JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo sebut kasus peluru nyasar ke komplek DPR tidak terkait dengan tindakan terorisme. Hal itu dia pastikan saat melihat rekonstruksi kasus yang digelar oleh Polda Metro Jaya di Lapangan Tembak, Jakarta.

Dia mengatakan demikian setelah melihat hasil rekonstruksi yang digelar Polda Metro Jaya di Lapangan Tembak, Senayan.

"Saya meyakini tidak ada unsur kesengajaan. Dari rekonstruksi hari ini membuktikan tidak ada unsur kesengajaan," ujar Bamsoet di lokasi rekonstruksi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

Bamsoet juga mengaku tidak menyalahkan sejumlah pihak yang mencoba memanas-manasi situasi dengan melontarkan pernyataan-pernyataan yang menyebut bahwa peluru nyasar di DPR adalah sitiuasi genting.

Ia pun mengingatkan kepada sejumlah pihak yang menggoreng isu peluru nyasar ini untuk tidak terus menerus membuat gaduh, apalagi dalam menghadapi tahun politik ini. Dia menjamin peluru nyasar itu semata akibat kelalaian.

Bamsoet memastikan situasi menjelang Pemilu 2019 mendatang aman dan akan mempercayakan kepada pihak kepolisian untuk menjaga keamanan.

"Sehingga berbagai spekulasi apakah diserang teroris atau segala macam itu bisa terpatahkan. Ini adalah kegiatan olahraga yang nyasar ke DPR. Jangan memperkeruh keadaan menjelang pesta politik 2019," tutur Bamsoet, dikutip cnn.

Sebelumnya, pihak Polda Metro Jaya telah melakukan rekonstruksi 25 adegan yang dilakukan tersangka dalam kasus peluru nyasar ke Gedung DPR.

Polisi menemukan enam peluru di lokasi berbeda di Gedung DPR. Hal itu terungkap berdasar hasil penyisiran di gedung DPR, Kamis (18/10) pagi.

Penyisiran Gedung DPR dipimpin Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu. Dari penyisiran itu pihaknya menemukan enam lokasi yang diduga menjadi arah tembakan peluru nyasar. Lokasi terakhir berada di Lantai 6 yang merupakan ruangan kerja anggota Fraksi PDIP Effendi Simbolon.

Sedangkan, lima ruangan lainnya adalah lantai 13 di ruangan 1313, lantai 16 ruangan 1601, lantai 10 ruangan 1008, lantai 9 ruangan 915, dan di lantai 20 ruang 2003. (*)