Sosialisasi Bulan Imunisasi Anak Nasional, Bengkalis Masuk Tahap I
Rabu, 25 Mei 2022 - 11:53:19 WIB
 |
Kegiatan BIAN Kabupaten Bengkalis. |
BENGKALIS - Dinas Kesehatan (Diskes) Bengkalis menggelar kegiatan sosialisasi sekaligus pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Pelaksanaan BIAN dibagi dalam 2 tahap dimana Kabupaten Bengkalis masuk dalam tahap I dimulai bulan Mei 2022.
Selain Sumatera, Propinsi lainnya yang masuk tahap I adalah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sedangkan untuk tahap II, berlangsung pada Agustus 2022 untuk wilayah Jawa dan Bali.
BIAN ini sendiri dilakukan dalam rangka meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak. Hal ini disebabkan saat pandemi Covid-19 terjadi penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap.
Kepala Diskes Bengkalis melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Bengkalis, Irawadi mengatakan, berdasarkan data rutin terbaru Kemenkes RI, cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi Covid-19, dari 84,2 persen tahun 2020 menjadi 79,6 persen tahun 2021.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan ini, antara lain gangguan rantai pasokan imunisasi, aturan pembatasan kegiatan dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang menyebabkan penghentian sebagian layanan imunisasi pada puncak pandemi Covid-19.
"Kemudian sebagian orangtua juga ada yang enggan membawa anak ke fasilitas kesehatan karena takut tertular Covid-19," ujarnya saat acara Sosialisasi BIAN tingkat Kabupaten Bengkalis, pekan lalu.
Secara umum, sambung Irawadi, penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap ini juga terjadi di Bengkalis. Namun, penurunannya belum sampai berdampak pada terjadinya peningkatan kasus penyakit.
"Alhamdulillah, untuk Kabupaten Bengkalis berdasarkan data yang kita miliki, penurunan cakupan ini belum berdampak pada peningkatan kasus," ujarnya.

Namun demikian, Irawadi mewanti-wanti tidak mustahil peningkatan kasus akan terjadi seperti di beberapa daerah lain di Jawa. Untuk itu, dirinya mengimbau kepada seluruh pihak untuk turut menyukseskan kegiatan BIAN ini.
Pemerintah, kata Irawadi, telah menyiapkan pedoman pelaksanaan BIAN dan petugas kesehatan yang terlatih untuk memastikan bahwa keluarga dapat dengan aman membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi.
"Sekali lagi saya mengimbau, khususnya orangtua anak untuk memastikan jadwal imunisasi anak tepat waktu," imbaunya.
Adapun imunisasi yang akan diberikan selama periode BIAN adalah imunisasi tambahan berupa satu dosis imunisasi campak-rubella akan diberikan terlepas dari status imunisasi sebelumnya sesuai target berdasarkan rekomendasi yang ditetapkan untuk masing-masing wilayah.
Kemudian imunisasi kejar (OPV, IPV dan DPT-HB-Hib) akan diberikan untuk melengkapi status imunisasi anak usia kurang dari 5 tahun.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, Irawadi merincikan, pihaknya melibatkan peserta dari Kepala UPT Puskesmas se-Kabupaten Bengkalis, pengelola program Puskesmas se-Kabupaten Bengkalis, perwakilan TP-PKK Kabupaten Bengkalis, perwakilan Disdik Kabupaten Bengkalis dan perwakilan Kemenag Bengkalis.
Sedangkan untuk narasumber, menghadirkan Yufrizal Putra-UNICEF Indonesia (consultant), dr Siska Handayani (Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Riau) serta Linda (Pengelola Program Imunisasi Provinsi Riau).
Sementara itu, Yufrizal Putra dalam pemaparannya mengatakan, mayoritas wilayah Indonesia berisiko tinggi terjadi penularan virus campak dan polio yang telah terjadi peningkatan kasus signifikan di awal tahun 2022. Kemudian kasus difteri yang dilaporkan semakin meningkat dan sudah 20 provinsi yang melaporkan di tahun 2022.
"Bila situasi ini dibiarkan, maka penularan penyakit akan semakin meluas. Resiko bagi Indonesia adalah gagal mencapai target eliminasi campak-rubella pada tahun 2023, gagal mempertahankan Indonesia Bebas Polio yang telah dicapai sejak 2014," terangnya.
"Menjadimperhatian dunia internasional bila sampai ditemukan satu saja kasus polio. Kemudian, peningkatan kasus dan KLB dapat menjadi beban ganda di tengah pandemi yang belum selesai," bebernya.
BIAN menurut Yufrizal, merupakan solusi dalam upaya mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi. Melalui BIAN maka akan bermanfaat dalam hal menghentikan transmisi virus campak-rubella setempat (indigenous) di semua kabupaten/kota se-Indonesia pada tahun 2023 dan mendapatkan sertifikasi eliminasi campak-rubella/CRS pada tahun 2026 dari SEARO.
Kemudian mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan eradikasi polio global pada tahun 2026 serta mengendalikan penyakit difteri dan pertusis.(infotorial)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :