SELATPANJANG - Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan meresmikan jembatan penghubung di Sungai Tohor Kecamatan Tebingtinggi Timur yang diberi nama Jembatan Usman Samad, Selasa (27/10/2020) siang.
Dengan jembatan baru maka masyarakat di beberapa desa di daerah tersebut akan lebih leluasa lalu lalang, mulai dari sekadar saling berkunjung, hingga mengangkut atau menjual hasil pertanian dan kegiatan lainnya.
Jembatan ini telah menjadi tonggak sejarah bersatunya wilayah yang terpisah oleh sungai. Jembatan ini juga menjadi mahakarya Binamarga kedua yang dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti dan menjadi ikon di Kecamatan Tebingtinggi Timur yang berjuluk Pusat Sagu Dunia itu setelah sebelumnya Pemkab Kepulauan Meranti melalui
Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan dan Pemukiman (DPU PRPKP) juga telah membangun Jembatan di Sungai Kengkam di Desa Mekarsari.
Berdasarkan data dan informasi dari DPU PRPKP, proyek Pembangunan Jembatan Sungai Tohor Kiri Kanan Kecamatan Tebing Tinggi Timur itu dibangun menggunakan APBD senilai Rp 27.673.000.000 miliar. Dimana bentang utama dibangun pada tahun 2016 dan opritnya dibangun dua tahun berikutnya tahun 2019.
Jembatan tersebut mempunyai bentang utama sepanjang 60 meter sedangkan oprit atau penghubung jembatan disisi kanan dan kirinya sepanjang 210 meter dan totalnya 270 meter.
Pembangunannya yang memakan waktu hampir 1 tahun lamanya dengan dua tahun anggaran. Dimana dalam proses pengerjaannya melalui proses yang sangat sulit terlebih lagi untuk memasok material jembatan dan lainnya.
Bupati mengatakan sebelum jembatan ini dibangun, masyarakat sangat kesusahan untuk menyeberang dan saat ini masyarakat sudah merdeka dari keterisolasian.
"Selamat kepada masyarakat Tebingtinggi Timur dengan telah terbangunnya jembatan Usman Samad ini. Selama ini masyarakat menyeberang cukup azab dimana dulunya jembatan dan jalannya buruk dan cukup memprihatinkan. Dan saat ini ternyata sudah bagus, aura untuk maju sudah kelihatan dan dengan hadirnya jembatan ini menjadi penyatu dua masyarakat desa," ungkap Bupati.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengajak warga untuk sama-sama merawat jembatan, sehingga bisa digunakan dalam kurun waktu yang lama.
Sementara itu Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Tebingtinggi Timur, Basrah mengatakan nama Usman Samad sebagai nama jembatan tersebut, oleh masyarakat diambil dari kesepakatan dua desa yang sebelumnya telah melakukan musyawarah. Selain itu nama itu juga sudah dibicarakan terlebih dahulu dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) kecamatan dan tokoh masyarakat lainnya.
Nama tersebut merupakan gabungan dua nama tokoh yang telah berjasa terhadap daerah tersebut. Usman diambil dari nama kepala desa pertama di Desa Sungai Tohor, sementara Samad diketahui adalah ada orang pertama yang membuka dan merintis wilayah tersebut.
"Nama dari jembatan tersebut diambil dari keputusan dua masyarakat desa yang berdekatan dengan jembatan. Kita mengambil kesempatan untuk mengagungkan siapa tokoh kita, maka diputuskan Usman bin Tawar dia adalah seorang Datuk penghulu, yang berwibawa waktu itu dan Samad bin Hatta tokoh masyarakat membuka hutan sungai Tohor tahun 1905 silam," pungkasnya.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan MoU dalam hal kerjasama pengolahan produk sagu dan turunannya di Sentra Industri Sagu Terpadu di Sungai Tohor dan kemudian akan ditindaklanjuti lintas OPD diantaranya Disdagperinkop UKM dengan Koperasi Produsen Sentra Sagu Terpadu. Salah satunya dalam waktu dekat akan diproduksi tepung sagu kering.
Penulis: Ali Imroen
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :