PEKANBARU - Ada 15 Lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) yang ada di Riau dan dihuni 12.078 narapidana (napi). Terbanyak merupakan napi kasus narkoba. Yakni, 4.046 orang. Mulai bandar, pengedar hingga penyalahguna narkoba.

“Paling tinggi kasus narkoba di Riau,” ungkap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Riau M Diah, Jumat (5/4).

Lapas Klas IIA Bengkalis paling banyak menampung napi kasus narkoba dengan 1.021 orang. Banyaknya napi narkoba di Bengkalis karena selama ini kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia itu menjadi jalur favorit penyelundupan narkoba. Para penyelundup memanfaatkan pelabuhan tikus di Bengkalis.

Kemudian ratusan napi narkoba lainnya mendekam di lapas dan rutan di sejumlah daerah pesisir Riau. Di Lapas Kelas IIB Dumai, terdapat 486 napi narkoba.

Selanjutnya, 249 napi narkoba di Cabang Rutan Bagan Siapi-Api Rokan Hilir, 367 napi di Lapas Klas IIA Tembilahan, 180 napi di Rutan Klas IIB Siak Sri Indrapura, 128 napi di Cabang Rutan Selat Panjang, serta 612 napi di Lapas Kelas II B Bangkinang.

Diah memaparka, jumlah bandar yang ditahan jauh lebih banyak dibanding dengan penyalahguna narkoba. Tercatat ada 2.662 pengguna narkabang yang mendekam di penjara. Paling banyak ditahan di Pekanbaru, yakni 1.112 orang.

Dalam waktu dekat, seperti ditulis situs jawapos, Kemenkumham Riau akan melokalisasi dan memisahkan tahanan pidana umum dengan tahanan narkoba. Terlebih pemerintah sudah membangun satu lapas khusus untuk napi narkoba.

Di Pekanbaru, lapas khusus narkoba berada di Kecamatan Rumbai. Saat ini masih dalam tahap pembangunan dan peningkatan kapasitas organisasi.

“Kami sudah bangun satu lapas khusus untuk narkoba, di Rumbai (Pekanbaru). Gedung sudah selesai dan berlanjut meningkatan kapasitas. Tinggal tunggu organisasinya. Dalam waktu dekat turun dari MenPAN,” ulasnya. (*)