www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
BBPOM Pekanbaru Temukan Ribuan Kardus Kosmetik dan Obat Ilegal di Bekas Gudang Semen
 
Inilah Arti Minal Aidin Wal Faizin Sebenarnya, Bukan Mohon Maaf Lahir dan Batin
Minggu, 24 Mei 2020 - 08:20:01 WIB

Mulai dari para pembesar dan cerdik pandai di tingkat nasional sampai dengan tokoh masyarakat dan orang-orang terpelajar di tingkat RT/RW, setiap kali lebaran tiba, menguncapkan “Minal aidin wal faizin”. Kalimat ini seakan-akan jika dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi ”mohon maaf lahir batin”.

Kapankah kebiasaan tersebut dimulai di negeri ini? Wallahu alam bishawab. Mungkin saja sudah puluhan, atau bahkan ratusan tahun, ungkapan dan ucapan seperti itu menjadi tradisi turun temurun dalam kehidupan.

Disarikan dari islampos, ungkapan ini telah menjadi samacam tradisi tanpa kritisi atau bahkan menjadi adat tanpa ada debat. Hal ini terjadi karena Bahasa Arab belum menjadi bahasa kedua di negeri ini. Paling tidak untuk pemeluk Islam. Pemahaman kita terhadap Bahasa Arab adalah pemahaman taklid atau meniru buta, tanpa pemahaman yang rasional. Bukankah pendekatan agama kita konon berawal dari percaya terlebih dahulu, bukan dari ketidakpercayaan sebagaimana pendekatan ilmu pengetahuan.

Minal aidin wal faizin

Ungkapan ini sebenarnya hanya berupa sebuah frase atau bagian dari sebuah kalimat yang lebih panjang. Jadi, bukan kalimat yang lengkap SPO-nya atau subyek/predikat/obyeknya.

Secara lengkap, kalimatnya adalah ”Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin” yang artinya “semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung”. Jadi, minal aidin wal faizin sendiri berarti dari orang-orang yang kembali dan beruntung.

Dengan demikian, frase itu minal aidin wal faizin tidak memiliki makna sama sekali dengan ungkapan permintaan maaf atau pun bermaaf-maafan. Bahkan dalam Bahasa Indonesia ungkapan “bermaaf-maafan” malah dinilai terlalu berlebih-lebihan atau mubazir, karena ungkapan “bermaafan” sudah cukup, karena ungakapan bermaafan sudah memiliki makna saling meminta maaf.

Dalam Bahasa Arab, ungkapan permintaan maaf biasanya dinyatakan dengan pernyataan “afwan” yang artinya permintaan maaf yang tulus dan ikhlas. Kalau kurang puas dengan kata “afwan” yang dinilai kurang panjang, maka bolehlah ditambah dengan “afwan zahin wal bathin”.

Dalam hal maaf ini, perlu kita sadari bahwa ternyata memberi maaf mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan meminta maaf itu sendiri.

Ketika Nabi sedang berdakwah, ada seseorang yang datang terlambat dalam acara dakwah itu. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa seorang yang datang terlambat itu dinyatakan justru sebagai penghuni surga. Kontan saja, banyak sahabat dan hadirin yang telah lebih dahulu datang bertanya-tanyalah di dalam hati yang paling dalam tentang amalan apakah yang telah dilakukan orang tersebut sehingga dinyatakan sebagai penghuni surga.

Setelah dakwah selesai, bahkan ada beberapa orang yang kemudian mencoba mencari tahu atau melakukan semacam “investigasi” dengan menginap di rumah orang tersebut.

Singkat kata, beberapa orang yang menginap di rumah calon penghuni surga tersebut ternyata tidak dapat menemukan amalan yang dinilai patut menjadi indikator bahwa orang itu memang calon penghuni surga. Misalnya, orang itu ternyata tidak melakukan amalan shalat malam, tidak pula menjadi dermawan yang memberikan hartanya untuk menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim.

Singkat cerita, setelah tidak menemukan satupun indikator sebagai penghuni surga, akhirnya setelah sekian hari melakukan pengamatan terhadap amalan sang penghuni surga tersebut, maka salah seorang pengamat terpaksa mengajukan pertanyaan tentang amalan apa yang selama ini telah menjadi amalan harian sang penghuni surga.

Dari dialog dengan calon penghuni surga itu, amalan yang secara istiqamah beliau lakukan adalah “memberikan maaf yang selalu beliau ucapkan menjelang tidur”. Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa ternyata memberi maaf merupakan prestasi seseorang yang akan menjadi bekal utama sebagai penghuni surga. Bukan hanya meminta maaf kepada sesamanya. Allahu alam. (*)






Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
BPOM grebek bekas gudang semen di Siak II Pekanbaru.(foto: mcr)BBPOM Pekanbaru Temukan Ribuan Kardus Kosmetik dan Obat Ilegal di Bekas Gudang Semen
Ade Hartati bersama pengurus GPM-IKM Riau.(foto: mimi/halloriau.com)Usai Resmikan Sekretariat GPM-IKM Riau, Ade Hartati Bulatkan Tekat Maju Pilkada Pekanbaru 2024
Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri memberikan kejutan Ultah Sekjen PWI Riau, Doni Dwi Putra.(foto: mimi/halloriau.com)Sekjen PWI Riau Ultah ke-37, TAF Harap Doni Dwi Putra Beri Inspirasi untuk Jurnalis Muda
  Kapolda Riau saat hadiri pembukaan UKW Angkatan XXIII PWI Riau.(foto: mcr)UKW Angkatan XXIII PWI Riau Digelar, Ini Pesan Kapolda Irjen Pol M Iqbal
Bus TMP Pekanbaru tak laik jalan masih tetap dioperasikan.(foto: dini/halloriau.com)Ngeri! Bus TMP Pekanbaru Tetap Beroperasi Meski Pintu Tak Bisa Ditutup Sempurna
Rombongan Komisi IV DPRD Pekanbaru ditolak saat sidk ke PT Sumatera Kemasindo terkait dugaan pencemaran lingkungan.(foto: mimi/halloriau.com)Komisi IV DPRD Pekanbaru Geram PT Sumatera Kemasindo Tak Kooperatif
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved