JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 5 persen. Menurutnya pertumbuhan itu terjadi akibat gejolak ekonomi global, termasuk mewabahnya virus corona ke Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi saya rasa Indonesia akan koreksi yang tadinya 5 persen lebih, (jadi) 4 lebih, tapi 4 persen masih bagus loh kalau kita lihat negara-negara lain," kata Erick di Jakarta, seperti ditulis Kamis (5/3/2020).
Dia mengatakan, perlambatan ekonomi pasti terjadi. Bahkan tak hanya di Indonesia, di negara-negara lain pun demikian. Menurutnya, sektor perdagangan saat ini yang paling terancam akibat terjadinya perang dagang, ditambah meluasnya virus asal China.
"Apakah yang namanya perang dagang ataupun hari ini yang dibilang corona virus juga suka tidak suka dihadapi," kata dia, dikutip merdeka.
Erick melanjutkan, meski pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan merosot namun masih lebih baik jika dibandingkan negara-negara lain. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga pernah jatuh pada krisis 1998.
Tak hanya itu, bahkan pada 2006 sampai dengan 2008 ekonomi Indonesia juga dalam keadaan tertekan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa pulih dan berada stagnan di kisaran 5 persen hingga sekarang.
Ekonomi Dunia Melambat Seperti Krisis Keuangan 2008
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini akan menjadi 2,8 persen akibat meluasnya virus corona. Angka ini lebih rendah dari perkiraan International Monetary Fund (IMF) yang sebesar 3,3 persen di tahun ini.
"Dengan terjangkitnya virus corona pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan melambat menjadi 2,8 persen dan pertumbuhan ini akan sama atau seperti terjadi pada tahun 2008 2009 dimana terjadi krisis keuangan global," kata Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Senin (2/3).
Sri Mulyani mengatakan, memburuknya kondisi perekonomian global tentu akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, untuk meminimalisir dampak tersebut pemerintah akan terus melakukan berbagai bauran kebijakan bersama otoritas moneter baik di OJK dan di sektor riil.
"Ini dilakukan untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia," imbuh dia.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :