www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Berimbas ke Karyawan, Disnakertrans Riau Turunkan Tim Pengawas ke PT TBS
 
Mengapa Tak Pernah Temui Guling di Kamar Hotel? Ternyata Ini Sebabnya
Rabu, 02 Oktober 2019 - 20:37:22 WIB

JAKARTA - Kamu sadar nggak sih, kenapa hotel di Indonesia jarang sekali menyediakan guling untuk tamu hotelnya? Coba deh kamu liatin hotel-hotel, terutama hotel yang cukup bagus dan berbintang, sulit sekali menemukan guling di kamar hotel. Bahkan bisa dibilang hampir tidak ada yang menyediakannya. Kira-kira alasannya apa ya?

Bagi orang Indonesia, guling semacam teman tidur yang wajib ada di kasur, termasuk kasur hotel sekalipun. Guling itu nyaman untuk dipeluk (meksipun jomblo, hiks) juga bisa meningkatkan kualitas tidur. Manfaat lain bisa melancarkan peredaran darah serta bikin tidur lebih sehat. Lalu kenapa sih nggak ada guling di kamar hotel. Hipwee Travel akan memberikan beberapa alasan, silakan kamu pilih alasan mana yang paling logis. Oke yuk kita bahas.

1. Kiblat hotel adalah gaya hidup western. Jadi dalam pelayanan hotel ala barat tidak dikenal istilah guling

Guling muncul ketika Belanda menjajah Indonesia beberapa ratus tahun lalu. Tentara Belanda yang dikirim ke sini harus tinggal selama 1-3 tahun. Mereka harus meninggalkan istri dan keluarganya di Belanda sehingga libido mereka harus tetap disalurkan. Sehingga mereka mencari ‘gundik’ atau Nyai yang bisa menemani tidur. Tapi tidak semua demikian. Ada yang bikin semacam teman tidur yang bisa dipeluk. Akhirnya lahirlah guling yang sering disebut juga sebagai ‘Dutch Wife’ yang dianggap sebagai istri mereka dan bisa dipeluk saat tidur. Jadi guling praktis cuma terkenal di Belanda dan Indonesia, meski guling juga sudah dikenal di beberapa negara lain.

Kiblat pembangunan hotel di Indonesia juga mengacu pada hotel-hotel di barat. Dalam service hotel ala barat, tidak dikenal adanya guling. Jadi hotel di Indonesia pun juga tidak menyediakan guling. Meskipun ada beberapa yang menyediakan.

2. Guling bisa jadi sangat tidak higienis karena dipeluk oleh tamu-tamu sebelumnya. Banyak tamu yang jijik dengan guling karena dianggap kotor

Bayangkan saja, tamu-tamu hotel bisa datang dari bermacam-macam kalangan. Berbeda dengan bantal yang cuma kena kepala, guling bisa ‘diapa-apakan’ oleh tamu hotel. Bisa dipeluk atau dimain-mainkan, apalagi banyak juga tamu yang tidur dengan tanpa mengenakan busana. Gesek-gesekan antara kulit manusia yang bermacam-macam dengan guling bikin benda yang satu ini kotor banget. Apalagi kalau tamunya nggak mandi atau punya penyakit kulit. Nggak heran kalau tamu hotel jijik dengan guling, ya meskipun sudah dicuci tetap saya rasanya nggak higienis.

3. Orientasi tamu hotel adalah turis. Turis asing tidak mengenal istilah guling bahkan tidak tau ada benda seperti itu

Turis asing adalah pelanggan hotel yang berasal dari berbagai negara. Di negara lain tidak ditemui, atau hampir jarang ditemui sesuatu benda bernama guling. Ada sih bentuk semacam guling tapi untuk landasan leher atau punggung. Bukan dikelonin seperti guling. Kalau turis aja nggak tahu dan nggak butuh, ngapain disediakan guling? Nambah biaya lagi dong buat hotelnya.

4. Tamu yang menginap di hotel biasanya membawa pasangan. Hal itu yang bikin guling tidak terlalu bermanfaat lagi. Hehehe

Kalau mendengar kata hotel, apa yang kamu bayangkan? Entah kenapa hotel identik sekali dengan tempat menginap pasangan lawan jenis. Baik yang sudah menikah atau belum (bule-bule kan kebanyakan sama pacarnya). Kalau nggak pasangan pun biasanya bersama teman atau keluarga. Jarang ‘kan datang ke hotel cuma sendirian di kamar? Hehehe. Kecuali tamunya jomblo ya. Persepsi yang terbangun di hotel adalah tamu membawa pasangan. Jadi gulingnya buat apa kalau ada ‘guling’ yang bisa dipeluk beneran? Hehehe. Cuma menuh-menuhin kasur aja sih.

5. Di beberapa hotel ada, tapi memang tidak disediakan di kamar. Kalau kamu minta biasanya akan diberikan kok
Di Indonesia sendiri sebenarnya ada kok hotel yang menyediakan guling di kamar hotel. Namun ada juga yang punya guling namun menunggu request atau permintaan dari tamu hotel. Tapi mayoritas tidak punya guling. Terpaksa deh bantal dijadiin guling. Hehehe.

Gimana, rasa penasaran kamu sudah terjawab belum? (*)


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau, Boby Rachmat (foto/Yuni)Berimbas ke Karyawan, Disnakertrans Riau Turunkan Tim Pengawas ke PT TBS
Bus Sembodo ringsek tabrakan dengan truk di Sijunjung, Sumbar (foto/int)Gagal Nyalip, Bus Sembodo Tabrak Truk di Sijunjung Sumbar, Begini Kondisi Sopir
Para jurnalis dan vlogger foto bersama usai merasakan sensasi berkendara skutik premium Stylo 160cc. Foto budyCity Rolling Honda Stylo 160: Santai dan Elegan, Enak Dibawa karena Tarikannya Lebih Halus
  Seleksi ulang pimpinan BRK Syariah sepi peminat (foto/Yuni)Hanya 3 Peserta, Seleksi Ulang Pimpinan BRK Syariah Sepi Peminat
CEO Mastercard Michael Miebach, President Director & CEO IOH Vikram Sinha, Menkominfo RI Budi Arie Setiadi dan Wakil Rektor ITB Dr Ir Gusti Ayu (foto/ist)IOH dan Mastercard Umumkan Kemitraan Cybersecurity Center of Excellence, Ini Targetnya
Mobil Kasat Narkoba Polres Pelalawan yang dibawa Bripda YI tabrak pagar Dinas PKH Pemprov Riau (foto/int)Begini Nasib Bripda YI yang Mabuk dan Kecelakaan Saat Bawa Mobil Kasat Narkoba Pelalawan
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved