SELATPANJANG - Memiliki tugas layaknya orang tua, guru dituntut untuk mengajar dan mendidik siswanya dengan penuh kasih sayang.
Begitu lama waktu yang dihabiskan di sekolah, terkadang membuat siswa merasa sangat dekat dengan gurunya. Bahkan, tak jarang guru berhasil memiliki tempat yang sangat berarti di hati murid-muridnya. Makanya sudah tidak heran jika kehilangan seorang guru sudah seperti ditinggalkan oleh orang tersayang.
Seperti yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kepulauan Meranti, tepatnya di SDN 01 Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang. Satu lokal siswa seperti menangis massal, mereka bersedih tatkala mengetahui seluruh gurunya akan dipindahkan.
Bahkan ada beberapa siswa yang ingin ikut gurunya untuk pindah. Hal itu diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa bernama Liza.
"Anak saya sedih ditinggalkan oleh gurunya yang dipindahkan ke sekolah lain. Bahkan dia menangis tersedu-sedu sampai di rumah dan ingin ikut gurunya pindah," kata Liza.
Dalam beberapa video yang diunggah warga di media sosial terlihat juga siswa-siswa di sekolah lain menangis tersedu-sedu dan guru pun juga terlihat tidak sanggup menahan kesedihannya. Tampak jelas jika guru dan muridnya itu sudah memiliki ikatan yang sangat kuat.
Di media sosial Facebook, ribut-ribut mutasi tak kalah gemparnya. Sejumlah akun warganet berkomentar pada postingan mutasi besar-besaran terhadap guru yang dilakukan Bupati.
Ada yang berkomentar bahwa tindakan Bupati tidak memikirkan nasib guru yang akan dipindahkan, dimana mereka harus mencari rumah sewa ditempat tugas baru dan meninggalkan rumah pribadinya. Belum lagi guru yang tinggal beberapa bulan lagi memasuki usia pensiun tak luput dari pemindahan tersebut.
"Harusnya didata terlebih dahulu, jangan asal pindah saja. Jika sudah begini bukan semangat yang didapatkan tapi guru bisa menjadi malas mengajar dan tentu ini berimbas kepada murid yang diajarkan," sebut salah satu netizen.
Mutasi seluruh Guru PNS di beberapa sekolah menimbulkan kekecewaan mendalam yang dirasakan seluruh murid. Mulai dari murid kelas 1 hingga murid kelas 6. Tidak hanya itu, wali murid pun ikut kecewa atas kejadian tersebut.
Hal ini sangat disayangkan mereka. Sikap yang diambil Dinas Pendidikan seharusnya memikirkan psikologis anak didik di sekolah. Apalagi dalam waktu dekat mereka akan melakukan ujian sekolah. Sehingga, Itu sangat dikhawatirkan akan berpengaruh pada semangat belajar para murid.
"Hampir seluruh sekolah, semua murid menangis dan tak menerima jika semua guru ikut dimutasi. Hari ini seperti hujan air mata, semoga tidak berdampak dengan mental anak dan mereka jadi malas belajar, kalau sudah begini kan jadinya kasian," kata salah seorang orang tua siswa, Etty.
Tidak hanya siswa yang terlihat sedih, sejumlah guru pun tampak berat untuk meninggalkan sekolah dan anak didiknya. Banyak guru berkeluh kesah dan curhat di beranda media sosial.
Salah satu guru yang minta tidak disebut nama dan sekolahnya, mengatakan, rata-rata guru menolak karena mereka sudah merasa dekat dengan masyarakat lingkungan sekolah. Baik dengan murid-murid atau pun dengan para guru dan karyawan di sekolah.
"Kami sudah berada di sekolah bertahun-tahun. Kalau dipindah sekarang harus penyesuaian kembali dengan lingkungan yang baru, tidak efektif karena masuk tahun ajaran baru," ujarnya.
Mutasi yang dilakukan itu setelah Bupati mengeluarkan 1.000 SK. Ada sebagian bahkan ada beberapa sekolah seluruh gurunya dipindahkan. Mutasi besar-besaran ini adalah dalam rangka komitmennya menuju Meranti cerdas dan bermartabat. Dimana dalam proses tersebut, dia menargetkan standar kelulusan pendidikan Meranti harus bisa naik tingkat di antara 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
Terhadap penempatan guru di tempat yang baru sebagai langkah pemerataan dan penyegaran keberadaan guru PNS di Kepulauan Meranti yang menumpuk di kota dan sebagian desa malah kekurangan.
Penulis : Ali Imroen
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :