JAKARTA - Vaksin Nusantara menjadi pembahasan panas di ruang rapat Komisi VII DPR RI. Di momen itu, vaksin Covid-19 besutan Terawan Agus Putranto dikorek habis-habisan oleh wakil rakyat, termasuk Adian Napitupulu.
Adian yang sedari awal mengikuti rapat sampai pada kesimpulan bahwa, "Dari perdebatan panjang tentang vaksin Nusantara ini, saya menangkap ada ... seolah-olah kita ini anti-riset. Seolah-olah riset itu sesuatu yang berbahaya, tidak menguntungkan, merugikan, menjadi beban untuk negara, menjadi beban republik ini sendiri," katanya, Rabu (16/6/2021).
Ia pun mengutarakan kembali soal dana riset di konsorsium Lembaga Eijkman yang hanya Rp11 miliar, dengan Rp7 miliar dalam proses 'cita-cita'. Begitu juga dalam kasus vaksin Nusantara, ia bertanya kenapa ada pihak yang begitu takut dengan adanya riset ini.
"Apa sih yang dikhawatirkan dari proses riset ini? Mungkin pak dokter (Terawan) bisa sampaikan ke kita, apa sih kekhawatiran negara kalau riset ini dilanjutkan? Misalnya ada kerugian yang sangat besar di situ, membahayakan negara, membahayakan penduduk, bisa memecah belah persatuan dan kesatuan, atau apa yang membuat sepertinya ada sesuatu yang super penting, yang membuat vaksin Nusantara harus dihentikan?" tanya Adian bergelora.
Terawan dengan cukup santai menjawab pertanyaan tersebut. "Ya, saya tidak tahu. Itu pendapat dari beliau beliau (pihak yang menolak vaksin Nusantara)," jawab Terawan.
Ia melanjutkan bahwa sebagai seorang ilmuwan, dirinya cukup menyayangkan adanya anggapan-anggapan demikian. Sebab, bagi Terawan suatu riset itu adalah demokrasi ilmiah.
"Kalau dari saya selaku ilmuwan, saya menyayangkan saja. Karena menurut saya, riset itu 'democration', riset itu merupakan hal yang sangat demokrasi ilmiah di situ. Yang paling penting ethical, etiknya memenuhi syarat atau tidak," papar eks Menteri Kesehatan tersebut.
Pada kesempatan itu pun Terawan dengan gamblang mengutarakan alasannya melibatkan pihak Amerika Serikat dalam pengembangan vaksin Nusantara. Menurutnya, adanya pihak AS akan menguntungkan vaksin Nusantara dalam hal standarisasi bertaraf Internasional dan kualitasnya diakui di mata dunia.
"Perlu diingat, kami tidak bekerja sendiri. Sengaja, saya menggandeng Amerika supaya apa? Supaya standardisasinya sama dan tujuannya apa di kemudian hari? Apa yang kami kerjakan di Indonesia ini bukan sekadar standar Indonesia tapi standarnya juga mengacu pada luar sehingga kita juga nantinya diakui," ungkap dia.
Terawan menegaskan sekali lagi, "Untuk pendapat-pendapat yang menghebohkan, saya tidak mengerti karena saya dalam lingkup seorang ilmuwan," ujarnya, dikutip okezone.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :