JAKARTA-Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan 17 persen responden merasa yakin tidak mungkin tertular Covid-19. Sehingga tidak menerapkan protokol kesehatan.
Survei ini dilakukan oleh BPS dari tanggal 7 September - 14 September 2020 secara daring dengan jumlah responden 90.967 responden.
Penyintas Covid-19, Hans Virgoro adalah salah satu masyarakat Indonesia yang tidak percaya dengan virus Corona. Dia berbagi cerita. Awalnya dia bingung saat membuka hasil swab test.
Mengutip merdeka, dia mengaku kaget karena dirinya dinyatakan positif Covid-19. Apalagi selama ini Hans mengaku tidak percaya dengan virus corona. Salah satunya karena semua teman-temannya belum ada yang positif Covid-19. Hans sehari-hari bekerja sebagai perancang perhiasan.
"Saya tidak percaya soalnya di lingkungan pertemenan saya belum ada satu pun yang terkena virus Corona," ujar Hans dalam talkshow di Gedung BNPB, Jakarta (28/9/2020).
Hans juga mengaku dirinya sama sekali tidak mengalami gejala apapun. Saluran pernapasannya pun normal. Tapi di hari kedua dan ketiga, kondisi tubuhnya drop.
"Setelah hari kedua dinyatakan positif baru saya kehilangan indra perasa, penciuman, dan napas pendek," ujar Hans.
Dalam kesempatan yang sama, dokter relawan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, dr. Veresa Chintya menegaskan bahwa wabah Covid-19 ini bukan rekayasa atau konspirasi. Covid-19 merupakan virus yang harus ditanggulangi secara serentak dan bersama-sama dengan mematuhi protokol kesehatan.
"Covid-19 ini benar-benar nyata. Cara mencegahnya adalah dengan mematuhi protokol kesehatan. pakai masker, cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir, dan jaga jarak," ujar Veressa.
Veressa mengatakan, menerapkan protokol kesehatan mungkin terlihat berat bagi sebagian orang. Namun kata dia, beratnya menerapkan protokol kesehatan tidak sebanding dengan beratnya tugas tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19.
Ada banyak hal yang perlu dikorbankan ketika para tenaga medis memutuskan untuk menjadi dokter relawan Covid-19. Salah satunya yaitu tidak bisa berkumpul dengan keluarga, serta berisiko tertular Covid-19.
"Tidak bisa lagi berkumpul dengan keluarga. Soalnya pernah kontak langsung dengan pasien positif. Jadi bisa nularin keluarga," ujarnya.
Menanggapi hasil survei BPS, Kepala Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Doni Monardo menyebutkan jumlah responden yang yakin tidak terpapar Covid-19 merupakan angka yang cukup besar.
"Padahal tidak ada satu jengkal tanah pun di Indonesia yang aman dan bebas dari Covid-19," kata Doni. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
BERITA LAINNYA |
|
|
Bakal Telan Biaya Rp1,8 Miliar, SDN 83 Pekanbaru Segera Dibangun Pasca Terbakar Harga Komoditas Pertanian di Riau Stabil, Pinang Kering Tetap Rp4.400/Kg Pj Wako Bakal Berganti, Sekdako Tegaskan ASN Pemko Pekanbaru Tetap Produktif Edaran Disdik Riau Melarang Acara Mewah Perpisahan Sekolah, Ini Respon PGRI Riau Genjot Pendapatan Daerah, Bapenda Kepulauan Meranti Upgrade Aplikasi Sitanjak
|
|
Pj Sekdaprov: Otda untuk Kesejahteraan dan Demokrasi Digrebek, Bandar Narkoba Kampung Dalam Pekanbaru Tunggang Langgang Lompat ke Sungai Siak Alumni Angkatan I, Sovia Septiana Wakilkan Caleg Terpilih dari Riau Hadiri Halalbihalal Golkar Institute Sambut Pilkada Serentak 2024, HKR Dorong Generasi Muda Rohul Turut Berpolitik Ikut Halalbihalal Polresta Pekanbaru, Ini Pesan Kapolda Riau untuk Personel
|
Komentar Anda :