www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
RAPP Kembali Raih Penghargaan Program CSR Terbaik dalam Musrenbang, Ini Kata Wabup Pelalawan
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Mengenal Bakar Tongkang Riau: Sejarah, Tujuan, dan Prosesi
Sabtu, 28 Januari 2023 - 07:54:14 WIB
Prosesi bakar tongkang
Prosesi bakar tongkang

Baca juga:

ROHIL - Bakar Tongkang merupakan tradisi masyarakat Tionghoa di Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Tradisi Bakar Tongkang merupakan acara tahunan terbesar di Kota Bagansiapiapi.

Bakar Tongkang merupakan acara tahunan yang mampu menarik wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pada saat festival diperkirakan terdapat ribuan wisatawan yang melihat tradisi tersebut.

Sejarah Bakar Tongkang
Tradisi Bakar Tongkang terkait dengan imigran dari Cina, dimana mereka meninggalkan tanah airnya untuk menetap di Riau.

Bakar Tongkang berupa ritual membakar kapal (terakhir) yang digunakan untuk berlayar para imigran dari Cina, yang pada akhirnya memutuskan menetap di Riau.

Para imigran Cina pertama kali menginjakan kaki di Riau sekitar tahun 1826.

Peristiwa tersebut menajadi akar festival Bakar Tongkang.

Daerah yang didiami para imigran Cina tersebut dikenal dengan nama Bagansiapiapi.

Dipercaya, leluhur masyarakat Bagansiapiapi adalah orang-orang Tang-lang keturunan Hokkien yang berasal dari Distrik Tong'an (Tang Ua) di Xiemen, Provinsi Fujian, Cina Selatan.

Mereka meninggalkan tanah airnya menggunakan tongkang. Kapal yang biasa digunakan untuk mengangkut pasir dan mineral di tambang.

Awalnya, ada tiga tongkang yang melakukan ekspedisi, namun hanya satu kapal yang sampai ke pantai Sumatera.

Ratusan warga Tionghoa mengangkat tongkang (kapal) menuju vihara Ing Hok King di kota Bagan Siapiapi, kabupaten Rokan Hilir, Minggu (27/6/2010). Tongkang tersebut nantinya akan di doakan kemudian dibakar pada esok hari, Senin (28/6). Ritual Bakar Tongkang tersebut juga dihadiri oleh puluhan ribu warga Tionghoa yang sengaja datang dari berbagai kawasan.

Ekspedisi yang dipimpin oleh Ang Mie Kui berhasil sampai Riau dengan mengikuti cahaya kunang-kunang, yang secara lokal dikenal sebagai siapi-api.

Mereka tiba di daerah tak berpenghuni yang terdiri dari rawa-rawa, hutan, dan padang rumput.

Kemudian peserta ekspedisi menetap di tempat tersebut dan memberi nama Bagansiapiapi atau Tanah Kunang-kunang.

Para imigran bersumpah tidak ingin kembali ke tanah airnya dan membakar tongkang. Hal ini karena adanya kerusuhan berkepanjangan di negerinya.

Bagansiapiapi dipandang sebagai tempat yang layak dan aman untuk bermukim.

Akhirnya, para imigran menjadi nenek moyang kelompok etnis Cina di wilayah tersebut.

Peristiwa ini dirayakan setiap tahun pada hari ke-16 bulan ke-5 berdasarkan kalender Cina.

Tradisi Bakar Tongkang juga dikenal sebagai Go Ge Cap Lak (dari kata Go berarti 5 dan Cap Lak yang berarti ke-16).

Tradisi dimeriahkan dengan aksi membakar replika kapal tradisional Cina pada puncak festival.

Tujuan Bakar Tongkang
Tradisi Bakar Tongkang atau Go Ge Cap Lak merupakan salah satu budaya yang bersifat religi untuk masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi.

Potongan kertas doa kuning dalam Tradisi Bakar Tongkang Riau

Potongan kertas doa kuning dalam Tradisi Bakar Tongkang Riau(wonderfulimages.kemenparekraf.go.id)

Ritual tersebut untuk mengenang para leluhur dan ekspresi rasa syukur kepada Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Sun, dengan cara membakar replika tongkang.

Prosesi Bakar Tongkang
Bakar Tongkang yang berupa membakar replika kapal tradisional Tionghoa merupakan puncak festival Bakar Tongkang.

Sebelumnya, prosesi Bakar Tongkanga dilakukan dengan berbagai ritual dan doa oleh para peserta di kuil utama.

Berbagai atraksi budaya yang bernafas oriental ditampilkan, seperti Barongsai maupun panggung hiburan untuk membawakan lagu-lagu Hokkien.

Tradisi Bakar Tongkang diikuti sekitar 100 kelenteng dengan peserta dari berbagai tingkatan usia.

Replika tongkang memiliki panjang sekitar 8,5 meter dan lebar 1,7 meter yang terbuat dari kayu dengan dinding kapal yang dilapisi kertas warna-warni.

Sebelum diarak, replika tongkang disimpan selama satu malam di Kuil Eng Hok King, diberkati, dan baru dibawa ke tempat prosesi dengan cara dipanggul sepanjang jalan di Kota Bagansiapiapi.

Replika tongkang dibawa menuju tempat pendaratan tongkang pertama kali.

Prosesi yang disaksikan ribuan pasang mata ini dimeriahkan dengan atraksi Tan Ki, dimana peserta menampilkan kemampuan fisik tidak terluka saat ditusuk dengan benda tajam.

Atraksi ini mirip Tatung di Singkawang, Kalimantan Barat.

Sampai di lokasi, ribuan potongan kertas doa kuning akan melekat pada Tongkang. Pada saat replika Tongkang dibakar, doa-doa dalam kertas yang ikut terbakar akan terbawa asap ke angkasa untuk leluhur mereka, seperti yang dilansir dari kompas.

Kemudian, masyarakat akan melihat titik jatuh tiang saat tongkang terbakar. Jika tiang jatuh ke arah laut, maka diyakini masyarakat akan mendapat rezeki dari laut. (*)

 
    Berita Terkait

 


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Wabub Pelalawan Nasaruddin menyerahkan penghargaan yang diterima langsung CD Head RAPP F Leohansen Simatupang (foto/ Andy)RAPP Kembali Raih Penghargaan Program CSR Terbaik dalam Musrenbang, Ini Kata Wabup Pelalawan
Diskusi Bertema "Jakarta Pasca Bukan Menjadi Ibukota Republik Indonesia" di Hotel Horison Ultima (foto/ist)Ombudsman Menilai Jakarta Tetap Menjadi Daerah Khusus, Meski Ibu Kota Sudah Pindah
Petani sawit Riau diajak berinvestasi emas Antam untuk stabilitas finansial (foto/ilustrasi)Investasi Emas Pilihan Tepat untuk Petani Sawit Riau untuk Mengelola Aset
Bupati Rezita meresmikan keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum pertama di Inhu (foto/ist)Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Pertama di Inhu Diresmikan, Ini Pesan Bupati
Ilustrasi petugas memadamkan kebakaran lahan di Provinsi Riau (foto/int)Pelalawan dan Meranti Terbanyak Sumbang Hotspot di Riau Hari Ini
  Pasukan Manggala Agni Daops Siak terlihat melakukan pendinginan terhadap lahan yang terbakarTim Manggala Agni Siang Malam Berjibaku Padamkan Api di Pulau Rangsang
PT Bumi Siak Pusako (BSP) menggelar buka puasa bersama jurnalis dan perusahaan media di Riau (foto/budy)Perkuat Silaturahmi, PT BSP Buka Puasa Bersama Jurnalis dan Asosiasi Perusahaan Pers
Agung Toyota buka bersama komunitas, media, dan TVC di Pekanbaru (foto/budy)Buka Puasa Bersama Komunitas, TVC dan Media, Agung Toyota Berbagi dengan Anak Yatim
Ilustrasi hujan guyur Pekanbaru dan sekitar (foto/int)Hujan Lebat Diprediksi Guyur Pekanbaru dan Sekitar, BMKG: Waspada Angin Kencang
Pj Sekdaprov Riau Indra menyerahkan satunan untuk anak yatim di Masjid Raya An-Nur (foto/yuni)Pemprov Riau Bersama Masjid Raya An-Nur Serahkan Santunan untuk 150 Anak Yatim
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved