JAKARTA - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi menantang Ketua KPK, Komjen Firli Bahuri, untuk diuji wawasan antikorupsinya.
Hal itu disampaikan Koalisi dalam aksi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (7/5/2021). Aksi ini terkait perihal polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) dalam peralihan status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN).
"Aksi kami pada kali ini dari koalisi masyarakat sipil untuk memperlihatkan bahwa ada kejanggalan permasalahan yang terjadi terkait dengan pelaksanaan TWK oleh KPK," ucap perwakilan koalisi yang juga peneliti ICW Wana Alamsyah dikutip dari Antara.
Wana melanjutkan, "Jika berbicara tentang pelaksanaan TWK, kami pun perlu menguji tes wawasan antikorupsi Ketua KPK Firli Bahuri."
Pihak Koalisi mengaku sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan bagi Firli Bahuri dan pimpinan KPK lainnya. Menurut Wana, ada sekitar 13 pertanyakan yang pihaknya tawarkan kepada pimpinan KPK untuk dijawab.
"Sebenarnya, kami juga hari ini mengundang pimpinan KPK untuk menjawab 13 soal yang telah disusun oleh Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi. Sebenarnya ini aksi teatrikal kami terkait dengan undangan terbuka kepada Ketua KPK Firli Bahuri untuk mengisi soal-soal yang sudah kami susun terkait dengan tes wawasan antikorupsi yang sudah kami buat," ujar Wana.
Wana mengaku heran atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam TWK tersebut seperti dugaan mengarah pada diskriminasi dan juga seksisme.
"Karena bagaimanapun dalam konteks TWK yang dilakukan KPK banyak sejumlah permasalahan," ucapnya.
Ia lantas menyebut salah satunya adanya dugaan pertanyaan yang mengarah pada diskriminasi dan seksisme yang terjadi atau yang dilontarkan tim penanya.
"Ini sebenarnya counter kami terhadap upaya atau kerja-kerja yang dilakukan oleh KPK dalam rangka untuk mengeliminasi sejumlah orang yang ada di KPK," tuturnya.
Berikut daftar 13 pertanyaan tes wawasan antikorupsi yang disusun Koalisi:
1. Apakah pernah tidak melaporkan LHKPN?
2. Pernah membeda-bedakan orang karena perbedaan aliran politik?
3. Apakah pernah menerima hadiah karena posisi/jabatan?
4. Apakah pernah menggunakan mobil dinas di luar jam kantor dan bukan untuk urusan kantor?
5. Apakah dalam menjalankan jabatan pernah berbohong?
6. Apakah pernah membuat aturan karena pesanan orang atau kelompok untuk kepentingan pribadi?
7. Apakah pernah makan-makan bersama calon tersangka?
8. Apakah pernah bertemu orang yang tersangkut perkara korupsi?
9. Apakah pernah menggunakan fasilitas mewah seperti helikopter?
10. Apakah pernah menggunakan barang mewah misal mobil mewah atau jam tangan mewah yang tidak mungkin dibeli dari gaji?
11. Apakah sering membuang waktu dengan membuat pernyataan pers di luar wewenang dan tanggung jawab kerja demi mempopulerkan diri sendiri?
12. Apakah anda tahu arti konflik kepentingan?
13. Apakah anda rangkap jabatan?
Tes Wawasan Kebangsaan menjadi polemik karena diduga menjadi alat untuk menyingkirkan pegawai tertentu dari KPK. Tes ini merupakan syarat pegawai KPK menjadi ASN sebagaimana diatur dalam Peraturan KPK Nomor 1 Tahun 2021 yang diteken Firli Bahuri.
Hasil TWK yang diikuti 1.351 pegawai KPK telah diumumkan pada hari Rabu (5/5). Adapun yang memenuhi syarat (MS) sebanyak 1.274 orang, tidak memenuhi syarat (TMS) sebanyak 75 orang, dan pegawai yang tidak hadir wawancara sebanyak dua orang.
Dari 75 nama tersebut, sejumlah pegawai senior dikabarkan masuk di dalamnya. Termasuk Novel Baswedan hingga Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo.
Tes ini menjadi polemik setelah pertanyaan-pertanyaan di dalamnya dinilai janggal menurut beberapa pegawai KPK yang ikut tes. Pertanyaan itu menyinggung soal doa qunut, kapan nikah, hingga jilbab.
Yudi Purnomo juga mengaku heran mendapat pertanyaan soal ucapan selamat kepada pemeluk agama lain dalam tes tersebut.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :