KEMENTERIAN Perdagangan dan berbagai pihak lainnya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI dalam upaya memantapkan sinergi dan kolaborasi dalam pemanfaatan Resi Gudang.
Pemanfaatan Resi Gudang di Indonesia diproyeksikan akan semakin tumbuh dalam beberapa waktu kedepan. Hal ini dikarenakan adanya sinergi terkait pemanfaatan Resi Gudang yang dilakukan KBI dengan beberapa pihak, diantaranya dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan PT Asia Sejahtera Mina.
"Upaya ini tentunya merupakan bagian dari peran kami sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang untuk terus meningkatkan pemanfaatan resi gudang. Dengan adanya sinergi ini, gudang-gudang yang dimiliki para anggota APRINDO kedepan diharapkan bisa menjadi gudang SRG, sehingga bisa menjangkau daerah-daerah yang menjadi sentra komoditas namun belum ada gudang SRG, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume barang yang diregistrasi ke Resi Gudang. Sebagai negara yang memiliki luas wilayah yang besar dan memiliki banyak komoditas, sudah selayaknya pemanfaatan Resi Gudang bisa tumbuh," ungkap Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), beberapa waktu lalu.
Sementara, Roy N Mandey, Ketua Umum APRINDO mengatakan, kedepan, harapannya anggota APRINDO tidak hanya menjadi off taker atau standing buyer, tapi juga menjadi pengelola gudang SRG.
Selain itu, bagi anggota APRINDO akan mendapatkan kepastian, pertama adalah ketersediaan produk, dan yang kedua adalah kestabilan harga. Hal ini tentunya akan didapatkan dengan melalui SRG. Kita tahu supplay chain untuk mendapatkan barang perlu beberapa layer.
Menurutnya, dengan menjadi pengelola gudang SRG, maka anggota APRINDO langsung bisa mendapatkan barang, dan pada akhirnya masyarakat akan mendapatkan harga yang lebih baik. Upaya bersama yang dilakukan Aprindo dan KBI ini adalah dalam muara untuk ketersediaan barang, kestabilan harga, dan berujung pada konsumsi.
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero)
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2020, jumlah Resi Gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari 8 komoditas dengan volume 9.593.717 kg senilai Rp 200,784 Miliar.
Sedangkan di tahun 2021, sepanjang semester I jumlah Resi Gudang yang telah diregistrasi mencapai 230 RG. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 49 % dibandingkan selama periode yang sama di tahun 2020, dimana Resi Gudang yang diregistrasi mencapai 154 RG.
Dari sisi jumlah komoditas, sepanjang semester I 2021, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 10 Komoditas. Sedangkan diperiode yang sama di tahun 2020, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 6 Komoditas.
Dari sisi volume barang, sepanjang semester I 2021 total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517.288 kg, atau meningkat sebesar 44 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 dimana tercatat sebanyak 3.823.248 Kg.
Sedangkan dari sisi nilai barang, sepanjang semester I 2021 total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang mencapai Rp 170,995 Miliar, meningkat 124 % dibandingkan semester I 2020 dimana nilai barang yang diresigundangkan mencapai Rp. 76,186 Miliar.
"Upaya peningkatan pemanfaatan Resi Gudang tentunya menjadi tugas bersama para pemangku kepentingan. Kami sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, kedepan akan terus melakukan sinergi dan aliansi dengan berbagai pihak, baik dengan sesame BUMN maupun pihak swasta. Melihat potensi yang ada, kami optimis kedepan pemanfaatan Resi Gudang akan terus tumbuh”, ungkap Fajar Wibhiyadi.
Resi Gudang Beras di Purwakarta
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mencatat adanya registrasi Resi Gudang beras untuk pertama kali dari Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Dalam catatan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), jumlah beras yang dimasukkan ke Sistem Resi Gudang kali ini sebanyak 60 ton, dengan nilai barang mencapai lebih dari Rp9 miliar.
Terkait adanya penerbitan resi gudang untuk komoditas beras perdana di Purwakarta ini, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang menyarankan petani / pemilik komoditas beras yang di resi gudangkan tersebut memanfaatkan Resi Gudangnya sebagai jaminan untuk mendapatkan pembiayaan.
"Adanya pemanfaatan Resi Gudang untuk komoditas beras di Purwakarta ini tentunya menjadi contoh bagi para petani dan pemilik komoditas di daerah lain, dimana saat produksi tinggi dan harga turun maka petani dan pemilik komoditas dapat menyimpan komoditasnya terlebih dahulu melalui Sistem Resi Gudang. Hal ini dikarenakan banyak manfaat yang bisa diperoleh para petani dan pemilik komoditas dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Tentunya tidak hanya untuk komoditas beras, tapi juga untuk komoditas lain yang telah diatur oleh pemerintah,” ujar Fajar Wibhiyadi.
Selain komoditas beras, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No 14 tahun 2021 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat disimpan dalam sistem resi gudang adalah Gabah, Jagung, Kopi, Kakao, Karet, Garam, Lada, Pala, Ikan, Bawang Merah Rotan, Kopra, The Rumput Laut, Gambir, Timah, Gula Putih Kristal, Kedelai serta Ayam Karkas Beku.
Terkait pemanfaatan Resi Gudang untuk komoditas beras, data PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menunjukkan dari awal tahun 2021 hingga saat ini, telah diregistrasikan sebanyak 16 Resi Gudang, dengan jumlah 1.136.000 Kg, dan nilai pembiayaan sebesar Rp 5.294.500.000. Sedangkan sepanjang tahun 2020, Resi Gudang Beras yang diregistrasikan di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebanyak 39 Resi Gudang dengan jumlah 2.460.300 Kg, dan nilai pembiayaan sebesar Rp22.967.550.000.
“Sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, kami akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para petani dan pemilik komoditas untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Karena dengan memanfaatkan instrumen ini, petani dan pemilik komoditas dapat menjaga stabilitas harga, dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi para petani dan pemilik komoditas. Selain itu, kami sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang juga terus mengembangkan sistem aplikasi registrasi yang memberikan kemudahan bagi para petani dan pemilik komoditas. Upaya mendorong pemanfaatan Sistem Resi Gudang ini tentunya juga sejalan dengan posisi kami sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki peran menjadi akselator ekonomi masyarakat," beber Fajar Wibhiyadi.
Resi Gudang Rumput Laut
Sementara Resi Gudang komoditas rumput laut, mulai menunjukkan gairah ditengah masyarakat. Instrumen yang merupakan dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang ini, kini mulai dikerjasamakan dari pemilik Resi Gudang dengan korporasi lain.
Hal tersebut yang dilakukan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) melalui anak usahanya yaitu PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (KPBI) dengan PT Asia Sejahtera Mina Tbk, dimana kedua korporasi ini melakukan kerjasama tentang Pembelian dan Penjualan Kembali (REPO) Resi Gudang.
Dalam kerjasama ini, KPBI melakukan pembelian atas Resi Gudang dari komoditas rumput laut yang dimiliki PT Asia Sejahtera Mina Tbk, dengan ketentuan akan dilakukan pembelian kembali dalam jangka waktu tertentu.
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia mengatakan, kerjasama yang dilakukan anak usaha KBI kali ini, tentu harus dilihat dari kacamata yang lebih besar, yaitu dalam upaya untuk meningkatkan ekosistem bisnis dalam Sistem Resi Gudang.
Apa yang dikerjasamakan ini, ada di sektor hilir dari Sistem Resi Gudang, dimana anak usaha KBI melakukan Pembelian dan Penjualan kembali dengan pemilik Resi Gudang.
"Harapan kami tentunya dengan adanya kerjasama ini akan menyerap di sektor hulu dari Sistem Resi Gudang yaitu para nelayan rumput laut, serta menjadi daya tarik dimana pemilik komoditas lain tergerak untuk menempatkan komoditasnya ke dalam Sistem Resi Gudang. Bagi nelayan rumput laut sendiri, Sistem Resi Gudang merupakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka, karena stabilitas harga akan terjaga," sebutnya.
"Kita lihat pertumbuhan resi gudang di Indonesia cukup baik, dan mekanisme REPO ini bisa dimanfaatkan oleh para pemilik Resi Gudang untuk mendapatkan pendaanaan atas Resi Gudang yang mereka miliki. Selain itu, kami sebagai induk usaha akan terus mendorong kinerja anak usaha, sehingga mampu menjadi salah satu engine growth yang mendukung lini bisnis utama kami di Induk usaha, yaitu di sektor Perdagangan Berjangka Komoditi, Pasar Fisik serta Sistem Resi Gudang,” jelasnya.
Dorong Masyarakat Manfaatkan SRG
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) saat ini terus mendorong dan melakukan sosialisasi terkait pemanfaatan Sistem Resi Gudang.
Updaya ini dilakukan untuk peningkatan nilai komoditas dan kesejahteraan petani serta pemilik komoditas.
Tjahya Widayanti, Kepala BAPPEBTI menyampaikan, pemanfaatan Sistem Resi Gudang di Indonesia ke depan sangat berpotensi untuk tumbuh. Hal ini mengingat luasnya wilayah Indonesia, yang memiliki banyak komoditas. Sayangnya sampai dengan saat ini, masih banyak masyarakat khususnya para petani, nelayan, maupun pemilik komoditas belum memanfaatkan instrumen ini secara maksimal.
Padahal dengan memanfaatkan Resi Gudang, nilai komoditas akan meningkat, dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkat perekonomian para pemilik komoditas tersebut. Untuk itu, Bappebti sebagai Regulator, terus melakukan sosialisasi terkait manfaat Resi Gudang ini bagi petani dan pemilik komoditas.
Tjahya Widayanti menambahkan, Sistem Resi Gudang sesungguhnya adalah solusi yang sangat menguntungkan bagi petani karena diterapkan untuk menyimpan hasil pertaniannya, dengan adanya SRG petani dapat menunda penjualanya saat harga jatuh, serta kemudian menjualnya pada saat harga baik. Dalam skala yang lebih luas, SRG diharapkan dapat menjadi instrumen dalam menjaga kestabilan harga komoditas, mendukung tata niaga komoditas dan pemenuhan komoditas pangan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau di tingkat masyarakat.
Fajar Wibhiyadi mengatakan, dalam hal pemanfaatan Sistem Resi Gudang, peran KBI tidak hanya sebatas sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang semata. Namun lebih dari itu, sebagai Badan Usaha Milik Negara, KBI mengemban tugas untuk berperan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Untuk itu, selain sebagai lembaga administratif sebagai pusat registrasi, KBI juga terus melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan Sistem Resi Gudang bersama dengan para pemangku kepentingan yang lain. Kami optimis, kedepan pemanfaatan sistem resi gudang akan tumbuh, selain karena luas wilayah Indonesia yang besar dengan segala komoditasnya, masyarakat dan para pelaku usaha juga sudah mulai melirik SRG sebagai instrument yang menguntungkan. Sebagai contoh, dua komoditas yang terakhir teregistrasi di KBI adalag Timah dan Ikan, yang selama ini belum pernah memanfaatkan SRG, padahal Indonesia kaya akan timah juga dengan potensi ikan laut.
Di era saat ini, dimana teknologi informasi telah masuk ke segala bidang, pemanfaatan Sistem Resi Gudang juga tidak lepas dari teknologi. Untuk hal tersebut, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) pun telah menyiapkan aplikasi teknologi terkait Sistem Resi Gudang ini.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, sebagai antisipasi teknologi yang semakin maju, Saat ini PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), telah menerapkan aplikasi untuk supporting Sistem Resi Gudang, yaitu dengan Aplikasi ISWARE. Dengan aplikasi ini, Pemilik komoditas yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia dapat dengan mudah mendaftarkan komoditasnya kedalam Sistem Resi Gudang untuk dapat diterbitkan dokumen Resi Gudang secara realtime dan relatif cepat. Sehingga pemilik komoditas dapat segera melakukan kegiatan penjaminan atau Perdagangan agar nilai dari komoditas tersebut dapat termanfaatkan secara maksimal.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :