Rupiah Anjlok, "Perekonomian Meroket" Ala Jokowi Dipertanyakan
Rabu, 20 Januari 2016 - 11:28:44 WIB
JAKARTA-Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perbankan dan Keuangan Rosan P. Roeslani mengatakan Indonesia harus belajar dari Cina dalam mengatasi gejolak ekonomi global.
Menurut Rosan, permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini kompleks, dari penurunan ekspor, meresotnya nilai Rupiah, hingga defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan.
Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, anjloknya nilai tukar rupiah yang hampir menembus angka Rp14.000 per dollar AS dengan ditutup diangka Rp 13.852 per dollar AS menjadi perhatian publik. Hal tersebut membuktikan jika di tahun 2016 perkonomian Indonesia masih terpuruk.
"Masyarakat heran dengan statement Jokowi yang mengatakan perekonomian Indonesia akan 'meroket'. Namun, nyatanya rupiah terus tertekan dan anjlok hampir tembus Rp14.000 per Dollar AS," tutur Panji, dalam pesan elektroniknya kepada halloriau.com.
Panji menilai, terpuruknya perekonomian Indonesia semakin menunjukkan bahwa pasar masih tidak menunjukkan kepercayaannya terhadap Pemerintah Jokowi-JK, terlebih lagi dampak aksi teror Bom Sarinah yang sempat berpengaruh besar.
"Sebab terbesar anjloknya nilai tukar rupiah adalah berada difaktor internal dan hal tersebut membuktikan jika fundamental perekonomian Indonesia masih buruk. Dan bukan tidak mungkin masyarakat kembali mempertanyakan kabar dan menagih janji Jokowi yang mengatakan perekonomian Indonesia akan 'meroket' dengan kencang," Tutup Panji.
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :