PEKANBARU - Wabah virus corona tipe baru di China mengguncang dunia. Sejauh ini wabah virus mematikan itu belum mengganggu investasi di Provinsi Riau.
"Insya Allah iklim investasi di Riau belum terganggu wabah virus corona. Kita juga terus bekerja agar investasi di Riau tetap baik," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Riau, Evarevita kepada halloriau.com melalui telepon seluler, Sabtu (8/2/2020).
Eva mengakui saat ini Riau tengah menjalin komunikasi terkait rencana investasi dengan China. Menurutnya, jika tidak ada aral melintang, perwakilan pemerintah China juga akan berkunjung ke Riau pada Mei atau Juni mendatang. "Nanti kita lihat perkembangannya," tuturnya.
Wabah virus corona, menurut Eva, juga tak mengganggu promosi potensi investasi. Ia menegaskan, promosi tak harus bepergian ke luar negeri. "Sejauh kini kita juga tak punya agenda ke luar negeri. Kita terus membangun jaringan," ucapnya.
Berdasarkan data DPMPTSP Riau, realisasi investasi untuk periode Triwulan IV (Oktober-Desember) tahun 2019 mencapai Rp9,13 triliun, meningkat sebesar 43,34 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 (Rp6,37 triliun). Capaian investasi periode ini berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 26.265 orang sehingga secara total tahun 2019 menyerap 61.455 orang.
Selama Triwulan IV tahun 2019 realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp5,17 triliun (naik 3,84 persen) dan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp3,96 triliun (naik 185,12 persen) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Selama periode Triwulan IV tahun 2019 realisasi investasi di Riau sebesar Rp9,13 triliun, berdasarkan lokasi DPMPTSP Riau mencatat kabupaten/kota lima besar kontributor penyumbang investasi (PMDN dan PMA) adalah Kabupaten Pelalawan (Rp3,133 triliun atau 34,31 persen); Kabupaten Bengkalis (Rp2,059 triliun atau 22,56 persen); Kota Dumai (Rp1,496 triliun atau 16,39 persen); Kabupaten Indragiri Hulu (Rp0,705 triliun atau 7,72 persen); dan Kabupaten Kampar (Rp0,522 triliun atau 5,73 persen).
Peningkatan realisasi investasi yang signifikan merupakan hasil dari upaya dan kolaborasi antara pemerintah dan pemerintah daerah yang tidak hanya berusaha mencari investasi baru, namun juga melakukan pengawalan dan penyelesaian permasalahan atas investasi yang sudah ada sebelumnya .
Lima negara asal PMA terbesar Triwulan IV tahun 2019, adalah Singapura US$ 241,61 juta atau 91,56 persen; Malaysia (US$ 8,21 juta atau 3,11 persen); Belanda (US$ 3,93 juta atau 1,49 persen); Jepang (US$ 2,72 juta atau 1,03 persen); dan Amerika Serikat (US$ 2,39 juta atau 0,91persen).
Realisasi investasi (PMDN dan PMA) periode Triwulan IV tahun 2019 berdasarkan sektor usaha (lima besar) adalah: Industri Kimia dan Farmasi (Rp3,21 triliun atau 35,14 persen); Konstruksi (Rp2,96 triliun atau 32,44 persen); Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan (Rp1,08 triliun atau 11,83 persen); Industri Makanan (Rp647,73 milyar atau 7,09 persen); dan Listrik, Gas dan Air (Rp309,29 milyar atau 3,39 persen).
Kumulasi realisasi investasi PMA dan PMDN periode Januari-Desember tahun 2019 mencapai Rp41,80 triliun (dari target realisasi investasi tahun 2019 sebesar Rp24 triliun, telah tercapai 174,17 persen), terdiri atas realisasi investasi PMDN sebesar Rp26,292 triliun, menempatkan Provinsi Riau pada peringkat empat secara nasional dan realisasi invesatasi PMA sebesar US$ 1,034 miliar atau setara dengan Rp15,510 triliun menjadikan Provinsi Riau berada pada posisi ketujuh sebagai penyumbang investasi PMA secara nasional.
Berdasarkan lokasi DPMPTSP Riau mencatat kabupaten/kota lima besar kontributor penyumbang investasi (PMDN dan PMA) selama periode Januari-Desember tahun 2019 adalah Kabupaten Pelalawan (Rp19,045 triliun atau 45,56 persen); Kabupaten Bengkalis (Rp6,694 triliun atau 16,01 persen); Kota Dumai (Rp5,937 triliun atau 14,20 persen); Kabupaten Indragiri Hulu (Rp2,592 triliun atau 6,20 persen); serta Kabupaten Kampar (Rp2,043 triliun atau 4,89 persen).
DPMPTSP Riau mencatat capaian realisasi investasi asing periode Januari-Desember 2019 sebesar US$ 1,034 miliar atau setara dengan Rp15,510 triliun. Adapun lima besar negara asal PMA yang berkontribusi dalam investasi asing adalah Singapura (US$ 616,83 juta atau 59,65 persen); Seychells (US$ 153,32 juta atau 14,83 persen); Malaysia (US$ 125,49 atau 12,14 persen); Amerika Serikat (US$ 116,10 juta atau 11,23 persen); dan Belanda (US$ 10,97 juta atau1,06 persen).
Sedangkan Lima sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar untuk periode Januari-Desember 2019, antara lain Industri Kimia dan Farmasi (Rp7,28 triliun atau 17,41 persen); Kehutanan (Rp7,12 triliun atau 17.02 persen); Konstruksi (Rp6,95 triliun atau 16,63 persen); Industri Makanan (Rp5,45 triliun atau 13,04 persen); serta Industri Kertas dan Percetakan (Rp4,66 triliun atau 11,15 persen).
Penulis: Fajar W
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
