Waspada! Insomnia Tingkatkan Resiko Serangan Jantung
Jumat, 07 April 2017 - 15:53:22 WIB
GANGGUAN tidur atau insomnia tidak hanya membuat lesu dan kurang bergairah di pagi hari. Lebih buruk lagi, insomnia yang berlarut-larut dapat meningkatkan kemungkinan terserang penyakit jantung.
Dalam studi yang dipublikasikan European Journal of Preventive Cardiology, peneliti menganalisis 15 studi yang khusus mengamati gejala insomnia yang terlihat pada sejumlah responden.
Di antaranya susah tidur, sering terbangun, bangun kepagian, dan non-restorative-sleep atau kondisi di mana seseorang dalam keadaan terjaga tetapi merasa kurang istirahat.
Setelahnya peneliti menemukan bahwa mereka yang susah tidur seperti ini berisiko 27 persen lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung atau stroke dibandingkan yang tidak mengalami kesulitan itu.
Dampak serupa juga dirasakan mereka yang sering terbangun di tengah malam dan non-restorative sleep. Peluang mereka untuk terkena serangan jantung atau stroke masing-masing mencapai 11 dan 18 persen.
Namun peneliti tidak dapat menjelaskan dengan pasti bagaimana ini bisa terjadi. Sejauh dugaan mereka, insomnia dapat mengaktifkan sistem 'fight or flight response' tubuh yang kemudian meningkatkan jumlah protein pemicu peradangan dalam tubuh, termasuk menaikkan tekanan darah.
"Keseluruhan faktor ini membuat seseorang dengan insomnia lebih rentan untuk mengalami gangguan pada jantungnya," simpul peneliti seperti dilaporkan Men's Health.
Tidak menutup kemungkinan depresi juga memainkan peranan penting di balik insomnia seseorang. Faktor ini saja sudah cukup meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke bagi yang bersangkutan.
Seperti diutarakan dr Elly Ingkiriwang, SpKJ dari Psychiatric Clinic, Royal Progress International Hospital Jakarta stres memang berdampak langsung pada pola tidur seseorang.
"Stres memang berpengaruh pada pola tidur kita. Bisa di awal yaitu kita sulit untuk mulai tidur, bisa juga di tengah tidur, artinya kita bisa mulai tidur, tapi setelah tidur kita akan terbangun dan sulit untuk tertidur lagi," paparnya kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
Keesokan harinya, tubuh menjadi terasa lelah dan mengantuk. Tak hanya itu, dr Elly juga mengatakan tubuh akan merasa lemas, tidak bergairah dan pusing.
Oleh karena itu ia menyarankan agar tiap orang sebaiknya menghilangkan beban pikiran yang mengganjal atau stres sebelum akhirnya merebahkan diri di malam hari.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :