Aktivis Perempuan Gelar Aksi Keprihatinan Akibat Maraknya Begal Payudara
Jumat, 08 Maret 2019 - 15:01:34 WIB
JOMBANG - Maraknya kasus begal payudara di Jombang mendapatkan perhatian dari para aktivis perempuan. Mereka menggelar aksi keprihatinan sembari mendesak polisi mengusut tuntas kasus pelecehan seksual tersebut.
Puluhan aktivis yang tergabung dalam Korps PMII Putri (Kopri) itu menggelar aksi keprihatinan di simpang 4 Taman Kebonrojo, Jombang. Mereka berorasi di tepi jalan sembari membentangkan poster-poster berisi kalimat keprihatinan mereka terhadap kasus pelecehan seksual yang marak terjadi di Jombang.
Ketua Kopri Cabang Jombang Imroatus Sholihah mengatakan aksi ini digelar menyusul kian maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di Kota Santri. Salah satunya kasus begal payudara.
"Kasus pembegalan payudara sering terjadi, hanya saja jarang yang diekspose. Kami ingin kasus seperti itu segera dituntaskan," kata Sholihah kepada wartawan di lokasi, Jumat (8/3/2019), seperti dilansir dari Detik.
Selain itu, lanjut Sholihah, pihaknya mendesak pemerintah memblokir total akses terhadap situs-situs porno. Menurut dia, masih adanya konten pornografi di internet menjadi racun bagi generasi muda. Sehingga pelaku pelecehan seksual terus bermunculan.
"Kepada Dinas Pendidikan Jombang harus memecat guru yang melakukan pelecehan maupun kekerasan seksual kepada siswa," terangnya.
Sholihah menjelaskan, kasus kekerasan dan pelecehan seksual kepada kaum hawa di Jombang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sepanjang 2017, dia mencatat terjadi 62 kasus kekerasan terhadap perempuan. Dengan rincian, 43 kasus kekerasan seksual dan 19 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Tahun 2018 meningkat menjadi 80 kasus, 52 kekerasan seksual dan 28 KDRT," ungkapnya.
Hasil penelusuran detikcom, terdapat 9 perempuan yang mengaku menjadi korban begal payudara. Pelecehan itu dilakukan pria mengendarai motor. Pelaku beraksi saat korban melintas seorang diri di jalan sepi, baik malam maupun siang hari.
Para korban enggan melapor ke polisi karena merasa tak mempunyai bukti. Ada juga yang mengaku takut untuk melapor. Polisi sendiri menyatakan sulit menjerat pelaku apabila tak ditunjang saksi mata yang melihat langsung pelecehan seksual tersebut. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :