Banjir Lahar Dingin, Warga Sumbar Diimbau Jauhi Aliran Sungai yang Berhulu ke Gunung Marapi
SUMBAR - Badan Geologi Kementerian ESDM memberikan imbauan kepada warga untuk menjauhi lokasi di sekitar aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menyampaikan, erupsi gunung marapi telah menghasilkan deposit material letusan yang mengancam wilayah sekitarnya.
"Imbauan kepada masyarakat agar menjauhi aliran atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung marapi yang secara administratif berada di kabupaten agam dan kabupaten tanah datar, Sumbar," ujar Muhammad Wafid dilansir antara.com, Sabtu (6/4/2024).
Menurut keterangan resmi Badan Geologi, rangkaian erupsi Gunung Marapi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini telah menghasilkan deposit material letusan berukuran abu, lapili, hingga batu vulkanik di daerah puncak dan lereng.
Wafid menjelaskan, saat turun hujan, air mengisi aliran sungai dan bercampur dengan endapan vulkanik, menghasilkan lahar yang mengancam daerah dengan elevasi lebih rendah, terutama mengikuti aliran sungai yang berhulu langsung di puncak gunung.
Rekaman seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Bukittinggi menunjukkan, sebelum banjir lahar dingin terjadi, tercatat getaran atau tremor yang berasal dari hujan lebat di sekitar puncak.
"Ini yang kemudian mengakibatkan terjadinya banjir lahar di antaranya pada lokasi bukik batabuah dan sungai pua kabupaten agam serta beberapa sungai di kecamatan batipuah kabupaten tanah datar," tambahnya.
Dampak utama dari banjir lahar tersebut adalah putusnya jalan penghubung dua kota utama di Sumbar, Kota Padang dan Bukittinggi, dengan beberapa daerah yang dilaluinya.
"Sejak sekitar pukul 18.30 WIB jumat hingga siaran pers disusun, rekaman seismograf masih mengindikasikan adanya hujan yang turun di wilayah gunung marapi," sebutnya.
Sebanyak 256 warga terdampak musibah banjir lahar dingin Gunung Marapi di Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumbar.
Sementara itu, Ketua Kelompok Siaga Bencana (KSB) Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Edi Effendi menyatakan, dari data sementara tersebut, 68 orang harus diungsikan.
"Data sementara tidak ada korban jiwa tetapi ada kerusakan sarana prasarana. Tetapi ada warga yang diungsikan karena rumah mereka terdampak banjir," jelas Edi.
Beberapa rumah warga rusak dan hanyut terseret aliran lahar dingin, serta banyaknya lahan pertanian yang ikut menjadi korban.
"Ada tiga rumah yang dihanyutkan derasnya aliran air, 38 unit usaha warga rusak, tiga ekor sapi juga hanyut, dua kolam ikan rusak parah serta lahan pertanian yang saat ini masih dalam pendataan," bebernya.
Banjir ini juga menyebabkan akses jalan terputus karena jembatan rusak.
Kepala Desa Bukit Batabuah, Firdaus mengungkapkan, salah satu penyebabnya adalah aliran air yang tertutup di jembatan yang berada di jalan alternatif Bukittinggi-Payakumbuh.
"Salah satu penyebab banjir ini juga karena jembatan dengan struktur bangunan dua penyangga hingga aliran air tertutup material dari puncak seperti pepohonan dan sampah," tukas Firdaus.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :