TELUKKUANTAN - Desa Pangkalan Indaruang, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), masuk nominasi penilaian penerima penghargaan Kalpataru 2016. Desa ini dinilai berhasil menjaga kearifan lokal, baik hutan maupun sungai.
 
Penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup ini, dua tahun lalu pernah diterima desa ini melalui Lembaga Adat Teratak Air Hitam, kategori penyelamat lingkungan di Kuansing.

Kalpataru adalah penghargaan diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasa melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Penerima penghargaan kalpataru dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu perintis lingkungan, pengabdi lingkungan, penyelamat lingkungan, dan pembina lingkungan.

"Tim Kalpataru dari pusat sekarang turun ke Kuansing, melakukan verifikasi calon penerima Kalpataru 2016. Insya Allah tahun ini, desa Pangkalan Indaruang dapat penghargaan tertinggi di bidang lingkungan ini," ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup, Kuansing, Jafrinaldi di Telukkuantan.
 
Menurut Jafrinaldi, hal ini tidak terlepas dari pembinaan dilakukan Pemerintah Kabupaten di bawah kepemimpinan Bupati Kuansing H Sukarmis, sehingga Desa Pangkalan Indaruang, masuk nominasi penerima Kalpataru tahun ini.

Diketahui, kata Jafrinaldi, Desa Pangkalan Indarung terdapat sungai dengan kondisi flora dan fauna di dalamnya dijaga dan dilestarikan oleh adat setempat. Warga tidak boleh sembarangan mengambil ikan atau memusnahkan hutan di sekitarnya.

"Bagi yang melanggar bakal dikenakan denda oleh adat setempat," sebut dia.

Hingga kini, tambah Jafrinaldi, ikan-ikan dan tumbuh-tumbuhan di sungai itu terjaga dengan baik. Masyarakat setempat menamakan daerah itu sebagai  Lubuk Larangan. "Namun, bila masa tertentu, seluruh warga diperkenankan mengambil ikan-ikan itu untuk konsumsi keluarga," kata Jafrinaldi.

Panen bersama ini, ulas Jafrinaldi, disebut dengan Tradisi Mamucuak. Seluruh masyarakat dan para tetua kampung dan adat mengundang pemerintah serta unsur lainnya, untuk bersama-sama panen raya.

Jafrinaldi menjelaskan, adanya unsur kerja sama yang melekat antara elemen masyarakat desa, ninik mamak, pemangku adat dan masyarakat, sehingga larangan-larangan yang telah ditetapkan bersama atas tradisi tersebut dipatuhi oleh masyarakat desa.

Untuk itu, kata Jafrinaldi, apresiasi diberikan kepada pemangku adat serta masyarakat setempat dalam menjaga kearifan lokal yang ada di dalam sungai dan lingkungan sekitarnya.

"Di Provinsi Riau, Kuansing satu-satunya masuk dalam nominasi penerima Kalpataru, yakni Desa Pangkalan Indaruang," pungkas Jafrinaldi.

Penulis  : Idi Susianto
Editor    : Unik Susanti