PEKANBARU - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Pekanbaru melalui Unit Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak mencatat terjadi 130 kasus terhadap anak selama 2019. Kasus terbanyak adalah pencabulan, yakni sebanyak 26 kasus.
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DPPPA Kota Pekanbaru, Sarkawi, mengatakan, beberapa kasus anak lainnya yang terjadi yakni kekerasan perempuan dan anak, kekerasan berbasis gender, kekerasan terhadap anak, penelantaran hak asuh anak, kenakalan anak, anak berhadapan hukum, hak anak dan pencabulan.
Di Kecamatan Bukit Raya, kekerasan dalam rumah tangga 3 kasus, kekerasan berbasis gender 2 kasus, kekerasan terhadap anak 3 kasus, penelantaran 1 kasus, hak anak 2 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 0 dan pecabulan 0 dengan total 11 kasus.
Kecamatan Limapuluh kekerasan dalam rumah tangga 1 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan terhadap anak 0 kasus, penelantaran 2 kasus, hak anak 0 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 2, anak berhadapan hukum 1 dan pecabulan 2 total 6 kasus.
Kecamatan Marpoyan Damai, kekerasan dalam rumah tangga 2 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan 0 terhadap anak 1 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 3 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 0 dan pecabulan 3 total 9 kasus.
Kecamatan Payung Sekaki kekerasan dalam rumah tangga 3 kasus, kekerasan berbasis gender 2 kasus, kekerasan terhadap anak 3 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 3 kasus, hak asuh anak 1, kenakalan anak 1, anak berhadapan hukum 0 dan pecabulan 1 total 14 kasus.
Kecamatan Pekanbaru Kota, kekerasan dalam rumah tangga 0 kasus, kekerasan berbasis gender 1 kasus, kekerasan terhadap anak 1 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 0 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 2 dan pecabulan 1 dengan total 5 kasus.
Kecamatan Rumbai kekerasan dalam rumah tangga 1 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan terhadap anak 0 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 5 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 1 dan pecabulan 7 total 14 kasus.
Kecamatan Rumbai Pesisir, kekerasan dalam rumah tangga 0 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan terhadap anak 0 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 1 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 1, anak berhadapan hukum 1 dan pecabulan 0 total 3 kasus.
Kecamatan Sail kekerasan dalam rumah tangga 1 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan terhadap anak 0 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 0 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 1 dan pecabulan 2 dengan total 4 kasus.
Kecamatan Senapelan kekerasan dalam rumah tangga 1 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan terhadap anak 0 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 2 kasus, hak asuh anak 1, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 4 dan pecabulan 1 dengan total 9 kasus.
Kecamatan Sukajadi kekerasan dalam rumah tangga 2 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan terhadap anak 1 kasus, penelantaran 1 kasus, hak anak 2 kasus, hak asuh anak 2, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 1 dan pecabulan 1 total 10 kasus.
Kecamatan Tenayan Raya kekerasan dalam rumah tangga 1 kasus, kekerasan berbasis gender 1 kasus, kekerasan terhadap anak 2 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 3 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 4 dan pecabulan 6 total 17 kasus.
Kecamatan Tampan kekerasan dalam rumah tangga 3 kasus, kekerasan berbasis gender 0 kasus, kekerasan terhadap anak 3 kasus, penelantaran 0 kasus, hak anak 3 kasus, hak asuh anak 0, kenakalan anak 0, anak berhadapan hukum 2 dan pecabulan 9 total 20 kasus.
"Kerasan dalam rumah tangga 1 kasus, kekerasan berbasis gender 1 kasus, anak berhadapan hukum 2 kasus dan pecabulan 4 kasus dengan total 8 kasus," kata Sarkawi, Kamis (30/1/2020).
Ia mengatakan, orang tua harus jadi tameng pertama sebagai perlindungan dari kekerasan hingga dapat menjadi guru untuk mengedukasinya. Kemudian, lingkungan atau masyarakat harus wajib memberikan perlindungan terhadap anak.
"Melindungi anak merupakan tugas kita bersama di masyarakat. Sebagai orang tua hal ini sangat penting dan perlu perhatian khusus," sebutnya.
Sebagai orang tua, tambah Sarkawi, di era digital saat ini harus lebih paham dalam mendidik, dan mengawasi anak dalam penggunaan telepon pintar. Penulis : Novi Kawandi Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)