PEKANBARU - Setiap tahun, majalah bisnis dan finansial asal Amerika Serikat merilis daftar orang-orang terkaya di Indonesia. Tahun 2019, nama-nama yang tercatat dalam data tersebut tidak banyak berubah.
Para pengusaha tersebut adalah-orang-orang sukses yang menjalankan bisnis rokok, tekstil, properti, pertambangan hingga pertanian dan perkebunan. Berikut ini adalah daftar 10 orang terkaya Indonesia tahun 2019.
Martua Sitorus
Martua Sitorus mendirikan Wilmar bersama Kuok Khoon Hong pada 1991. Selain Wilmar, ia juga mengelola perusahaan properti Gamaland dan industri kelapa sawit lainnya, Gama Plantation.
Kekayaan Martua Sitorus diperkirakan sebesar US$ 1,7 miliar (Rp 24,2 triliun). Pundi-pundi uangnya tentu berasal dari Wilmar. Berdasarkan situs CNBC Indonesia, total remunerasi Direktur Non Eksekutif Wilmar mencapai S$8,36 juta setahun (sekitar Rp 88 miliar). Pendapatan tersebut terdiri dari bonus S$ 8 juta (Rp 82 miliar), gaji pokok S$ 103.260 (Rp 1, 05 miliar), fee S$ 60.000 (Rp 615 juta), dan amortisasi opsi saham S$ 192.500 (Rp 1,9 miliar).
Theodore Permadi Rachmat memulai karier sebagai seorang sales di perusahaan milik pamannya, PT Astra. Dia fokus pada penjualan alat-alat berat dan berhasil menunjukkan prestasi kerja yang baik. Theodore kemudian dipromosikan menjadi Presiden Direktur Utama di Astra Internasional tahun 1984. Di bawah kepemimpinannya, anak usaha Astra bertambah hingga menjadi 235 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor.
Selain sukses di Astra, Theodore juga mendirikan perusahaan tambang Adaro Energy bersama sepupunya Edwin Soeryadjaya. Ia juga membangun grup bisnis Triputra Group, perusahaan yang bergerak di berbagai macam sektor bisnis, mulai dari agribisnis, hingga dana pensiun. Kini kekayaan Theodore sudah mencapai US$1,8 miliar atau sekitar Rp25,2 triliun.
Mochtar Riady
Mochtar Riady adalah pendiri Lippo Group, perusahaan dengan nilai pendapatan US$ 8 miliar (Rp 114 triliun). Usaha Lippo Group meliputi real estate, ritel, perawatan kesehatan, media dan pendidikan.
Pada 2018, saham Lippo jatuh karena skandal dugaan suap terkait dengan proyek Meikarta. Menurut catatan Okezone, kekayaan Mochtar Riady pun mengalami penurunan dari US$ 3 miliar (Rp 42,7 triliun) menjadi US$ 2,3 miliar (Rp 32,7 triliun).
Low Tuck Kwong
Low Tuck Kwong adalah pengusaha batubara Kalimantan yang merupakan pendiri Bayan Resources. Pria kelahiran Singapura ini telah menjadi Warga Negara Indonesia sejak 1992. Low menjadi salah satu orang terkaya Indonesia dengan nilai kekayaan sekitar US$ 2,4 miliar (Rp 34,2 triliun). Kekayaannya terutama bersumber dari Bayan Resources yang nilai sahamnya terus naik.
Selain Bayan Resources, Low mengendalikan perusahaan pelayaran Singapura, Manhattan Resources. Ia juga merupakan orang penting di The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric. Selain itu, Low juga terlibat dalam pembangunan sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia dan Malaysia.
Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu memulai usaha sendiri dengan membeli CV Pacific Lumber Coy yang sedang kesulitan keuangan. Ia mengganti nama CV dengan PT Barito Pacific Timber dan membangunnya menjadi perusahaan kayu yang stabil hingga bisa go public pada 1993. Pada 2007, Ia mengubah nama perusahaan lagi menjadi PT Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayu. Prajogo pun mengembangkan usaha Barito Group dengan merambah bidang petrokimia, minyak sawit mentah, dan properti.
Barito Pacific lalu mengakuisisi perusahaan petrokimia, Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Setelah Chandra Asri pun merger dengan Tri Polyta Indonesia, kini Chandra Asri Petrochemical menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia. Berkat usahanya, Prajogo telah memiliki kekayaan senilai US$ 3,5 miliar (Rp 49,9 triliun).
Chairul Tanjung
Chairul Tanjung adalah oendiri CT Corp yang membawahi beberapa anak anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan jaringan supermarket. Nilai kekayaannya mencapai US$3,8 miliar atau setara dengan Rp 54,36 triliun.
Selain kekayaan yang bersumber dari berbagai bisnis, Chairul juga memiliki aset bernilai miliaran rupiah. Ia memiliki tanah dan bangunan di berbagai wilayah Jakarta, Bogor, hingga Sungapura. Dia juga memiliki kendaraan mewah dengan harga di atas Rp 10 miliar. Chairul juga menyimpan harta dalam bentuk logam mulia, surat berharga dan giro.
Dato Sri Tahir
Dato Sri Tahir adalah pengusaha asal Surabaya yang bergerak di bidang perbankan, jaringan rumah sakit, properti dan tekstil. Ia mendirikan PT Bank Mayapada Internasional Tbk sekitar 25 tahun lalu, dan mempunyai PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk yang menjadi operator Rumah Sakit Mayapada. Ia juga memiliki usaha properti PT Propertindo Mulia Investama Tbk yang mengerjakan proyek The Kahyangan, Simprug Signature, The Grand Maja dan Tanjung Layar Beach Front City. Dari seluruh usahanya tersebut, Tahir mendapat kekayaan yang tercatat mencapai US$ 4,6 miliar (Rp 65,5 triliun).
Selain terkenal kaya, Tahir juga diketahui sebagai orang yang dermawan. Ia sering menyumbang untuk berbagai daerah di Indonesia yang terkena bencana. Bahkan, ia juga memberi bantuan ke berbagai daerah konflik di dunia seperti Myanmar, Suriah, dan Palestina. Tidak hanya mengirim uang, Tahir pun menyempatkan diri untuk mengunjungi pengungsi.
Sri Prakash Lohia
Sri Prakash Lohia mendirikan Indorama Synthetics, perusahaan produsen benang pintal di Jawa Barat pada 1976. Modal pendirian perusahaannya sekitar US$ 10 juta. Sepanjang perjalanannya, Ia mendiversifikasi usaha Indorama dengan memproduksi polyethylene terephthalate (PET) untuk pembuatan botol plastik minuman. Ia pun berinvestasi pada industri petrokimia di Afrika.
Kini, Sri Prakash terlibat dalam pengelolaan berbagai perusahaan di 19 negara. Ia pun meraup pendapatan lebih dari US$ 10 miliar per tahun. Sebagai orang terkaya ketiga Indonesia, hartanya diperkirakan mencapai US$ 7,3 miliar (Rp 104 triliun).
Hartono Bersaudara
Pemilik Djarum Group, Hartono bersaudara masih menjadi orang terkaya Indonesia. Robert Budi Hartono memiliki kekayaan senilai US$ 18,6 miliar atau setara dengan Rp 226,07 triliun. Sementara kekayaan Michael Hartono sebesar US$18,5 miliar atau sekitar Rp 264,64 triliun. Kekayaan Hartono bersaudara masing-masing mengalami peningkatan sekitar US$ 2 miliar dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, dua per tiga kekayaan mereka bersumber dari PT Bank Central Asia. Sebagaimana diketahui, Hartono bersaudara menguasai saham BBCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan sebanyak 54,94 persen. Selain itu, mereka juga memiliki merk produk elektronik Polytron dan sejumlah real estate.
Dari orang-orang terkaya Indonesia, kita bisa belajar bahwa usaha, kerja keras, kepiawaian mengelola bisnis, dan kejelian melihat peluang akan membawa pada kesuksesan. Mereka yang memulai bisnis dari nol menunjukkan usaha keras yang tidak membohongi hasil. Sementara orang-orang yang mendapat warisan perusahaan pun bisa membuktikan diri belajar keras, mandiri dan sukses. *
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :