Ada Temuan di Proyek DPAL 2013, Rekanan Diminta Bayar Rp3,8 Miliar
Selasa, 21 Februari 2017 - 12:43:42 WIB
DUMAI - Hasil Audit BPKP Riau, ada temuan pada pelaksanaan pekerjaan proyek DPAL (Dokumen Pelaksana Anggaran Lanjutan) tahun 2013 di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Dumai.
Data yang berhasil dirangkum www.halloriau.com besaran temuan BPKP RI sebesar Rp 2,6 Miliar lebih. Ditambah pajak PPN 10 persen dan PPH 3 persen jumlahnya sebesar Rp 1,2 Miliar. Jadi total yang harus dibayarkan rekanan ke khas daerah sebesar Rp 3,8 Miliar lebih.
Pekerjaan yang masuk dalam DPAL (Dokumen Pelaksana Anggaran Lanjutan) 2013 diantaranya pekerjaan Peningkatan Jalan Simpang Pulai-Bulu Hala, Pekerjaan Peningkatan Jalan M. Soleh, Pekerjaan Pembangunan Drainase Penanggulangan Banjir di jalan Sultan Syarif Kasim Dumai, Pekerjaan Pembangunan Drainase Penanggulangan Banjir di jalan Sultan Hasanuddin Dumai, Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Drainase Penanggulangan Banjir di jalan Sultan Syarif Kasim Dumai, Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Drainase Penanggulangan Banjir di jalan Sultan Hasanuddin Dumai dan pekerjaan lainnya.
Kepala Bagian Hukum Setdako Dumai, Handayani mengaku sudah menghubungi penerima kuasa rekanan yaitu Bpk Edi Azmi Rozali agar segera menyetor hasil audit BPKP RI dan Pajak ke kas daerah.
"Kami sudah menghubungi rekanan melalui penerima kuasa yaitu bapak Edi Azmi Rozali agar segera menyetorkan temuan BPKP RI dan Pajak ke kas daerah," ujarnya, Senin (20/2/2017).
Menurut Handayani, pembayaran proyek DPAL mengacu putusan Pengadilan Negeri (PN) Dumai Nomor 37/PDT/2014/PN.DUM. "Pembayaran sudah kita lakulan pada pertengahan Desember 2016 lalu menggunakan APBD Perubahan 2016," tambahnya.
Dijelaskan Handayani, berdasarkan putusan PN, Pemko Dumai diminta membayarkan sisa tagihan rekanan sebesar Rp 17 Miliar. Artinya putusan sudah inkrah atau memiliki kekuatan hukum. Sehingga Pemko Dumai menganggarkannya di APBD Perubahan 2016.
"Namun kita tetap memegang prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari, maka dari itu Pemko Dumai membentuk tim dan Pembayaran dilakukan setelah mendapat Legal Opinion (LO) dari Kejaksaan Negeri Dumai," ungkapnya.
Sebelum di bayarkan, Pemerintah juga telah membuat kesepakatan bersama penerima kuasa rekanan yaitu saudara Edi Azmi Rozali. Isi kesepakatan diantaranya rekanan wajib membayar temuan hasil audit BPKP Riau. Pasalnya dalam audit yang dilakukan BPKP Riau ada temuan pada pekerjaan TA 2013. Dalam perjanjian tujuh hari setelah pencairan penerima kuasa harus menyetorkan temuan BPKP RI beserta Pajak. Namun sampai hari ini penerima kuasa belum menyetorkannya.
"Termasuk PPN 10 persen dan PPH 3 persen," tegasnya.
Terpisah, Edi Azmi Rozali selaku penerima kuasa, membenarkan pihaknya belum membayarkan uang tersebut ke kas daerah dengan alasan putusan pengadilan tidak disebutkan terkait audit BPKP Riau dan pajak PPN dan PPH.
"Audit BPKP Riau dan Pajak tidak disebutkan dalam putusan PN. Dalam putusan hanya disebutkan kewajiban Pemko Dumai membayar sisa pekerjaan ditambah denda 5 persen," kata Edi Azmi Rozali.
Lanjutnya, di Desember 2016 setelah menerima pembayaran dari Pemko Dumai kami langsung menyurati BPKP RI untuk mempertanyakan apakah setelah ada putusan PN kami tetap membayar audit BPKP Riau, kami juga menyurati Dirjen Pajak, sampai hari ini belum ada jawabannya.
"Kami taat hukum, begitu surat kami di balas, apapun keputusannya akan kami laksanakan," katanya.
"Jika ada suray dari Dirjen Pajak maupun BPKP Riau yang memerintahkan untuk membayar maka akan segera kami bayarkan. Karena kami tidak ingin ada dua putusan yang saling bertentangan," pungkasnya.
Penulis : Bambang P
Editor : Unik Susanti
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :