melindungi keselamatan wartawan dan masyarakat umum.

Ketua PWI Kepulauan Meranti, Syamsidir Atan juga  menyampaikan, panduan tersebut sudah diterima. Pengurus di tingkat kabupaten tidak mengeluarkan panduan. Secara teknis langsung menyesuaikan dengan edaran PWI pusat.

Atan mengingatkan agar wartawan mengutamakan keselamatan sendiri. Di internal PWI selalu diingatkan. ”Di panduan itu sudah sangat jelas,” katanya.

Penulis: Ali Imran

   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
NETA V.(foto: istimewa)Launching Model SUV Baru, NETA Auto Indonesia Bakal Ramaikan PERIKLINDO Vehicle Show 2024
Harga sawit swadaya naik.(ilustrasi/int)Harga TBS Kelapa Sawit Swadaya Pekan ini Naik, Penjualan CPO Turun
Warga Desa Sukarendah, Banten, protes jalan rusak dengan tanam pohon dan tebar lele (foto/int)Jalan Makin Rusak, Warga Tanam Pohon Pisang dan Tebar Lele
Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri (foto/int)Pak Ogah di Pekanbaru Meresahkan, TAF: Satpol PP Jangan Cuma Aktif di Medsos
Jalan Darma Bakti tambah parah tak kunjung diperbaiki Pemko Pekanbaru (foto/dini)Makin Parah, Warga Tagih Janji Pemko Pekanbaru Perbaiki Jalan Darma Bakti
  DPD NasDem Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) menggelar acara halalbihalal (foto/ist)Nasdem Rohil Panaskan Mesin Partai untuk Menangkan Pilkada 2024
Payung elektrik di komplek Masjid An-Nur rusak (foto:ist) Anggota DPRD Riau Minta Aparat Jangan Diam Soal Dugaan Korupsi Payung Elektrik Annur
Ketua DPC Demokrat Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri (foto/int)Ada Agung Nugroho, Demokrat Tetap Buka Penjaringan Bacalon Walikota Pekanbaru
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Taufiq OH (foto/Yuni)150 Stand UMKM Disediakan Gratis Selama Gernas BBI/BBWI Riau
Viral debt collector menghadang pemobil diduga akan tarik paksa kendaraan di Pekanbaru (foto/int)Viral Debt Collector Hadang Mobil di Pekanbaru, Ini Aturan Tarik Kendaraan di Jalan
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved