China Kembali Ubah Metode Penghitungan Pasien Korona
Jumat, 21 Februari 2020 - 12:08:18 WIB
BEIJING - China kembali mengubah metode penghitungan pasien terinfeksi virus korona COVID-19. Saat ini, mereka hanya memasukkan pasien yang positif dengan pengujian laboratorium canggih.
Ini merupakan kali kedua Beijing mengubah metode penghitungan mereka dalam delapan hari. Sebelumnya, usai melakukan perubaham metode penghitungan, mereka sempat merevisi data warga yang meninggal dunia.
Pejabat kesehatan China pekan lalu mengatakan pasien dari provinsi Hubein dan ibu kotanya, Wuhan, telah didiagnosis melalui metode klinis termasuk pencitraan paru-paru. Ini metode penghitungan tambahan selain uji laboratorium.
Perubahan itu dibuat karena adanya tumpukan pasien yang menunggu tes asam nukleat, dan kondisinya memburuk. "Pasien membutuhkan perawatan aktif," kata kepala dokter Rumah Sakit Universitas Peking di Beijing, Wang Guiqiang, dilansir dari Channel News Asia, Jumat (21/2/2020).
Setelah perubahan metode hitung ini, kata Wang, tidak ada lagi pasien yg menunggu uji asam nukleat. "Kita sekarang dapat dengan cepat menguji semua kasus yang diduga atau terdiagnosis COVID-19," terangnya.
Meskipun lebih dari 600 infeksi baru dilaporkan pada Kamis di ibu kota Hubei, Wuhan, angka itu adalah penghitungan harian terendah sejak akhir Januari dan turun dari 1.749 kasus baru sehari sebelumnya.
Adapun korban tewas seluruh dunia akibat virus korona sudah mencapai 2.130 orang dan 16.882 lainnya sembuh dari infeksi virus itu. Sementara hingga saat ini sudah 75.778 orang terinfeksi virus COVID-19 di seluruh dunia.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :