www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Dibuka Sampai Agustus 2024, Ini Syarat Program Magang ke Jepang Tahap II Disnakertrans Riau
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Membangunkan Pamor Kopi Conti dari Kuansing
Senin, 01 November 2021 - 05:50:23 WIB
Habibullah saat memanggang racikan Kopi Conti.
Habibullah saat memanggang racikan Kopi Conti.

Baca juga:

TELUK KUANTAN - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau, Zulmansyah Sekedang, Kamis (11/6/2021) sekitar pukul 12.30 WIB siang, baru saja sampai di Kota Teluk Kuantan. Ia lantas menuju Kedai Kopi NF menemui pengurus PWI Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) yang sudah menunggunya.

Ia dan pengurus PWI Riau lainnya hendak rehat sesaat setelah menempuh 4 jam perjalanan dari Pekanbaru sebelum menuju Balai Pendopo Rumah Dinas Bupati untuk acara pelantikan pengurus PWI Kuansing periode 2021-2023.  Ketua PWI Riau itu menyeruput segelas es kopi, yang lain menikmati kopi hitam dan kopi susu sambil mencicipi aneka kue. 

Sebelumnya Zulmansyah bertanya ke pengurus PWI Kuansing, minuman apa yang spesial di kedai kopi ini. Lantas dijawab Ketua PWI Kuansing, Ultra Sandi, Kopi Conti. Lalu Zulmansyah memesan segelas es kopi. "Nikmat ya,” kata Zulmansyah.

Kopi Conti terucap kembali oleh Zulmansyah saat memberi sambutan pada acara pelantikan pengurus PWI Kuansing. Di hadapan Bupati, unsur Forkompimda dan tamu undangan lainnya, pria asal Aceh ini mengaku bukan penikmat kopi.

“Saya memang tidak pengopi, tapi setelah saya mencoba Kopi Conti, ternyata nikmat. Ini harus dipromosikan, sehingga Kopi Conti ini dikenal di mana-mana sama," kata Zulmansyah kala itu.

“Teman-teman wartawan tolong dibantu promosikan Kopi Conti ini. Kalau makin maju efek ekonominya luar biasa bagi orang-orang yang terlibat dalam jaringan pengembangan kopi ini. Di Riau juga ada kopi yang sudah dikenal yakni Kopi Meranti, Kopi Conti juga harus terkenal,” sambungnya.

Andri pengelola warung kopi Conti NF saat mengaduk minuman Kopi Conti untuk pelanggan. 

Hari itu Zulmansyah dua kali meneguk Kopi Conti. Selepas acara ia kembali bertandang ke Kedai Kopi NF. Lagi-lagi dia memesan es kopi sebelum kembali ke Pekanbaru.

Kopi Conti bukan jenis tanaman kopi melainkan nama dari hasil racikan kopi di tempat asalnya Kecamatan Cerenti yang kini semakin terkenal.  Bahkan telah menjadi salah satu ikon kuliner di negeri yang terkenal dengan tradisi Pacu Jalur ini.

Awalnya, Kopi Conti hanya diseduh penikmatnya di kawasan hilir Kuansing. Mulai dari kecamatan Cerenti, Inuman hingga ke Kuantan Hilir. Tetapi kini berkembang pesat dan meluas.

Kedai dan warung kopi penyedia kopi ini sudah bermunculan di ibu kota Kuansing Teluk Kuantan dan Pekanbaru.  Penikmatnya juga menjangkau hingga ke Jakarta dan negeri jiran Malaysia.

Bahan racikan yang pas dan olahan tradisonal membuat kopi ini terasa nikmat bagi lidah penikmati kopi. Tidak hanya bagi warga tempatan, namun juga bagi orang luar yang datang ke Kuansing. Aroma dan rasanya mampu menaklukkan lidah konsumen hingga keluar Cerenti tempat asalnya.

Bukan hanya Zulmansyah yang menikmatinya. Ketua Pengadilan Negeri (PN) Teluk Kuantan, Wijawiyata juga demikian. Hampir setiap hari kopi ini menemaninya bekerja di kantornya. Sesekali pria asal Sleman Yogyakarta ini bertandang ke kedai Kopi NF bersama Wakil Ketua PN Teluk Kuantan, John Paul Mangunsong dan hakim lainnya untuk mereguk nikmatnya kopi sambil berbincang hangat dengan kolega.

Pengakuan Al Harif juga demikian. Wiraswasta asal Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang bermukim di Kota Teluk Kuantan ini menyebut Kopi Conti sangat lembut saat diminum dan tidak menimbulkan rasa mual di perut. Rasanya juga sangat kuat. Ia mengaku telah kecanduan kopi ini.

Peralatan tradisional untuk memanggang racikan Kopi Conti. 

“Dua atau tiga kali minum dalam sehari tidak membuat perut gembung,” ujarnya.

Kenikmatan kopi ini selain diracik secara tradisional, penyajiannya di kedai-kedai juga sangat tradisional. Sehingga, rasanya tidak berubah.

“Air dimasak dengan bara kayu dalam tungku. Gunakan saringan panjang sehingga rasa otentiknya tidak hilang,” katanya.

Pertumbuhan konsumen penikmat Kopi Conti merangkak naik tiga tahun terakhir. Andri, pengelola warung NF Kopi Conti di Teluk Kuantan mengakui hal ini. Bahkan warungnya identik dengan kopi ini. Pelanggannya berasal dari Kuansing sendiri hingga orang luar yang datang ke Kuansing.

“Pak Bupati dan Ketua PN dan anggota hampir tiap hari memesan,” ujarnya.

Dalam sepekan, kata Andri, warungnya memesan hingga 20 kilogram Kopi Conti yang diracik di Kecamatan Cerenti. Dalam sehari rata-rata terjual 300 gelas kopi, baik kopi hitam, es kopi, dan kopi susu.

“Dibandrol dengan harga 7 ribu sampai 8 ribu rupiah per gelas, rata-rata omset sekitar 2 jutaan, sebulan sekitar 30 jutaan,” katanya seraya mengucap alhamdulillah.

Tidak semata menjual minuman Kopi Conti di warungnya, Andri juga melayani permintaan dalam kemasan untuk konsumen, mulai dari Kota Pekanbaru, Padang, hingga Jakarta.

“Bahkan ada yang memesan untuk dibawa ke Malaysia," tuturnya.

Ia mengakui Kopi Conti membawa berkah. Penyukanya menyentuh petinggi negeri mulai dari Bupati, Ketua DPRD hingga masyarakat biasa. Tamu kantor, perusahaan, organisasi dan individu dari luar banyak datang ke kedainya.

"Kopi Conti telah menjadi salah satu ciri khas kuliner di Kuansing,“ ujarnya bangga.

Begitu juga kata Deprianto. Ia salah satu orang yang mengambil peluang semakin terkenalnya Kopi Conti ini. Deprianto membuka dua kedai kopi yang menyediakan Kopi Conti sejak 2018 lalu. Kedai pertama di Kecamatan Benai yang diberinya nama Kedai Kopi Caronti dan di Cerenti sendiri dengan nama Raja Kopi.  

Setiap minggu kedua kedainya memesan racikan Kopi Conti sebanyak 15 kilogram untuk memenuhi selera konsumen. Kedua usahanya masih eksis sampai kini. Ia berencana membuka kedai kopi serupa di ruas jalan Teluk Kuantan-Pekanbaru.  

Anggota DPRD Riau Mardianto Manan saat minum Kopi Conti di warung kopi Conti NF


Sama dengan Andri, Deprianto juga melayani pembelian Kopi Conti dalam bentuk bubuk pesanan pelanggan, yang dikirim ke Pekanbaru, Pelalawan, dan Rengat.

“Kalau pesanan kopi Conti dalam bentuk bubuk kita pesan dulu dari peracik Kopi Conti yang ada di Cerenti. Di sana sekarang banyak peracik Kopi Conti. Ada Idis, Uwan, Uwan Sepakat dan Abil serta yang lainnya,” ujarnya.

Di Kecamatan Cerenti sendiri, asal Kopi Conti, saat ini memang banyak peracik kopi ini yang bermunculan, salah satunya Habibullah. Selain meracik kopi, ia juga membuka kedai kopi Abil Khas Caghonti.

Abil, panggilan akrabnya, salah satu bukti orang yang terdampak positif akibat meningkatnya konsumsi dan permintaan Kopi Conti. Dulu, ia seorang pekerja di tempat peracik Kopi Conti yang lebih dulu eksis.

Namun ia melihat tingkat konsumsi Kopi Conti semakin tinggi. Itu terjadi tiga tahun belakangan. Berbekal pengalaman meracik kopi di tempat sebelumnya ditambah masukan dari orang-orang tua yang pernah meracik kopi di Cerenti pada masa lalu, ia lantas memutuskan membuka usaha sendiri.

Ia turun tangan langsung meracik Kopi Conti dibantu seorang karyawan. Tujuannya agar rasa Kopi Conti tetap orisinal sesuai pengalamannya. Usahanya tidak sia-sia. Saat ini, Abil memproduksi 20 kilogram Kopi Conti setiap minggu dan 80 kilogram setiap bulannya.

"Dengan harga jual per Kg Rp70 ribu, setiap bulan omset rata-rata Rp5-6 juta. Di luar minuman kopi yang terjual di kedai kopi," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, Kopi Conti racikannya tidak semata dipasarkan di Cerenti melainkan hingga ke Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan dan Teluk Kuantan.

“Di Teluk Kuantan punya langganan tetap kedai Teras Kopi. Itu dalam seminggu memesan 10 kilogram,” ujarnya.

Lantaran permintaan terus meningkat, Abil berusaha membeli peralatan racikan kopi yang lebih baik dan berproduksi banyak. Kalau sekarang masih dilakukan secara manual dan tradisional.

Kenikmatan Kopi Conti tidak terlepas dari bahan campuran dalam pengolahannya. Bahannya campurannya terdiri dari cengkeh, pala, kulit manis, ditambah garam dan mentega.

"Lalu  dipanggang selama satu jam dalam tabung di atas bara api kayu. Pola tradisional ini yang membuat rasa asli kopi tidak hilang,” ujarnya.

Abil punya rencana ingin mengembalikan rasa asli Kopi Conti seperti masa lalu. Dimana dulunya, tutur Abil, biji buah kopi tidak dibeli dari luar Cerenti, melainkan dari tanaman kopi yang hidup di tempatnya.

"Kalau sekarang biji buah kopi dibeli dari Sumatera Barat, padahal dulu racikan Kopi Conti berasal dari tanaman kopi yang ditanam di kampung kami. Lebih spesial lagi rasanya," ujarnya.

Harapannya diwujudkan dengan rencana menanam tanaman kopi asli yang masih ada tumbuh di Cerenti. Karena saat ini masih terdapat sisa-sisa tanaman kopi tersebut yang tumbuh di halaman rumah warga.

"Rencana waktu dekat menanam tanaman kopi asal Cerenti di sebuah lahan. Sehingga produksi lebih terjamin untuk memenuhi keaslian Kopi Conti di masa depan. Sehingga Kopi Conti benar-benar diracik dari kopi yang tumbuh di Kecamatan Cerenti seperti dulu. Pemerintah daerah dan perusahaan diminta membantu tenaga ahli, bibit, dan peralatan," ujarnya.

Kopi Conti semakin terkenal di luar Cerenti salah satunya berkat usaha gigih tokoh masyarakat Cerenti di Teluk Kuantan, H Nafrial. Dia yang pertama kali membuka kedai kopi yang menyuguhkan Kopi Conti di Teluk Kuantan. Saat pertama buka diberi nama Kedai Kopi Conti NF.

Usaha tersebut dilakoninya saat pensiun sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2013 di Kelurahan Sungai Jering Teluk Kuantan.

Sebelum memakai nama Kopi Conti, ia punya banyak alternatif pilihan. Menurutnya, selain "Conti" dalam dialek lokal nama untuk Cerenti ada juga "Caghonti" dan "Caronti". Tetapi akhirnya ia memutuskan nama Kopi Conti.

“Kata Conti singkat. Jika disebut Kopi Conti, lebih singkat dan padat tanpa menghilangkan unsur nuansa daerah. Menyebutnya lebih gampang dan mudah diingat,” ujarnya.

Selepas itu, kedai kopi miliknya identik dengan Kopi Conti khususnya di Teluk Kuantan. Bagi yang ingin melepas candu aroma dan rasa racikan kopi Conti, tinggal mendatangi kedainya. Tiga tahun belakangan kedai-kedai kopi yang menyediakan racikan Kopi Conti banyak dibuka di Teluk Kuantan.

Mulai dari Depi Café, Kedai Kopi Aren, Kedai Kopi Separoh, Kedai Kopi Caghonti, dan Teras kopi. Para pemilik kedai kopi di tempat asalnya Cerenti berekspansi mengembangkan sayap ke Teluk Kuantan dan daerah lain.

“Kedai Kopi Caghonti, Kedai Kopi Depi Café dan Kedai kopi Separoh itu orang-orang Cerenti yang pindah ke Teluk Kuantan memanfaatkan peluang semakin populernya kopi Conti,” sebutnya.

“Di Pekanbaru juga bermunculan kedai kopi yang menyediakan kopi Conti,’ ujarnya.

Menurut Nafrial, sebelum Kopi Conti populer seperti sekarang, penjualan minuman kopi hasil racikan sendiri sudah lama ada di Cerenti.  Seterusnya Cerenti dikenal memiliki kedai kopi yang menyediakan kopi nikmat hasil racikan sendiri dan sering menjadi tempat singgah untuk menikmati kopi. Terutama pengendara yang bepergian dari Kota Teluk Kuantan ke Rengat atau sebaliknya.

Dalam ingatannya sewaktu kecil, racikan kopi ini sudah ada sekitar tahun 1960-an. Tetapi ia memperkirakan sudah ada sejak tahun 1950-an.

Waktu itu, di Cerenti terdapat kedai kopi Apuang dan Cikau yang berjualan di Pasar Cerenti. Merekalah yang memulai racikan kopi sendiri di Cerenti saat itu. Selain keluarga Apuang dan Cikau, warga tempatan yang bekerja dengan mereka kala itu akhirnya memiliki keahlian meracik kopi sendiri dan keahlian menurun sampai ke generasi selanjutnya hingga saat ini. Nafrial bilang, Apuang dan Cikau saat itu memakai kopi yang tumbuh di Cerenti untuk bahan racikan kopinya.

“Rata-rata tanaman kopi yang tumbuh di Cerenti tahun 1950-an dan 1960-an itu jenis robusta. Maka batang dan buahnya besar-besar. Tapi ada juga arabika, campuran lah,” katanya.

Zaman itu, tutur dia, tanaman kopi masih banyak tumbuh di pekarangan rumah warga. Produksinya pun masih dapat memenuhi kebutuhan kedai kopi yang ada di Cerenti.

Seiring perkembangan jumlah penduduk dan peminat Kopi Conti, suplai produksinya tidak mencukupi lagi, peracik kopi Conti akhirya lebih membeli buah kopi dari Sumatera Barat yang cukup banyak dan murah. Apalagi, jalan sudah bagus, akses kenderaan dari Kuansing ke Sumatera Barat atau sebaliknya tidak ada hambatan, sehingga pasokan lancar.

Kalau ada yang berencana mengembangkan kembali tanaman Kopi Cerenti, dirinya sangat mendukung. Jadi, nanti seperti kopi Aceh, kopi Toraja dan kopi Bali yang sudah dulu terkenal.

“Jadi, tidak hanya racikan saja, namun juga ada biji kopi Conti yang terkenal,” katanya.

Karena itu, pemerintah dan perusahaan perlu mendukung perkembangan racikan Kopi Conti sekaligus tanaman kopi asal Cerenti untuk menciptakan peluang usaha dan peluang kerja.

Dia melihat perkembangan konsumsi kopi Conti luar biasa. Itu bisa dilihat dari jumlah peracik yang bertambah banyak dan jumlah kedai kopi yang menyediakan Kopi Conti juga semakin banyak.

“Artinya, lidah dan selera konsumen penikmat kopi dapat menerima Kopi Conti ini. Tidak hanya orang  tempatan namun juga orang dari luar. Prospeknya luar biasa jika kelola dengan produksi, kemasan dan pemasaran yang baik,” ujarnya.

“Ini waktu dan kesempatan luar biasa membangunkan Kopi Conti,” sambungnya.

Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi sendiri melihat prospek yang baik perkembangan usaha Kopi Conti dalam meningkatkan pendapatan warga di sektor usaha ini. Melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan Perindustrian meluncurkan sejumlah program membantu tumbuh kembang Kopi Conti dari sisi pemasaran dan peningkatan kualitas.

Kepala Dinas Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan Perindustrian Kuansing, Azhar Ali, mengatakan, bulan Oktober ini mereka berkunjung ke Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Padang, Sumatera Barat guna menjalin kerja sama dalam pelatihan sumber daya manusia pelaku usaha kecil dan menengah.

Salah satu hasilnya, pada tahun 2022 mendatang akan digelar pelatihan pengolahan kopi dari tanaman kopi dalam bentuk buah menjadi kopi bahan jadi untuk dipasarkan.

"Pelatihan kopi siap seduh (sebagai barista) dengan bahan dari Kopi Conti," ujarnya.

Dari sisi pemasaran, katanya, akan membantu memasarkan Kopi Conti terutama di tempat pusat oleh-oleh Riau agar semakin dikenal.  Sebab, dari sisi rasa Kopi Conti sudah ada konsumennya, tinggal membentuk brand market dan gencarkan promosi.

Usaha pemerintah daerah ini agar Kopi Conti menjadi salah satu penggerak ekonomi sektor rill di daerah ini.

“Bertumbuhnya kedai-kedai kopi menyerap tenaga kerja, membuka lapangan usaha dan memberi pemasukan bagi penerimaan asli daerah,” ujarnya.

Selain itu, katanya, pertumbuhan konsumen penikmat kopi sangat besar di Indonesia. Berdasarkan data Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 370 ribu ton.

“Ini peluang yang besar,” katanya,

Dia menjelaskan, ada dua jenis usaha yang sedang didorong pemerintah daerah karena memiliki prospek sangat bagus dan menjadi ikon Kuansing di masa depan, yakni selain Kopi Conti, ada Batik Kuansing.

“Dua segmen usaha ini memiliki kualitas teruji yang dibuktikan dengan serapan konsumen di pasar," katanya.

Pemerintah daerah, kata dia, juga mendorong kerja sama pemasaran, promosi dan pendanaan dengan pihak perbankan seperti Bank Riau-Kepri, Bank BRI, Bank  Mandiri dan lembaga keuangan resmi yang ada guna mengembangkan Kopi Conti. Begitu juga BUMN seperti PLN dan PTPN V dan perusahaan swasta besar seperti PT RAPP untuk mendukung.

Penulis: Idi Susianto

 
    Berita Terkait

 


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Ilustrasi program magang ke Jepang tahap II Disnakertrans Riau dibuka (foto/int)Dibuka Sampai Agustus 2024, Ini Syarat Program Magang ke Jepang Tahap II Disnakertrans Riau
Bupati Kepulauan Meranti, Asmar saat meninjau alat penanganan Karhutla (foto/ist)Tetapkan Siaga Bencana, Pemkab Kepulauan Meranti Ingatkan Bahaya Karhutla
Pj Gubri, SF Hariyanto menerima piagam penghargaan dari Kepala Perwakilan Ombudsman RI di Provinsi Riau, Bambang (foto/int)Pemprov Riau Raih Penghargaan Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 2023 dari Ombudsman
Pasukan Manggala Agni Daops Siak terlihat melakukan pendinginan terhadap lahan yang terbakarTim Manggala Agni Siang Malam Berjibaku Padamkan Api di Pulau Rangsang
PT Bumi Siak Pusako (BSP) menggelar buka puasa bersama jurnalis dan perusahaan media di Riau (foto/budy)Perkuat Silaturahmi, PT BSP Buka Puasa Bersama Jurnalis dan Asosiasi Perusahaan Pers
  Ilustrasi tapir besar masuk permukiman penduduk di Pekanbaru (foto/int)BKSDA Riau Tinjau Lokasi Tapir Masuk Pemukiman di Pekanbaru
Pj Gubri, SF Hariyanto menerima piagam penghargaan dari Kepala Perwakilan Ombudsman RI di Provinsi Riau, Bambang (foto/int)Pemprov Riau Raih Penghargaan Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 2023 dari Ombudsman
Wabub Pelalawan Nasaruddin menyerahkan penghargaan yang diterima langsung CD Head RAPP F Leohansen Simatupang (foto/ Andy)RAPP Kembali Raih Penghargaan Program CSR Terbaik dalam Musrenbang, Ini Kata Wabup Pelalawan
Diskusi Bertema "Jakarta Pasca Bukan Menjadi Ibukota Republik Indonesia" di Hotel Horison Ultima (foto/ist)Ombudsman Menilai Jakarta Tetap Menjadi Daerah Khusus, Meski Ibu Kota Sudah Pindah
Petani sawit Riau diajak berinvestasi emas Antam untuk stabilitas finansial (foto/ilustrasi)Investasi Emas Pilihan Tepat untuk Petani Sawit Riau untuk Mengelola Aset
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved