JAKARTA - Kemeriahan Hari Raya Idul Fitri telah berakhir sejak minggu lalu. Kini, saatnya kembali menjalankan aktivitas kerja seperti biasa. Terutama bagi anak sekolahan yang sudah kembali memasuki semester II 2017.
Pada tahun ini, perayaan Lebaran nyaris bersamaan waktunya dengan tahun ajaran baru anak sekolah. Mungkin ini memang bukan kebetulan. Tapi buat para orangtua, dua momentum yang datang nyaris bebarengan ini lumayan bikin mumet. Sebab, saat Lebaran saja sudah banyak uang yang berkurang untuk mudik dan bagi-bagi angpau kepada keponakan.
Tahun ajaran baru atau semester II yang dimulai sejak minggu lalu, membuat para orangtua mulai sibuk menyiapkan kebutuhan sekolah untuk anaknya. Mulai dari kebutuhan membeli seragam, buku, sepatu, dan tas yang membutuhkan biaya yang tak sedikit. Orangtua pun harus mulai memutar otak untuk menyisiasati agar keperluan sekolah anak tetap terpenuhi, namun isi kantong masih terjaga aman.
Perencana Keuangan Andi Nugroho mengatakan, agar keuangan tak membengkak hanya untuk membeli kebutuhan sekolah anak, sebaiknya disiasati dengan membeli barang yang bagus namun dengan harga yang tidak mahal tapi berkualitas.
"Beli sesuai kebutuhan saja. Belanja kebutuhan sekolah memang menjadi salah satu pengeluaran yang kerap membuat orangtua galau. Karena terkadang apa yang diinginkan dan direncanakan oleh orangtua tidak sejalan dengan keinginan si anak," ungkapnya dilansir Okezone.
"Orangtua inginnya melakukan penghematan, namun terkadang anak menolaknya. Maka jika uang yang dimiliki terbatas, maka tak perlu membeli baru semuanya," tambahnya.
Menurutnya, bagi orangtua yang hanya memiliki satu anak yang sekolah, mungkin tidak menjadi masalah. Namun bagi orangtua yang memiliki dua atau lebih anak sekolah, maka akan lebih memberatkan karena semakin banyak dana yang harus dikeluarkan. Maka tips yang harus dilakukan adalah memakai barang lama yang masih ada.
Selain itu, memang terkadang ada pihak sekolah yang memberikan batasan ataupun standarisasi tersendiri ataupun barang dan perlengkapan yang wajib dimiliki oleh anak didik. Sehingga jika orangtua tidak dapat menghindarinya, mau tak mau orangtua harus menghemat pengeluaran lainnya.
"Namun secara umum apabila tidak ada standarisasi yang dilakukan pihak sekolah, maka orangtua dapat mengakalinya dengan cara semisal memakai ulang barang-barang dan perlengkapan yang masih bisa dipakai semisal tas sekolah, perlengkapan belajar seperti buku, alat tulis, ataupun pakaian yang sebelumnya digunakan oleh sang kakak lalu diwariskan kepada adiknya," jelas dia.
"Namun memang orangtua perlu memberi pemahaman dan penyadaran kepada sang anak kenapa hal tersebut harus dilakukan, karena terkadang anak akan merasa malu apabila dia membandingkan dengan teman-temannya yang lain," tukasnya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :