PEKANBARU - Bank Indonesia (BI) prediksi pertumbuhan ekonomi Riau akan terkoreksi (turun) akibat wabah corona (covid-19). Perkiraan angka penurunan ekonomi Riau sebesar 0,6 persen. Sehingga diprediksi pertumbuhan ekonomi Riau hanya 2,3 persen, dari terget pertumbuhan ekonomi Riau yang sebesar 2,9 persen sampai akhir tahun ini (2020).
Kepala BI Perwakilan Riau, Decymus menyebutkan bahwa estimasi angka tersebut didapat jika pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya tidak berbuat apa-apa. Dengan kata lain, berbagai stimulus ekonomi yang sudah diterapkan pemerintah diharapkan mampu menekan pertumbuhan ekonomi daerah agar tidak menyentuh 0,6 persen.
Dijelaskan Decymus, ada tiga komoditi ekspor yang dominan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Riau terkoreksi turun. Pertama, sektor migas.
"Sejak dulu pertumbuhan ekonomi Riau sangat bergantung dengan ekspor migas. Sementara, seperti yang kita lihat, harga minyak dunia juga ikut anjlok di tengah pendemi corona," ucapnya, Senin (20/4/2020).
Menurutnya, masalah ini memang sulit untuk diatasi, mengingat beberapa sektor lain yang dijadikan Pemda untuk mengangkat perekonomian, belum tumbuh secara baik. Artinya migas masih akan tetap memberikan andil besar terhadap perkiraan turunnya perekonomian daerah akibat corona.
Kemudian yang kedua, komoditi yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Riau yakni perkebunan. Ekpor Crude Palm Oil (CPO) dan karet juga mengalami hambatan di tengah wabah COVID-19. Sementara sektor ini cukup memberikan pengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Menurut data BI, sekitar 52% masyarakat Riau menggantungkan perekonomiannya kepada perkebunan kelapa sawit. Sementara, jika kegiatan ekspor CPO terganggu, maka akan sangat berdampak terhadap harga sawit masyarakat.
"Selain sawit, karet juga merupakan komoditi ekspor Riau yang juga akan terganggu. Sedangkan masyarakat Riau lebih banyak menggantungkan perekonomiannya kepada sektor ini. Efeknya pasti turunnya daya beli," terangnya.
Dan untuk sektor ketiga, yakni perdagangan. Perdagangan juga akan berkontribusi cukup besar terhadap penurunan ekonomi Riau di tahun ini. Aktivitas perdagangan sejak awal wabah ini melanda, yang paling merasakan dampaknya.
"Orang-orang yang berusaha sudah mulai tutup dan transportasi angkutan barang jadi terbatas, yang paling terasa, orang mengurangi kegiatan belanja mereka karena lebih banyak berdiam diri di rumah, sesuai dengan imbauan pemerintah yaitu di rumah aja," sebutnya lagi.
Dijelaskannya, di Pekanbaru saja mal sudah ada yang tutup. Sementara pusat perbelanjaan lainnya memilih untuk mempersingkat jam operasionalnya. Selain itu pengunjung juga sepi, sehingga sangat mungkin kegiatan perdagangan juga ikut lesu.
"Bahkan, pasar Wisata (Pasar Bawah) Pekanbaru, tampak tak lagi bergairah. Parkiran mobil dan motor tampak tidak seramai hari biasanya. Di pasar ini memang kegiatan jual beli sudah merosot sejak beberapa tahun terakhir. Tapi semakin parah dengan adanya wabah corona (covid-19)," tuturnya.
Penulis : Rivo Wijaya
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :