JAKARTA-PT Pertamina (Persero) mengakui, stok bahan bakar minyak (BBM) nasional saat ini sangat tipis yakni hanya cukup untuk 16 hari. Namun penambahan stok satu hari, membebani perusahaan pelat merah ini karena harus mengeluarkan dana Rp 1 triliun.
"Kalau ada cuaca buruk, tanker Pertamina akrobat, pontang-panting untuk memenuhi kebutuhan BBM di seluruh pelosok Indonesia," kata Vice President Fuel Retail Marketing PT Pertamina, Afandi dalam diskusi "Stabilisasi Harga BBM untuk Menjamin Pertumbuhan Ekonomi" di Jakarta.
Dia mengatakan, minimnya stok BBM nasional membuat Pertamina harus siaga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah kondisi geografi Indonesia yang beragam dan sulit, bahkan harus memasok daerah terpencil. Diketahui, distribusi BBM melalui transportasi laut sangat rumit karena membawa ke pulau-pulau kecil dengan alur pelayaran dangkal. Begitu juga di darat, lokasinya tersebar dengan infrastruktur terbatas.
Afandi mengatakan, berdasarkan perhitungan, stok optimal BBM nasional di kisaran 15-17 hari. Penambahan stok untuk satu hari, membutuhkan dana Rp 1 triliun untuk mengimpor BBM dari Singapura. "Jika tiga hari, maka butuh dana Rp 3 triliun, itu uang mati tidak bisa diputar," kata Afandi.
Menurut Afandi, saat ini Pertamina menguasai sekitar 75 persen BBM non subsidi di Tanah Air, sisanya diperebutkan perusahaan swasta. Namun mereka tidak dibebankan harus menyiapkan stok. Untuk itu Pertamina berharap, seluruh perusahaan swasta yang menyalurkan BBM wajib menjaga stok untuk beberapa hari ke depan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro, sebelumnya mengakui jaringan distribusi BBM di Indonesia termasuk paling rumit di dunia. Beragam upaya dilakukan Pertamina dalam mendistribusikan energi ke pelosok negeri, tak terkecuali ujung timur Nusantara. Hal ini dilakukan melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas sarana sekaligus fasilitas, mulai dari darat, laut hingga udara.
"Nilai penghematan distribusi BBM dari peningkatan tata kelola arus minyak per Desember mencapai US$ 255,25 juta," katanya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :