JAKARTA - Pemerintah Australia mengambil langkah tegas untuk menarik utusan diplomatiknya yang ada di Jakarta karena penyebaran virus corona dinilai kian mengkhawatirkan di Indonesia.
Dikutip dari The Sydney Morning Herald, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan akan meninggalkan Jakarta pada hari Sabtu (11/4). Dia diperintahkan pulang sebagai tindakan pencegahan di tengah pandemik virus corona dan akan tetap menjadi duta besar dengan bekerja jarak jauh.
Dikutip dari idntimes, Gary yang berusia 69 tahun itu telah menjabat sebagai Duta Besar untuk Indonesia selama lebih dari dua tahun. Dia telah menjalani karierya sebagai diplomat lebih dari 40 tahun, termasuk dalam tugas sebagai duta besar untuk Singapura dan untuk PBB.
1. Sudah 6 minggu Kedutaan Australia menerapkan sistem bekerja dari rumah
Keputusan itu diambil setelah lebih dari enam minggu Kedutaan Australia di Indonesia memberlakukan sistem bekerja dari rumah untuk melindungi utusannya dari penularan COVID-19. Langkah lebih tegas kali ini diambil pemerintah negeri Kanguru dengan segera menarik staf kembali ke Australia.
Berdasarkan data yang ada, jumlah korban meninggal dunia di Indonesia karena pandemi ini adalah yang tertinggi di Asia Tenggara tetapi jumlah infeksi (kasus positif) relatif rendah. Ini dinilai mencerminkan rendahnya jumlah tes yang telah dilakukan dan standar sistem perawatan kesehatan negara.
2. Australia punya satu kedutaan dan 3 konsulat di Indonesia
Selain di Jakarta, Australia juga memiliki tiga konsulat lain yaitu di Bali, Surabaya dan Makassar. Sekitar dua per tiga dari 180 warga Australia di Indonesia merupakan bagian dari staf kedutaan di empat pos tersebut. Sebagian besar di antaranya berada di Jakarta.
Kini mereka telah meninggalkan Indonesia. Ratusan staf lokal juga telah bekerja dari rumah. Sedangkan Wakil Dubes Australia, Allaster Cox bersama staf Departemen Luar Negeri tetap berada di Indonesia.
Mereka yang bekerja dari jarak jauh di Australia, akan terus bekerja untuk membantu warga Australia yang ingin meninggalkan Indonesia. Mereka berharap evakuasi terhadap warga Australia dengan menggunakan maskapai penerbangan dapat dilakukan dalam beberapa minggu mendatang.
Kedutaan Australia mencatat, ada sekitar 3.000 pengunjung dan wisatawan Australia yang masih berada di Indonesia, serta 7.000 warga yang menetap. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia biasanya sekitar 100.000 orang per bulan, dan sebagian besar dari mereka mengunjungi Bali.
3. Pemerintah Australia tidak percaya dengan penanganan COVID-19 yang dilakukan Indonesia
Pemerintah Australia mengatakan jarang sekali seorang duta besar meninggalkan jabatannya dengan alasan apa pun. Keputusan tersebut terpaksa harus diambil karena respons Indonesia terhadap krisis COVID-19 dinilai sangat buruk.
Pemerintah pusat telah menekankan perlindungan ekonomi negara, termasuk jutaan pekerja harian dan sektor pariwisata yang penting.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, seorang dokter medis, mengklaim beberapa kali bahwa kekuatan doa membuat Indonesia bebas dari virus corona. Sejak itu lah pemerintah Australia merasa tidak percaya dengan Indonesia mengenai penanganan pandemi ini
The Sydney Morning Herald juga menulis Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah mengakui untuk menyembunyikan informasi tentang penyebaran virus ini karena dia tidak ingin warga negaranya panik. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :