Petani Sawit Riau Kebingungan Harga Pupuk Mencekik Leher, Ini Solusi Apkasindo
Rabu, 21 September 2022 - 15:12:59 WIB
 |
Petani sawit keluhkan harga pupuk mahal (foto/ilustrasi) |
PEKANBARU- Petani sawit di Riau kebingungan dengan masih harga pupuk yang masih mencekik leher. Hal itu disadari Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau, Djono Albar Burhan.
Dikutip dari mediacenter.riau.go.id, dia menyebut para petani sawit di Riau khawatir tingginya harga pupuk bakal berdampak produksi. Sebab produksi berkualitas sangat bergantung terhadap pupuk kimia.
“Di satu sisi petani sawit pusing untuk beli pupuk, disisi lain mereka juga pusing mengatur keuangan keluarga. Sementara hasil produksi kebun terancam akan turun jika kebun tidak dipupuk,” sebut Djono Albar, Rabu (21/9/2022).
“Sejauh ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan petani untuk menyiasatinya, yakni dengan mencampur pupuk organik dan anorganik," kata Sekretaris Apkasindo Riau itu.
Djono menuturkan pupuk organik dan kimia ini bisa jadi solusi para petani. Hal ini juga bisa menekan penggunaan pupuk kimia hingga 50%.
Untuk pupuk kimia jenis KCL harganya menyentuh Rp900 ribu per sak. Biasanya petani memakai dua Kg pupuk per pohon sawit. Kalau dicampurkan dengan pupuk organik, maka penggunaan pupuk kimia hanya satu kilogram. Satu kilogram lagi memakai pupuk organik.
Dengan begitu, petani bisa menekan biaya pupuk yang tinggi. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman tetap bisa tercukupi. “Cara ini, bisa mengurangi jumlah penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen," tambahnya.
Cara tersebut dianggap lebih baik ketimbang memakai pupuk kimia 100 persen. Sebab zat-zat dalam pupuk organik yang bahkan manfaatnya lebih baik, terutama untuk membentuk kesuburan tanah di sekitar tanaman kelapa sawit.
"Dengan cara ini, tidak akan menurunkan produksinya, bahkan lebih bagus lagi. Karena pupuk organik bisa mendingan tanah, sehingga penyerapan akar juga makin bagus," kata Djono.
"Selain itu, kita juga mendorong petani-petani untuk menggunakan tandan kosong kelapa sawit. Itu gratis, bisa diambil ke pabrik-pabrik. Itu bisa disebar di sekitar pokok sawitnya," ujar Djono. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :