JAKARTA – Setelah setahun pandemi Covid-19, akhirnya beberapa negara menemukan dan memproduksi vaksin Covid-19.
Harapan kehidupan kembali seperti semula, setelah timbulnya herd imuunity atau kekebalan meningkat. Angka penularan diharapkan dapat ditekan mendekati nol.
Namun, ternyata tak semudah itu. Sejumlah kalangan menilai vaksinasi tidak efektif, karena efek samping yang ditimbulkan.
Setelah hal tersebut di atas, timbul masalah baru. Banyak kasus, orang tetap terkonfirmasi positif Covid-19 setelah divaksin.
Dikutip dari seputartangsel, ada beberapa penyebab seseorang masih dapat terkonfirmasi positif Covid-19 meski sudah divaksin.
Berikut sejumlah alasannya:
1. Telah Terinfeksi Sebelum Divaksin
Sebelum vaksinasi, seseorang sebenarnya sudah dites terlebih dahulu kesehatannya. Namun, Covid-19 mungkin belum terdeteksi karena virus corona baru masuk.
Akibatnya, setelah divaksin (khususnya dosis pertama) Anda mungkin saja menderita Covid.
2. Vaksin Belum Memberi Perlindungan
Setiap vaksin yang masuk ke dalam tubuh membutuhkan proses sebelum benar-benar memberikan perlindungan.
Saat Anda dalam proses tersebut, mungkin saja virus Covid-19 menginfeksi. Di sini Anda bisa mengalami sakit.
3. Baru Mendapat Dosis Pertama
Studi yang meneliti vaksin Pfizer membuktikan, suntikan dosis pertama efektivitasnya dalam mencegah masuknya virus hanya 52 persen.
Jadi, antara pemberian dosis pertama dan kedua mungkin saja virus menyerang.
Itu sebabnya, meski sudah divaksin Anda tetap harus menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dalam setiap kegiatan.
“Ada beberapa perlindungan yang dimulai 10 hari setelah dosis pertama, tetapi jelas terbatas,” ujar Dr. Weiss, seorang ahli epidemiologi dan profesor di Rutgers New Jersey.
Vaksin akan lebih efektif bekerja 14 hari setelah dosis pertama.
4. Belum Tercapai Kekebalan Kelompok
Belum ada negara di seluruh dunia yang benar-benar sebagian besar masyarakatnya sudah menerima vaksin. Ini dikarenakan jumlah dan pendistribusian masih terbatas.
Dengan demikian, kekebalan kelompok berjalan lambat. Dalam situasi tersebut mungkin saja orang yang sudah mendapat vaksin lengkap, tertular Covid-19.
Dr. Weiss mengatakan, hal di atas dapat terjadi sekitar 5 persen dari penerima vaksin atau 1 di antara 20 orang.
“Orang harus tetap waspada setelah dosis pertama vaksin m-RNA, tetapi juga tetap waspada setelah dosis kedua,” ujar Dr. Weiss mengingatkan.
Dia menegaskan, orang yang sudah divaksinasi menderita Couid tidak terlalu parah dibandingkan yang belum divaksin. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :