www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Geger, Ribuan Bangkai Ayam Terapung di Sungai Musi Rawas Sumsel, Polisi Turun Tangan
 
Pejabat China Akui Vaksin Covid-19 Miliknya Kurang Efektif
Senin, 12 April 2021 - 16:43:07 WIB

PEKANBARU - Pejabat tertinggi pengendalian penyakit China mengaku, vaksin virus corona buatan China memiliki keefektifan yang rendah.


Pertimbangan untuk mencampurkan vaksin yang ada di China dengan vaksin lain berbasis mRNA pun muncul.

"Vaksin China tidak memiliki perlindungan yang sangat tinggi," kata direktur Pusat Pengendalian Penyakit China, Gao Fu pada konferensi pers yang dilakukan Sabtu (10/4/2021) di Chengdu.

Ini adalah pengakuan yang jarang terjadi terkait kelemahan vaksin yang diproduksi suatu negara.

Dilansir AP News, Senin (12/4/2021), China telah mendistribusikan ratusan juta dosis vaksinnya ke luar negeri, seperti yang dilansir dari kompas.

Gia juga mempertanyakan keefektifan vaksin buatan Pfizer-BioNTech yang dibuat menggunakan mRNA.

"Sekarang kami mempertimbangkan, apakah harus menggunakan vaksin yang berbeda (mencampurkan vaksin) dari jalur teknis untuk imunisasi," kata Gao.

Dalam konferensi pers hari Minggu (11/4/2021), pejabat China tidak menanggapi secara langsung pernyataan Gao atau kemungkinan perubahan dalam jalur teknis imunisasi.

Namun, pejabat CDC lainnya mengatakan pengembang vaksin sedang mengerjakan vaksin berbasis mRNA.

Dilaporkan AP News, Gao tidak menanggapi panggilan telepon yang meminta komentar lebih lanjut.

"Vaksin mRNA yang dikembangkan di negara kami juga telah memasuki tahap uji klinis," kata pejabat lain Wang Huaqing.

Kendati sudah masuk tahap uji klinis, Huaqing tidak dapat memprediksi kapan vaksin berbasis mRNA yang dibuat akan dapat digunakan.

Para ahli mengatakan, mencampurkan vaksin atau imunisasi berurutan (dua vaksin berbeda) dapat meningkatkan efektivitas.

Para peneliti Inggris sedang mempelajari kemunginan kombinasi Pfizer-BioNTech dan vaksin AstraZeneca.

Industri obat China

Pandemi virus corona, yang dimulai di China pada akhir 2019, menandai pertama kalinya industri obat China berperan dalam menanggapi keadaan darurat kesehatan global.

Vaksin yang dibuat oleh Sinovac, sebuah perusahaan swasta, dan Sinopharm, sebuah perusahaan milik negara, telah mendistribusikan sebagian besar vaksin China ke belasan negara termasuk Meksiko, Turki, Indonesia, Hongaria, Brasil dan Turki.

Efektivitas vaksin Sinovac dalam mencegah infeksi gejala ditemukan serendah 50,4 persen oleh para peneliti di Brasil.

Ini mendekati ambang batas 50 persen, yang ditetapkan para ahli kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebagai perbandingan, vaksin Pfizer-BioNTech terbukti 97 persen efektif.

Pakar kesehatan mengatakan vaksin China kemungkinan tidak akan dijual ke Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang karena kerumitan proses persetujuan.

Vaksin China dan mRNA

Juru bicara Sinovac, Liu Peicheng, mengakui berbagai tingkat keefektifan telah ditemukan. Dia berkata, hal ini disebabkan oleh faktor usia, jenis virus, dan faktor lainnya.

China belum menyetujui vaksin asing untuk digunakan di China.

Gao tidak memberikan rincian kemungkinan perubahan dalam strategi tetapi menyebut mRNA sebagai kemungkinan.

“Setiap orang harus mempertimbangkan manfaat vaksin mRNA bagi umat manusia,” kata Gao.

“Kita harus mengikutinya dengan hati-hati dan tidak mengabaikannya hanya karena kita sudah memiliki beberapa jenis vaksin.”

Gao sebelumnya mempertanyakan keamanan vaksin mRNA.

Dikutip dari Kantor Berita Xinhua, pada bulan Desember Gao mengatakan tidak dapat mengesampingkan efek samping negatif vaksin mRNA karena ini digunakan untuk pertama kalinya pada orang sehat.

Media pemerintah China dan blog kesehatan dan sains populer juga mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech.

Pada 2 April, sekitar 34 juta orang di China telah menerima kedua dosis yang diperlukan untuk vaksin China dan sekitar 65 juta menerima satu dosis.

"Penelitian menemukan, perlindungan mungkin lebih baik jika waktu antara vaksinasi lebih lama dari 14 hari saat ini. Tetapi tidak memberikan indikasi yang mungkin dijadikan praktik standar," kata juru bicara Sinovac, Liu. *



Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Ribuan bangkai ayam potong dibuang ke aliran sungai di Desa Sungai Pinang (foto/ist)Geger, Ribuan Bangkai Ayam Terapung di Sungai Musi Rawas Sumsel, Polisi Turun Tangan
Ilustrasi tapir besar masuk permukiman penduduk di Pekanbaru (foto/int)BKSDA Riau Tinjau Lokasi Tapir Masuk Pemukiman di Pekanbaru
Pj Gubri, SF Hariyanto menerima piagam penghargaan dari Kepala Perwakilan Ombudsman RI di Provinsi Riau, Bambang (foto/int)Pemprov Riau Raih Penghargaan Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 2023 dari Ombudsman
  Ilustrasi program magang ke Jepang tahap II Disnakertrans Riau dibuka (foto/int)Dibuka Sampai Agustus 2024, Ini Syarat Program Magang ke Jepang Tahap II Disnakertrans Riau
Bupati Kepulauan Meranti, Asmar saat meninjau alat penanganan Karhutla (foto/ist)Tetapkan Siaga Bencana, Pemkab Kepulauan Meranti Ingatkan Bahaya Karhutla
Pj Gubri, SF Hariyanto menerima piagam penghargaan dari Kepala Perwakilan Ombudsman RI di Provinsi Riau, Bambang (foto/int)Pemprov Riau Raih Penghargaan Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 2023 dari Ombudsman
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved